Bab.37

4.8K 429 10
                                    

Setelah kejadian Maxime menyuruh mereka membersihkan diri dulu sebelum bertemu Anka, dengan terpaksa akhirnya mereka menurutinya dan pulang kemansion masing masing dan setelahnya mereka pergi kerumah sakit kembali.

Mereka berpikir kenapa tidak pulang dulu sebelum bertemu Anka ,jika begini jadinya sia sia.

Sekarang mereka sedang berada diruangan Anka ,Anka sekarang tengah disuapi makan oleh Al .

"Em udah Abang rasanya mual"tolak Anka dengan raut wajah seakan ingin muntah ketika akan disuapi oleh Al kembali.

"Tapi baby ini belum habis, sekali lagi ya."

Anka menggelengkan kepalanya tanda tidak mau"Ngak Abang rasanya mau muntah"

Al akhirnya pasrah ketika melihat babynya itu akan mengeluarkan kembali makanan didalam mulutnya."Baiklah ,ini minum dulu"

"Aduh nyeri banget dada gua,ni juga kenapa rasanya kalau nelen makanan pait gimana gitu,beda kalau di bawah alam sadar sama cio, makanannya enak, nyesel gua minta Cio cuma 5% naikin kesehatannya , rasanya masih sakit."batin Anka yang merasakan dadanya yang terasa nyeri itu, memang sangat nyeri dan perih ,ketika dia bergerak sedikit maka akan terasa nyut-nyutan.

Al yang melihat raut wajah Anka yang berubah-ubah pun menjadi khawatir"baby kenapa ? Ada yang sakit?"tanya Al panik.

Mereka yang disana mendegarkan perkataan Al pun merespon khawatir.

"Kenapa baby ada yang sakit?"tanya El.

"Ya cil ,kasi tau aja kalo ada yang sakit"saut Dani.

"Pencet aja tuh tombol yang ada disitu"tunjuk Devan kearah tombol itu.

Sky juga menyauti"Kenapa ? Bilang aja !"

Anka menatap mereka dengan aneh,dia saja tidak mengucapkan apa apa pada mereka , kenapa mereka ini memberikannya pertanyaan secara bersamaan.

Anka menggelengkan kepalanya pelan"ngak Abang,Anka ngak sakit kok"jawab Anka menyakinkan mereka.

"Yang benar baby ,jika sakit katakan saja "saut Al yang masih khawatir dengan Anka .

Mereka mengangguk setuju.

Anka memberikan jawaban yang meyakinkan untuk mereka"Ngak abang ,cuma rasanya perih dikit aja,kheeh" sedikit tersenyum kepada mereka,jika dia tidak apa apa.

Mereka semua menghela nafas lega, mereka tahu akan kondisi Anka yang sedikit merasakan nyeri pada dadanya dan itu adalah hal yang wajar setelah operasi.

"Baiklah,tapi lain kali jika merasakan sakit bilang ya"ucap El sambil mengelus rambut Anka.

Devan dan Dani merasa sedikit merinding mendengar kembar dan Sky berbicara lembut pada Anka ,ini bukan yang pertama kalinya bagi mereka tapi tetap saja mereka belum terbiasa oleh situasi ini.

"Ya cil ,cepat sembuh ,kita kangen sekolah bareng bocil gemes "celetuk Dani

"Betul betul betul "saut Devan menirukan suara tokoh kartun asal Malaysia tersebut.

Anka reflek tertawa pelam mendengar suara  Devan yang menirukan suara tokoh itu "Ahah abang lucu"

Mereka sedikit merasa senang melihat Anka yang tertawa seperti itu,itu akhirnya Anka sudah pulih sedikit demi sedikit.

Sedangkan Devan dibilang lucu merasa malu dengan telinga yang memerah.

Untuk Jevan dia sedang pergi sebentar dan memberikan waktu bagi anak dan teman-teman anaknya untuk menjenguk babynya dengan syarat harus menjaga Anka dengan baik.

Dan disetujui oleh mereka semua dan berjanji bahwa Anka tidak akan kenapa-napa jika bersama mereka dan Jevan pun menyetujuinya karena dia juga sudah lama tidak pergi ke perusahaan,Sean mengabarinya jika perusahaan sedikit ada kendala dan harus diselesaikan dirinya,jadi dia akan pergi dan kembali lebih cepat.

Sedangkan Maxime dia juga sama ,Felix mengabari  perusahaannya diluar negeri sedikit bermasalah jadi dia akan mengurusnya sebentar ,tidak sampai keluar negeri ,hanya saja dia akan membahasnya dengan Felix di perusahaan yang berada  disini.

***

Sementara di sebuah ruangan latihan yang luas,Cahaya redup dari lampu  yang tergantung di langit-langit memberikan efek mencekam diruangan itu, terdapat seorang pria tengah latihan bersama bodyguard bodyguardnya.

Dia dengan cepat menghindari serangan mereka dan memberikan serangan balik pada mereka. Dia menggunakan  pukulan dan tendangan yang terarah dengan sempurna kearah bodyguard bodyguard itu.

Keringat mulai mengalir di wajahnya, tetapi dia tetap fokus pada setiap gerakan yang dilakukan.

Bodyguard bodyguard itu berusaha menyerangnya dari berbagai arah ,karena mereka telah diintruksikan oleh tuannya untuk menyerangnya tanpa memikirkan bahwa dia merupakan tuan mereka,jadi para bodyguard itu tidak takut untuk menyerang tuannya.

Dia mencoba tetap tenang dan fokus. Dia menggunakan gerakan yang cepat dan menghindari serangan mereka dan memberikan serangan balik yang lebih mematikan.

Dalam sekejap, satu per satu dari beberapa  orang itu terjatuh ke lantai, tak berdaya. Dia berhasil mengalahkan mereka semua.

Dia memandang bodyguardnya dengan tatapan datar"latihan lagi supaya kalian lebih kuat"ucapannya pada bodyguard bodyguard yang terkapar dilantai.

"Baik tuan"jawab mereka serentak.

Dia meninggalkan ruangan itu dan ingin membersihkan diri.

Setelah selesai ,dia berdiri di tepi balkon kamarnya, merasakan angin sejuk yang menyapu wajahnya. Cahaya matahari sore mulai memancar, menciptakan warna-warna indah di langit. Pemandangan hutan yang luas dan hijau membentang di bawahnya, dengan pepohonan tinggi yang menjulang ke langit.

Sambil menatap ke kejauhan,dia merenungkan tentang seseorang yang selalu dirindukan akhir-akhir ini.

Orang itu adalah Xavier ,yang sedang merasa kesepian,dia merasa bahwa semenjak kedatangan Anka dalam hidupnya, hidupnya jauh lebih berwarna,dia sudah menganggap Anka sebagai anaknya sendiri,entahlah dia sangat menyayangi Anka ,saat Jevan mengantarkan Anka pada ruangannya ,dia sudah merasa tertarik dengan Anka ,ada rasa tersendiri didalam hatinya, memikirkan Anka membuat dia ingin cepat- cepat menemuinya.

"Baby ,papa sangat rindu,papa akan menemui nanti apapun caranya"matanya menatap kedepan dengan pandangan yang sulit diartikan.

Tetapi ada satu hal lagi yang membuatnya bingung"kenapa tidak ada informasi mengenai siapa yang mendonorkan darah pada Anka?"Xavier mengerutkan keningnya,"apa mungkin yang mendonorkan darah anka juga merupakan yang memiliki akses sepertiku?"lanjutnya,"aku harus cepat menyelidiki ini sebelum baby dalam keadaan berbahaya lagi."

***

Disisi lain ,diruang keluarga yang luas dan elegan di dalam sebuah mansion mewah, sebuah keluarga tengah berkumpul tetapi tidak ada yang berbicara satu sama lain, mereka asik dengan dunianya sendiri dan membuat televisi yang menampilkan sebuah film   tidak dilihat oleh mereka sama sekali.

"Dad kapan kita akan mengambil baby ?" Tanya tiba tiba seorang remaja pria setelah meletakkan handphonenya.

Pria yang dipanggil daddy itu menghentikan aktivitasnya yang sedang mengotak-atik ipad nya dan melihat kearah siapa yang berbicara. Dia tersenyum tipis"Bagaimana jika besok malam ?"tanyanya dengan menyeringai.

"Ya dad ,aku sudah lama tidak bertemu dengan baby,lebih cepat lebih baik"

"Itu karena kau tidak memberi tahu kami tentang bocah imut itu"sinis perempuan itu kepada adiknya.

Remaja laki-laki itu memutar matanya "Aku hanya tidak mau kalian tahu saja"

"Dan sekarang sudah tahu,tapi sudah ditangan orang lain dan meminta bantuan dari daddy supaya membantumu!"

Remaja laki-laki itu tercekat mendegar perkataan yang perempuan itu ucapkan,"terserahku!"jawabnya ketus.

Sedangkan pria yang berada disofa lainnya tidak berminat mendegar percakapan adik-adiknya, tetapi didalam pikirannya berkata lain.

"Tidak apa apa sayang, kita akan mengambilya dengan mudah"ucap seorang wanita dengan mengelus rambut anak perempuannya.

"Ya ini mudah"saut pria yang dipanggil daddy itu dengan menyeringai.

Time Traveler ManWhere stories live. Discover now