Bab 25

6.6K 213 0
                                    


Ayana mematung di tempat saat ada yang menyaut ucapannya. Saat berbalik badan dia melihat Gama yang menatapnya dengan dingin dan melirik ke arah Aksara yang hanya diam tanpa ada ucapan yang keluar dari mulutnya.

Gama berjalan ke arah Ayana dan menatapnya dengan dalam seolah meminta penjelasan.

"Apa yang terjadi? Kenapa gak kasih tau sama aku? Jawab!" Ayana menundukkan kepalanya saat Gama menatapnya dengan dingin.

"K--kamu udah pulang, Mas? Bukannya, kamu ada meeting di luar Kota?" tanya Ayana dengan gugup.

Gama terkekeh sinis saat Ayana mengalihkan pertanyaannya.

"Apa yang terjadi, Ayana?!"

"PAPA!" Gama dan Ayana sama-sama terdiam saat Aksara membentak mereka dengan mata yang berkaca-kaca, hingga membuat Gama dan Ayana menjadi merasa bersalah melihat keterpurukan Aksara.

"Apa kalian gak bisa diam, hah! Oma lagi koma! Tapi kalian malah ribut!" sentak Aksara dengan emosi hingga membuat Ayana dan Gama terdiam.

"Arghhh!" Aksara langsung pergi dari hadapan Gama dan juga Ayana dan saat ingin mengejar Aksara tangan Ayana ditahan oleh Gama, untuk jangan mengejar Aksara biar kan dia menenangkan dirinya dulu.

"Biar kan dia! Jangan buat dia semakin terpuruk!" Ayana menangis saat melihat keterpurukan anaknya sama seperti dulu saat Aksara kehilangan seseorang.

'Mama gak kuat liat nasib kamu, nak!'

Aksara berjalan ke arah parkiran dia melihat jamnya sudah menunjukkan pukul pulang sekolah, hingga dia mencoba menenangkan diri karna dia ingin menjemput Lica dari sekolah, karna bagaimana mana pun itu tetap tugasnya untuk menjadi suami yang baik bagi Lica.

***

"Lica!" Lica melihat Bian berlari ke arahnya lalu tersenyum tipis dan membuat Lica terdiam.

"Gue mau minta tolong! Apa lo bisa bantu?" Lica terdiam saat Bian tiba-tiba minta tolong kepadanya, dia ingin menolak tapi mengingat tadi Bian menolongnya mencari Ila membuat Lica tak enak jika menolak permintaan Bian.

"Emm ... boleh!" Bian tersenyum lebar saat Lica mau menolongnya. Rasanya hatinya berbunga-bunga saat Lica tak menolaknya.

"Ya udah, yok pergi sekarang!" ajak Bian dengan semangat hingga membuat Lica terdiam.

"Sekarang?" tanya Lica penasaran dan dibalas anggukan oleh Bian dengan semangat.

"Kalau boleh tau, ke mana yah?" tanya Lica penasaran.

"Gue mau kasih hadiah untuk temen gue, tapi gue kan cowok dan dia itu cewek, jadi gue gak tau milih kesukaan cewek." Melihat tatapan iba Bian membuat Lica menjadi tidak tega dan akhirnya dia setuju untuk membantu Bian mencari apa yang dia mau.

'Akhirnya, ada waktu gue berdua sama lo, Lic!'

Aksara telah sampai di sekolah Lica tapi dia tidak melihat keberadaan Lica, dia juga melihat sekolah belum terlalu sepi karna mungkin ada anak-anak yang masih menunggu angkutan umum.

Tak sengaja matanya melihat salah satu cewek yang seumuran Lica, dan sikapnya pun seperti Lica.

"Permisi, kamu ada melihat Lica?" tanya Aksara pada cewek yang ada di hadapannya itu.

"Lica? Dia udah pulang duluan!" ucap Ila dengan santai. Yup, perempuan itu adalah Ila yang sedang menunggu jemputan dari seseorang, tadi Lica sudah mengajaknya pulang bersama tapi Ila menolak dan Lica pun tak memaksa Ila untuk pulang bersama.

"Pulang? Sama siapa?" Ila menaikkan sebelah alisnya, saat melihat orang yang di hadapannya ini begitu kepo pada Lica.

"Bapak siapa yah? Kenapa bertanya tentang Lica?" tanya Ila sambil menaikkan sebelah alisnya. Aksara terdiam dan menggerutu dalam hati saat orang yang ada di hadapannya ini memanggilnya bapak, emang dia sudah tua?

"Saya omnya! Dia pulang sama siapa?"

"Sama Bian!"

"Apa?!"

Tbc

Istri Kecil Tuan Aksara (End) Where stories live. Discover now