Bab 69

5K 202 9
                                    

Dengan hati yang takut dan gelisah, Lica dengan buru-buru keluar dari mobilnya. Dan berjalan ke arah sebuah tempat dengan wajah yang panik.

'Om Aksa.' Hanya sebuah kata itu saja yang selalu keluar dari bibir mungilnya.

Saat sampai di depan sebuah ruangan yang bercat putih, air mata Lica langsung mengalir membasahi pipinya. Saat melihat sekujur tubuh Aksara terpasang selang oksigen, dan wajahnya yang juga penuh dengan perban. Dan dia juga bisa melihat, bagaimana usaha dokter dan suster di dalam ruangan itu, untuk menyelematkan hidupnya.

"Ba--bangun, om! Om Aksa!"

"Lica!" Lica berbalik badan saat melihat papa mertuanya menatapnya dengan tatapan sendu, dan juga rindu.

"Papa!" Dengan gesit Lica berlari dan memeluk Gama dengan erat, karna jujur dari hatinya yang paling dalam. Dia sangat merindukan Gama dan yang lainnya.

"K--kenapa, Om Aksa ... kek gitu, Pa?!" Gama bungkam mendengar suara putus asa, dari mantu kesayangannya itu.

Gama pun menceritakan semuanya dari awal, saat dimana Lica yang langsung pergi bersama Bian. Aksara pun langsung menelpon anak buahnya, untuk langsung menyiapkan dia tiket untuk pulang ke Indonesia. Tapi naasnya, saat mengendarai mobil, Aksara tidak berhati-hati hingga membuatnya tertabrak oleh mobil lain dari arah yang berlawanan.

Lica yang mendengar itu semua menjadi merasa bersalah, akibat kecelakaan yang dialami oleh Aksara. Terjadi karena dirinya.

"Lica yang salah, Pa! Lica!" Lica berteriak histeris saat melihat keadaan Aksara yang sangat parah.

"Gak, Nak! Kendalikan diri kamu, ini bukan salah kamu." Gama mencoba menenangkan Lica yang masih histeris.

"Lica egois, Pa! Lica egois, kalau bukan karna Lica? Pasti, ini semua gak terjadi!"

Gama sebenarnya sama hancurnya dengan Lica, tapi dia mencoba tenang untuk membuat Lica tidak terlalu panik dengan apa yang terjadi. Dan dia juga yakin, jika Ayana tau semua hal ini, pasti yang disalahkannya adalah Tia. Karna Ayana sangat membenci Tia, lebih dari apa pun.

"Tenang kan dulu diri kamu, Lica, kita berdoa untuk keselamatan Aksara! Semakin kamu panik, maka semakin sulit untuk kamu yakin Aksara bakal siuman." Lica hanya diam mendengar apa yang dikatakan oleh Gama, tapi tiba-tiba dia mengingat suatu hal yang membuatnya dan Aksara menjadi hancur.

"Istri Om Aksa, mana? Kenapa dia gak liat om? Apa dia gak peduli sama om?" tanya Lica dengan tatapan kosongnya.

Gama mengerutkan keningnya, dan mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh Lica. Hingga akhirnya, Gama paham bahwa yang dimaksud oleh Lica adalah Sella.

"Istri Aksara hanya kamu! Bahkan kalian masih ada ikatan sah antara suami istri! Gak ada istri Aksara yang lain, selain kamu Lica!" Mendengar itu Lica hanya bisa terkekeh miris, karna dia yakin, bahwa Gama hanya memberikan kata penenang buatnya.

"Lica cuma butuh kejujuran, Pa! Lica gak butuh yang lain, jujur aja sama Lica! Aksara ada istri lain, 'kan? Karna Lica juga tau, Aksara udah punya anak dari wanita lain." Lica langsung memalingkan wajahnya, saat mengatakan hal yang begitu menyakiti perasaannya.

Gama sebenarnya, dapat merasakan apa yang dipikirkan oleh Lica. Tapi Gama meyakinkan dirinya, untuk harus membuat Lica yakin bahwa Aksara tidak punya anak dari wanita lain.

"Kamu harus tau satu hal, tapi terserah kamu mau percaya atau tidak! Tapi Aksara, tidak punya istri lain, selain kamu! Dan anak? Itu bukan anak, Aksara! Tapi anak laki-laki lain!" Lica menggelengkan kepalanya dengan tidak percaya, dengan apa yang dikatakan oleh Gama.

"Hahaha ... Papa pasti bohong, 'kan? Papa pasti buat alasan? Yang membuat aku harus percaya dengan Aksara! Karna gimana pun juga? Aksara itu anak, Papa!"

"Gak, Lica! Om Gama gak bohong! Aksara gak pernah nikah selain sama lo! Dan dia gak pernah punya anak dari wanita lain! Gue punya buktinya!" Lica berbalik badan saat melihat Bian yang datang dengan napas yang terengah-engah sambil memegang sebuah berkas ditangannya.

"A--apa?" Lica mencoba menahan bobot tubuhnya, dan melihat ke arah balik ruangan Aksara dengan perasaan yang hancur.

"Om Aksa!" Tiba-tiba dokter keluar dari ruangan Aksara dengan ekspresi yang tak enak dipandang.

"How is my husband doing, Doc? He's fine, right?" Dengan sisa tenaganya, Lica mencoba memberanikan diri untuk bertanya pada dokter itu.

"Sorry everyone, we couldn't save the patient!"

Deg!

Rasanya dunia Lica hancur saat itu juga, dia langsung mendorong dokter itu, dan masuk ke dalam untuk melihat Aksara yang wajahnya sudah ditutupi oleh kain putih.

"Om Aksa! Bangun Om, Lica di sini! Maafin Lica!" Lica menggenggam tangan Aksara dengan kuat, bahkan air matanya jatuh mengenai pipi Aksara.

"Lica gak mau dengerin penjelasan, Om! Ini semua salah Lica! Jangan tinggalin Lica, Om! Kia masih butuh seorang daddy! Om Aksa, bangun Om!" Dengan histeris Lica memeluk jasad Aksara, bahkan Gama dan Bian dapat melihat itu semua dan merasakan apa yang dirasakan oleh Lica.

Bagaimana Bian bisa mendapatkan berkas itu? Penyebabnya adalah, saat sibuk mencari Lica di Apartemen Aksara, tiba-tiba Bian melihat sebuah berkas yang ada di meja kerja Aksara. Hingga membuatnya nekat untuk membukanya, dan menemukan sebuah fakta, yang membuat Lica bisa kembali lagi dengan Aksara. Dan dia juga dapat kabar dari anak buahnya, bahwa Lica berada di rumah sakit, hingga membuat Bian langsung buru-buru pergi ke rumah sakit untuk menemui Lica.

'Bangun, Aksara! Lica dan Kia butuh lo!'

"Sorry ma'am, the patient must be buried immediately!" ucap perawat itu, sambil mencoba menenangkan Lica.

"No! My husband is still alive, you can't do anything like that! Surely you are lying, right? My husband is still alive!" teriak Lica dengan histeris.

Bian yang melihat itu semua, mencoba menenangkan Lica, dan meminta perawat itu untuk keluar. Dan akhirnya, perawat itu keluar, dan meninggalkan mereka bertiga saja.

"Lo harus ikhlas, Lic! Lo gak boleh gini, tenangin diri lo! Biarin Aksara pergi dengan tenang, ikhlasin dia!"

"Gak! Dia masih hidup! Jangan ada yang bilang hal itu! Om Aksara masih hidup!" Lica memeluk Aksara dengan erat, dan berdoa semoga ada sebuah keajaiban yang terjadi.

"Lica!"

"Gak, Bian! Pergi lo! Biarin gue di sini!"

"Tapi Lic---"

"L--lica ...."

Deg!

Tbc

Istri Kecil Tuan Aksara (End) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant