(Sembilan belas)

3.1K 316 3
                                    

Gavin langsung mendobrak pintu itu , seketika pintu itu terbuka.

Gavin terkejut banyaknya dokter dan perawat yang berada didalam,dia juga melihat ada dua orang yang terbaring disana, satunya perempuan yang sudah dibuka dadanya dan satu lagi Dion yang masih menutup mata.

"Apa yang kau lakukan!"

"Gavin!"

Vanno terkejut melihat Gavin berada disini , dari mana Gavin tahu tempat ini.

"Apa yang kau lakukan disini sialan!"teriak Vanno ,dia memandang kearah dokter yang mulai membedah Viona,"kalian lanjutkan!"perintahnya pada dokter itu.

Sedangkan dokter itu hanya menatap bingung , mereka segera melanjutkan pekerjaan mereka.

"Hentikan! Apa yang lain lakukan!"Gavin langsung mendorong orang yang akan menyentuh Dion.

"Kau apa apaan ha! Kenapa kau menghentikan mereka!"Vanno berjalan mendekati Gavin.

"Kau yang gila ! Apa kau mau membunuh Dion!"

"Dia adikku! Itu terserah ku dan bukan urusanmu!"

Gavin menatap Vanno tidak percaya jadi jika Dion adalah adiknya maka dia bisa membunuh Dion dengan sesuka hatinya.

"Kalian lanjutkan!"

Bugh

Gavin langsung memukul rahang Vanno,dia sudah terpancing sekarang.

"Kau ini kenapa ha! Apa kau sudah gila!"

"Bukan urusanmu! Kau ingin mati?"Vanno langsung menendang Gavin .

Dengan cepat Gavin mundur .

Anka yang melihat perkelahian Gavin dan Vanno pun langsung masuk kedalam,dia berjalan kearah dokter yang akan membedah Dion.

Anka memukul mukul tubuh belakang dokter itu membuat dokter itu menghentikan aktivitas nya.

"Om jangan jangan ! Jangan apa apakan Dion!"Anka menarik narik jas dokter yang berada didepannya membuat dokter itu melepaskan peralatan bedahnya.

"Awas anak kecil! Kau menghalangi pekerjaan ku!"Dokter itu dengan santainya mendorong Anka sampai terjatuh.

"Cio bisa buat dokter ini pingsan atau apa ,gua ngak mungkin lawan mereka dengan tubuh kecil ini."Ucap Anka yang sudah tidak bisa melakukan apa apa.

"Bisa tuan ,20 poin."seketika semua perawat yang ada disana langsung jatuh pingsan.

"Dion! Dion! "Anka langsung menggoyangkan badan Dion ,dia mencoba membangunkan Dion."Dion bangun!"

"Cio gimana ni ? Dion nggak bangun juga"bingung Anka.

"Sebentar tuan."Cio langsung membuat Dion tersadar.

Dion dengan perlahan lahan sadar dia melihat sekelilingnya dan langsung duduk.

"Dimana?"dia melihat kesamping disana ada Evan ," Kita ada dimana ? Tadi bang Vanno bawa Dion ,kenapa aku ada disini?"tanyanya dengan bingung.

Dion melihat kesamping nya dan membolakan matanya,di melihat ada seorang wanita dengan dada yang terbuka, arrggg epan! Liat liat."Tunjuk Dion pada wanita itu.

Anka melihat sekilas,dia langsung menarik tangan Dion,"ayo Dion kita harus pergi sebelum bang Vanno bunuh kamu!"

"Apa? Bunuh?"

Evan menghantuk yakin,"kamu bohong! Nggak mungkin bang Vanno mau bunuh aku!"Dion mendorong Evan dengan kuat.

Evan langsung terjatuh, epan nggak bohong"Evan kembali bangun,"ayo."mencoba menarik tangan Dion.

Time Traveler ManDär berättelser lever. Upptäck nu