(Empat belas)

2.8K 336 19
                                    

Di suatu ruangan yang gelap dan dingin, dengan suasana di dalam ruangan terasa menyeramkan.

Cahaya redup dari lampu yang hampir mati hanya cukup untuk menerangi sedikit area di ruangan itu.

Didalamnya ada seseorang yang digantung terbalik dengan luka dipunggung nya yang masih mengalir darah,wajahnya terlihat pucat .

Suara langkah kaki yang samar terdengar di kejauhan ,tak lama pintu pun terbuka menampilkan seorang pria yang membawa minuman alkohol ditangannya  .

Pria itu melihat anak didepannya ini dengan raut wajah emosi,dia langsung menyiram alkohol itu pada wajah anak itu.

"Bangun !"

"Bangun sialan!"

"Bangun Evan!"Teriaknya hingga menggema diruangan itu.

Evan masih saja belum membuka matanya membuat dia murka .

Plak

Plak

Argghh

Berkali-kali dia menampar wajah itu membuat Evan sedikit membuka matanya,dia merasakan sakit pada seluruh tubuhnya.

Evan langsung membolakan matanya melihat orang didepannya ini.

"Pa-pa "dia memandang takut kearah orang yang dipanggil papa itu.

Edgar tertawa ketika melihat jika Evan sudah bangun."Oh bagus kau sudah sadar hm ? Ini berarti aku bisa membunuh mu dengan perlahan-lahan."dia menyeringai.

"Sa-kit papa tolo-ngin epan "Evan menangis mengangkat kedua tangannya agar bisa menggapai Edgar.

Tali yang mengantung Evan itu berayun-ayun membuat Evan pusing,"Pa-pa tolon-gin ep-an ,maa-fin epa-n ,tolon-g lep-as  "

"Apa? Tolong? "Edgar tertawa terbahak-bahak mendengar permintaan dari Evan ,"aku susah susah menangkap mu dari dia dan kau mau meminta tolong padaku! Itu tidak akan terjadi."

"Pa-pa tolon-gin ep-an uhuk pu-sing perih."Evan memegang kepalanya dengan susah payah dia juga merasakan perih akibat alkohol yang terkena pada lukanya.

"Tidak ! Kau harus mati Evan karena kau telah membunuh Luna."Edgar langsung mengambil cambuk yaang berada di meja .

Dia langsung mencambuk Evan dengan kuat.

Ctar...

Aaargg

Sa-kit!!

Edgar tidak berhenti mencambuk tubuh Evan sampai tubuh itu terluka.

"Beraninya kau membuat lunaku mati! Kau harus bertanggung jawab Evan ! Kau harus mati!"

Bugh

Argg

Uhuk uhuk

Edgar menendang dada Evan sampai tali itu ikut berayun kebelakang seperti ayunan.

"Sa-kit am-pun Pa-pa tolon-gin daddy tolongin epan."Evan berteriak kesakitan dengan memegang dadanya,dia menangis memandang Edgar dengan memelas.

"Kau seharusnya tidak ada Evan ! Kau seharusnya tidak pernah ada ! Kau pembawa sial ! "

Bugh

Argg uhuk uhk ueek

Edgar menendang perut Evan hingga membuat cairan dari perut Evan keluar.

"Sa-kit am-pun jan-gan am-pun"Evan memohon dengan kedua tangannya ,dia menangis sejadinya.

"Aaargg mati kau Evan ! Mati karena kau pembawa sial , kembalikan Luna ku!"

"Tuan anda tidak apa apa?"Cio panik melihat Anka yang sudah ingin sekarat .

Time Traveler ManWhere stories live. Discover now