Bab 12

7.6K 301 1
                                    


"Dewa? Itu kamu?!" teriak seseorang itu yang tiba-tiba berlari memeluk Aksara dengan erat, bahkan bukan Aksara saja yang terkejut, tapi Lica juga. Lica terdiam saat melihat seorang perempuan tiba-tiba memeluk Aksara.

"Aku rindu banget sama kamu, Dewa," ucap perempuan itu dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya.

"Dia siapa, Om Aksa?" Aksara menatap ke arah Lica yang menatapnya dengan tatapan yang kecewa.

Aksara melepaskan pelukan perempuan itu dengan tatapan yang dingin.

"Jangan sentuh saya!" tekan Aksara dengan emosi.

"Kamu kenapa gini, Dewa? Aku rindu sama kamu!"

"Dan siapa perempuan ini? Kenapa manggil kamu, Om Aksa?" tanya balik perempuan itu sambil menatap tajam ke arah Lica.

"Aku yang seharusnya nanya! Kamu siapa? Dia siapa, Om Aksa?" Lica benar-benar kecewa saat melihat Aksara dipeluk oleh perempuan lain.

"Dewa, dia siap---"

"DIAM! KAMU DIAM, SELLA!" teriak Aksara dengan emosi.

"Kamu bentak aku, Dewa?" tanya Sella tak percaya saat Aksara membentaknya.

"Diam! Nama saya, Aksara! Bukan Dewa!" Aksara langsung berjalan ke arah Lica dan menarik tangannya meninggalkan Sella yang menatap tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

'Siapa dia, Dewa?'

Saat sampai di mobil, Lica hanya diam bahkan tak membuka suara sedikit pun hingga membuat Aksara merasa bersalah.

"Lica kam---"

"Dia siapa, Om?" tanya Lica dengan tatapan yang datar.

"Dia bukan siapa-siapa!" ucap Aksara dengan tegas.

"Terus kenapa dia manggil Om, Dewa? Dan meluk Om dengan erat?"

"Jangan bahas dia!"

"Kenapa jangan bahas dia? Om ada hubungan apa sama dia!" tekan Lica dengan tatapan yang begitu menyakitkan.

"Sudah saya bilang jangan bahas dia! Dia bukan siapa-siapa!" ucap Aksara dengan tegas.

"Jujur, Om! Dia siapa!"

"LICA!"

Lica terdiam saat Aksara membentaknya, hanya karna perempuan itu.

Lica terkekeh kecil, namun tak menutupi sakit yang ada di dalam hatinya saat Aksara membentaknya.

"Lica, m--maaf saya kelepasan," ucap Aksara dengan merasa bersalah sudah membentak Lica.

"Lica, saya---"

"Sudah, Om! Kita pulang aja, Lica capek." Lica membuang mukanya ke samping jendela mobil dan air matanya pun mengalir membasahi pipi mulusnya.

Aksara menghela napas dalam-dalam saat mendengar isak tangis dari Lica.

Dia pun tak jadi mengendarai mobilnya dan menarik Lica ke dalam pelukannya,  dengan perasaan yang bersalah.

"Maaf, saya kelepasan!" ucap Aksara sambil memeluk Lica dengan erat, sedangkan Lica terdiam dengan air mata yang mengalir dan bertanya-tanya dalam hati siapa perempuan itu.

'Dia siapa, Om?'

Tbc

Istri Kecil Tuan Aksara (End) Where stories live. Discover now