Bab 19

6.6K 266 0
                                    


Akhirnya kerajinan tangan mereka selesai, dan tentu tak jauh dari pandangan seorang Aksara.

"Siap juga, Lic! Semoga kerajinan tangan kita jadi yang terbaik yah?" ucap Bian dengan semangat, sedangkan Lica hanya membalas dengan senyuman karna dia tak bisa berekspresi lebih terlebih melihat tatapan dingin Aksara.

"Sudah? Ngapain kamu lama lagi di situ? Pulang terus!" usir Aksara tanpa basa basi tentunya.

"Om Aksa, gak bol---"

"Diem! Saya tidak meminta kamu bicara!" Lica hanya diam dan tak bisa membela Bian karna tatapan dingin Aksara.

"Ya udah, gue pulang duluan yah? Misi Om! Lic!" Bian langsung pergi dari rumah Aksara dengan hati yang sedikit jengkel karna sikap ketus Aksara padanya.

"Ngapain kamu masih di situ? Masuk ke kamar!" Lica hanya diam dan tak membantah Aksara sedikit pun, dia langsung membereskan semua peralatan dan mengambilnya, lalu langsung masuk ke dalam kamar.

'Menyebalkan! Jika bukan karna oma, sudah saya usir dia dari tadi!' tekan Aksara dalam hati dengan mengepalkan tangannya seperti menahan emosi yang ada di dalam hatinya.

Di dalam kamar, Lica takut melihat tatapan Aksara dan juga tak tega saat Bian diusir oleh Aksara. Padahal mereka tidak macam-macam.

"Om Aksa keterlaluan! Bian gak buat kesalahan, tapi diusir kek hewan!" gumam Lica dengan kesal dan tak terima atas sikap semena-mena Aksara.

Lica melihat handphone-nya dan mulai mengirim pesan ke Bian, atas ucapan minta maaf dari Lica karna sikap tak sopan dari Aksara.

Bian

[Maaf yah, atas sikap tak sopan Om Aksa, Bian! Aku gak enak sama kamu!]

[Gak papa, gue maklumi kok!]

Lica menaruh kembali handphone-nya dan menghela nafas, jujur dia tak enak hati sama Bian. Tapi juga tak bisa membantah Aksara yang notabenenya suaminya.

Tiba-tiba Aksara masuk ke dalam kamar, tapi Lica pura-pura tidur karna dia sedang malas berdebat dengan Aksara hanya karna masalah sepeleh, yang bahkan tak parah tapi Aksara saja yang membesar-besarkan masalahnya.

Aksara berjalan ke arah Lica dan Lica pikir Aksara akan menariknya lalu memarahinya, tapi ternyata tidak, malah Aksara mengelus rambutnya dengan pelan dan lembut hingga membuat jantung Lica berpacu lebih cepat tapi tak berani membuka matanya.

'Saya tak tega memarahi kamu, Lica! Jangan pernah bikin saya marah yah? Atau saya tak segan-segan mengusir kamu dari kehidupan saya! Banyak masa lalu kelam yang terjadi dihidup saya, sampai saya susah untuk dekat dengan orang! Tapi saya harap kamu tidak membuat kesalahan fatal di dalam hidup saya!' Aksara melepaskan elusan dirambut Lica, lalu menatap Lica dengan lamat dan juga dalam dan tanpa aba-aba.

Cup!

Satu kecupan mendarat dikening Lica yang membuat Aksara tersenyum tipis lalu membisikkan sesuatu ditelinga Lica.

"Tidur yang nyenyak, dan mimpi indah." Aksara menjauhkan diri dari Lica, dan keluar dari kamar meninggalkan Lica sendirian dengan jantung yang sudah berdetak melebihi batas normal. Lica terbangun dari tidurnya dan memegang dadanya dengan senyuman yang tak bisa dijabarkan.

'Om Aksa, mau bikin jantung Lica copot!' ucap Lica dalam hati dengan senyuman yang sangat manis dan juga salting tentunya.

Tbc

Istri Kecil Tuan Aksara (End) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora