(Dua belas)

3.2K 368 20
                                    

Vanno langsung membawa Dion kedalam mobil diikuti oleh Gavin.

"Bertahanlah bertahanlah Dion tidak boleh kenapa napa ya"Vanno masuk kemobil dengan cepat.

Mobil melaju dengan cepat , Vanno tidak henti hentinya melihat kearah Dion yang membuat mobil itu oleng.

"Menyetir dengan benar bang ,bukan kita yang menyelamatkan Dion tapi kita yang akan terbunuh!"Ucap Gavin tegas ,dia tidak mau jika mati karena Vanno.

Vanno langsung menatap tajam Gavin yang membicarakan tentang kata bunuh,"Kau mau mati ! Dion tidak akan terbunuh!"

Gavin cengo dengan apa yang diucapkan oleh Vanno,dia sama sekali tidak mengucapkan Dion yang akan terbunuh,dan sikap Vanno sangat aneh ,dia seperti sangat gugup dengan keringat dingin yang mengalir didahinya.

Dengan kecepatan mobil yang sangat tinggi , mobil mereka sampai dirumah sakit tak sampai beberapa menit.

Vanno Keluar dari mobil dan langsung mengambil Dion dari Gavin.

"Cepat periksa adikku!"Teriak Vanno membuat seluruh mata memandang kearahnya.

"Apa yang kalian lihat ha?! Cepat!"

Para tenaga medis langsung tersadar dari lamunan mereka , mereka langsung mempercepat gerakan untuk memeriksa Dion.

Vanno juga ikut masuk keruangan itu.

Dokter dengan cepat memeriksa Dion ,dia juga sesekali melirik Vanno yang terus saja tidak berhenti mengumamkan sesuatu.

" Bagaimana keadaannya? "

"Tu-an muda Dion hanya pingsan saja tuan ,mungkin karena kekurangan oksigen."Jelasnya dengan agak takut.

"Bagaimana kau menyebutkan nya hanya pingsan! Apa kau buta tidak melihat ada tanda memerah dilehernya ha!"Teriak Vanno memegang kerah dokter itu.

Dokter itu meneguk ludahnya dengan kasar,dia sangat takut sekarang,"Ta-pi tuan..."

Bugh

Vanno meninju wajah dokter itu membuat dokter itu terjatuh kelantai,"aku tidak mau tahu ! Kakaknya harus memeriksa seluruh tubuh Dion!"Vanno memandang seluruh petugas medis dengan tajam."kalau tidak.. "tiba tiba Vanno mengeluarkan pistolnya dan mengarahkan nya pada mereka semua dan membuat seluruh perawat dan dokter terkejut, mereka takut akan ditembak oleh Vanno.

"Bang Vanno ! Apa yang kau lakukan! Bagaimana mereka bisa memeriksa Dion jika kau melakukan itu!"Geram Gavin yang sudah emosi melihat Vanno ini semakin menjadi jadi.

Vanno langsung memandang kearah Gavin."Kau tidak usah ikut campur !"

Gavin terdiam,dia sebenarnya sayang dengan Dion , makanya dia ingin pergi mengikuti Vanno kesini.

Dia juga tahu dari dulu Vanno selalu saja begini jika Dion terluka dan lain sebagainya.

Gavin hanya melihat Vanno dan setelah itu dia keluar dari ruangan ,dia tidak mau Vanno akan bertambah emosi dan membuat kerusuhan.

Handphone Gavin berbunyi singkat   menandakan adanya pesan yang masuk,dia mengambil handphonenya dan melihat isi pesan itu, wajahnya menjadi datar,Gavin melihat sekilas ruangan Dion dan setelah itu dia pergi dari sana.

***

Di sekolah tempat Anka berada,dia sekarang tengah berada di UKS bersama Varo dan Vino.

"Ab-ang  ayo kita lihat Dion "Evan dari tadi terus saja merengek ingin melihat Dion, padahal Varo sudah mengatakan tidak.

"Tidak baby ,dia telah membuat mu terluka,kau lihat ini,jadi jangan menemuinya!"tegas Vino yang sudah jengah dengan permintaan Evan .

"Tapi Abang.."

"Sudah dan jangan membantah!"Varo dengan pelan mengobati pipi Evan yang terkena pukulan dan cubitan dari Dion.

"Gimana ni Cio ,apa Dion baik baik aja?"Tanya anka dengan cemas.

"Sistem akan mencari tahu tuan."Cio memulai mencari informasi Dion,"sepertinya dia baik baik saja tuan."

Anka yang mendengar itu menghela nafas ,"Bagus kalo gitu."Anka memikirkan sesuatu hingga dahinya mengernyit itu membuat heran bagi Varo dan Vino.

"Kenapa baby apa yang kau pikirkan?"Varo mengusap pelan dahi Evan .

"Abang mau daddy" permintaan dari Evan membuat kembar terdiam,jika Xevar tahu bahwa Evan terluka begini maka mereka akan mendapatkan hukuman, mereka telah berjanji akan mengawasi Evan tapi malah membiarkan Evan terluka oleh Dion.

"Baiklah tunggu sebentar."Varo dengan cepat mengobati pipi Evan.

Dokter yang ada disamping mereka hanya terdiam,dia tidak diperbolehkan menyentuh Evan ,jadi kenapa dia di panggil?

Vino dengan cepat mengendong Evan dan keluar dari ruangan UKS diikuti Varo.

Vino mempererat Evan dalam pelukannya,dia merasakan sepertinya akan terjadi sesuatu.

Mereka dengan cepat berjalan kearah mobil.

Evan mengelus pelan wajah Vino yang babak belur ,kasihan sekali wajah tampan ini di lukis dengan luka.

Vino melihat Evan ,dia melihat mata Evan berair bisa pastikan Evan sangat sedih melihat nya seperti ini.

"Ini bukan salah baby ok,dan jangan menangis ,Abang tidak suka."Vino mengelus lembut pipi yang basah itu.

"I-ya."

"Tuan tidak apa apa?"Cio melihat jika tuannya ini sepertinya memikirkan sesuatu.

"Ngak tahu Cio ,keq nya gua ngerasa ada sesuatu gitu."Entah kenapa ada perasaan mengganjal dalam hatinya.

Tiba tiba mobil yang ditumpangi mereka ditabrak oleh mobil lainnya.

"Apa yang terjadi!"Varo melihat jika mobil mereka sudah dikepung dari kiri dan kanan serta belakang.

"Abang ini kenapa?"Panik Evan ,mobil mereka sepertinya dipaksa untuk berhenti.

"Tenang baby ,Kau cepatlah cari jalan lain!"Vino menatap Varo .

"Sialan! Siapa yang melakukan ini!"Vanno dengan cepat menginjak pedal gas dan dengan cepat menghindari mobil mobil yang terus saja menabraknya.

"Abang takut!"

Vino memeluk Evan dengan erat dia mengelus punggung Evan agar tenang,"tenang baby ."

Mobil yang dibelakang mobil mereka mundur dan kemudian dengan cepat melaju menabrak mobil yang ditumpangi oleh Evan.

Brak

Abang!

Aaaa!

Mobil itu itu terbalik dan berguling guling kedepan ,dan berhenti setelah menabrak pohon.

Mobil itu remuk dan sedikit hancur.

Didalam mobil ,Wajah kembar sudah terluka karena pecahan kaca ,Vino senantiasa memeluk Evan .

Dengan kesadaran yang amat tipis Varo dan Vino mencoba keluar dari mobil dengan menggeret badan mereka.

Vino mencoba keluar dengan membawa Evan agar tidak terkena pecahan kaca.

"Ba-by sadar! Ba-by!"Vino menepuk pelan pipi Evan yang sudah tidak sadarkan diri.

Vino tidak sengaja melihat jika tangannya ada darah ,dai pun langsung membalikkan badan Evan dan ternyata punggung Evan terkena pecahan kaca ,"Ba-by !  Tidak tidak uhuk "

Vino mencoba menggelengkan kepalanya,dia merasakan pusing , ternyata kepalanya terkena pecahan kaca.

Tiba tiba orang berpakaian hitam datang kearah Vino.

Mereka mencoba mengambil Evan.

"Ap-a ya-ng k-au lak-ukan ,ja-ngan "

Vino mencoba mengambil Evan tapi dengan cepat orang itu menendang kepala Vino membuat dia menjadi pusing.

Sedangkan Varo  yang terluka cukup parah dia sudah di tendang oleh orang orang itu membuat dia pingsan .

"Jan-gan Jan-gan"dengan mata yang memburam Vino samar samar melihat jika mereka membawa Evan kedalam mobil dan setelah itu dia menutup  matanya.

Time Traveler ManWhere stories live. Discover now