Bab 33

5.8K 191 1
                                    


"Jadi gimana keadaan istri saya, Dok?" tanya Aksara dengan khawatir.

Dokter yang sedang memperiksa keadaan Lica pun menatap ke arah Aksara dengan tersenyum tipis.

"Istri anda baik-baik saja Pak, tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

Aksara menghela napas lega mendengar ucapan dokter itu, dan menatap ke arah Lica yang hanya diam tanpa ada mengeluarkan suara sedikit pun.

"Tapi saya hanya ingin memberitahu sesuatu," ucap dokter itu yang membuat Aksara menatap ke arahnya.

"Apa?"

"Jangan kuat-kuat Pak, istri anda masih muda! Kasian," bisiknya hingga membuat Aksara malu hingga telinganya merah. Lica yang melihat reaksi aneh Aksara ingin bertanya. Namun, dia masih memegang teguh pendiriannya untuk tidak bertanya.

"Ehem!" Aksara berdehem untuk menutupi rasa malunya, dan menetralkan detak jantungnya saat mengingat kejadian semalam.

"Ya sudah, itu saja 'kan? Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, saya permisi!" Aksara langsung membantu Lica turun dari ranjang dengan pelan-pelan.

"Permisi, Dok!" Mereka langsung keluar dari ruangan itu dengan hati yang lega karna tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Kita ke apotek dulu yah?" Lica menatap ke arah Aksara dan menaikkan sebelah alisnya mendengar ucapan Aksara.

"Buat apa?"

"Beli obat, untuk kamu." Lica terdiam dan tak menyangkah Aksara begitu perhatian padanya, dan menimbulkan perasaan bersalah dalam diri Lica karna sudah bersikap dingin pada suaminya.

"Ayok!" ajak Aksara dengan lembut, hingga membuat hati Lica berdesir dan berdegup dengan kencang.

'Aduh, hati Lica gak bisa diajak kompromi!' gerutu Lica dalam hati karna jantungnya gak bisa diajak kompromi. Dia juga takut kalau misalnya Aksara mendengar degup jantungnya.

Saat masuk ke dalam mobil, Aksara melupakan sesuatu, kalau tadi dia lupa mengambil resep obat.

"Kamu tunggu di dalam! Jangan kemana-mana! Oke?" Lica hanya mengangukkan kepalanya paham dan saat melihat Aksara keluar dari mobil, tak sengaja mata Lica melihat ke arah lain yang di mana Ila masuk ke satu ruangan yang baru saja dilewati oleh Lica.

'Itu kan, Ila? Ngapain dia keruangan itu? Itu kan ruangan ....' Lica membulatkan matanya, bahkan tubuhnya terasa kaku dan mulutnya menjadi keluh.

"Jangan bilang kalau, Ila?"

***

"Woy, bro!" sapa teman Bian yang bernama Andra, saat ini Bian sedang berada di markas bersama teman-temannya.

"Tumben lo dateng? Biasanya sibuk sama siapa, guys?"

"Lica!"

Bian memutar bola matanya malas mendengar ucapan teman-temannya, dan menatap mereka dengan sinis.

"Gimana, udah berhasil lo dapetin dia?" tanya Andra dengan penasaran.

"Belum!" Mendengar jawaban Bian semua teman-temannya kecewa, karna mereka tau seorang Bian sangat mencintai seorang Angelica Civania Arabella.

"Kok bisa? Lo kan ganteng, Bro? Tampang oke, perut sixpack dan seorang ketua geng motor. Kok gak bisa dapet dia?" Andra tak habis pikir kenapa Lica tak mau menerima Bian.

"Apa dia udah ada cowok?"

"Gak ada!" tegas Bian dengan tatapan yang tajam ke arah Andra.

"Siapa yang berani merebut milik gue? Maka dia akan habis!"

Tbc

Istri Kecil Tuan Aksara (End) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora