Bab 27

6.3K 221 1
                                    


Lica mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh Aksara. Bahkan dia berharap kalau yang dikatakan oleh Aksara itu hanya angin lalu saja.

"O--om bercanda, 'kan?" tanya Lica dengan mata yang berkaca-kaca di hadapan Aksara.

Aksara terdiam bahkan tak ingin menatap ke arah Lica, karna jujur dia juga sakit kalau mengingat perkataannya itu.

"Itu kan yang kamu mau? Saya sanggupi." Lica menatap Aksara dengan tatapan yang kecewa, hatinya sakit saat mendengar perkataan Aksara yang menyayat hatinya.

"Om pikir? Hati aku gak sakit, hah! Om pikir, Om! Aku kecewa sama Om!" teriakan Lica menggema di dalam mobil hingga membuat Aksara tak sanggup menatap ke arah Lica.

"Om kalau gak suka sama aku? Bilang! Jangan kek gini! Aku mencoba ngasih hati aku, aku mencoba menjadi istri yang baik! Tapi kenapa? Kenapa Om bikin aku kecewa!"

"Stop! Kamu pikir saya tidak kecewa, hah! Saya juga kecewa, Lica! Tapi saya pikir dengan cara seperti ini? Kamu bisa menemukan laki-laki yang tepat dihidup kamu! Dan ... yang pasti itu bukan saya," lirih Aksara diakhir kalimat, hingga membuat Lica sampai tak bisa berkata-kata sangking kecewanya.

"Bian juga baik untuk kamu, dia bisa menjaga kamu! Mungkin saya tidak sebaik dia, dia penyayang dan beda dengan saya yang selalu emosian kepada kamu!" Lica terdiam bahkan dia tidak menyangka penilaian Aksara kepadanya seakan begitu buruk.

"Kenapa Om nilai aku gitu? Om pikir, Bian lebih baik dari Om? Om, suami aku, 'kan? Kenapa seakan penilaian Om itu, aku buruk banget dimata, Om?" Aksara bahkan tak memiliki jawaban untuk semua pertanyaan dari Lica, dia hanya diam dan melihat ke arah Lica yang matanya sudah bengkak karna menangis. Aksara sungguh tidak tega melihat keadaan istrinya itu bahkan rasanya hatinya sangat sakit saat melihat keadaan Lica.

"Karna memang dia lebih baik! Kamu juga tidak pernah mengindahkan ucapan saya, 'kan? Buat apa kita pertahanin pernikahan ini!"

Plak!

Aksara menoleh ke samping, untuk pertama kalinya Lica menamparnya bahkan tamparan itu sangat kuat hingga membuat pipinya merah.

Lica menatap marah ke arah Aksara, ini pertama kalinya dia marah kepada Aksara, dan seharusnya yang marah itu adalah Aksara, tapi kenapa Lica?

"Puas, Om? Puas karna aku udah nampar Om? Puas ...." Lica menangis sesegukan hingga membuat Aksara masih mencerna apa yang terjadi, karna rasanya begitu cepat sampai membuat dia masih shock.

"Kalau itu mau, Om? Oke, Lica turutin! Bilang aja Om sudah ada yang lain!" sentak Lica dengan emosi hingga membuat Aksara cengong mendengarnya.

"Kamu pikir saya ada yang lain? Saya bukan laki-laki seperti itu!" tegas Aksara dengan suara yang keras hingga membuat Lica semakin menangis.

Karna tidak tega melihat Lica yang sudah menangis sesegukan Aksara menarik Lica ke dalam dekapannya, hingga membuat Lica semakin menangis dengan keras.

"O--om jahat! Om jahat! Bilang aku ada sesuatu sama, Bian! Aku gak mau, Bian! Aku maunya, Om!" Lica mengeluarkan isi hatinya, hingga membuat Aksara sedikit salting karna hanya dia di hati Lica.

Aksara menatap Lica dengan dalam lalu mengencup keningnya dengan lembut, hingga membuat Lica terdiam di tempat dan menatap ke arah Aksara dengan sendu.

"Kamu punya saya, 'kan? Kamu tidak ingin pergi dari hidup saya, 'kan?" Lica menganggukkan kepalanya dengan semangat karna hanya ada Aksara di dalam hatinya.

"Saya kasih peringatan terakhir kalinya! Kalau saya melihat kamu sama dia lagi? Maka? Itu terakhir kalinya kita bersama!" Lica menatap ke arah Aksara dengan dalam seakan mengatakan hal yang bercanda, tapi Lica tak melihat hal bercanda itu seakan perkataan Aksara benar-benar serius, dan dia juga mengingat perkataan Oma Maya kepadanya tentang sikap Aksara yang kalau benci maka akan benar-benar benci.

"Lica janji! Gak bakal pernah melanggar apa yang Om bilang!" Aksara menatap ke arah Lica lalu terkekeh pelan dan mengelus rambut Lica dengan lembut.

"Saya pegang janji kamu!"

***

"Gimana?" tanya seseorang itu pada perempuan yang ada di hadapannya ini.

"Tenang saja! Mereka akan hancur!" ucap seseorang itu dengan sinis ke arah foto Aksara dan Lica.

Tbc

Istri Kecil Tuan Aksara (End) Where stories live. Discover now