Bab 66

4.9K 182 9
                                    

Rasanya nyawa Lica seakan tercabut dari badannya, saat melihat Aksara sekarang sedang berdiri di hadapannya.

"L--lica ...." Aksara sampai tidak bisa berkata-kata, sangking kagetnya saat melihat perempuan yang telah pergi dari hidupnya itu, kini berdiri di depan matanya.

Saat akan melangkah ke arah Lica, tiba-tiba Lica langsung berlari pergi dari hadapan Aksara, hingga membuat Aksara langsung mengejarnya. Sedangkan Bian yang melihat bagaimana Lica dan Aksara telah berjumpah, membuat Bian seakan tidak rela, jika mereka bersatu kembali.

'Gue gak bisa biarin itu terjadi!'

"Sorry everyone, for what happened earlier! Now let's continue this event," ucap Bian sambil tersenyum canggung, ke arah para kliennya.

"Maaf, Pak Bian, bagaimana dengan Lica?" ucap Anna yang tiba-tiba datang, dan langsung bertanya kepada Bian.

"Tidak perlu dipikirkan! Sekarang urus saja semuanya," ucap Bian dengan dingin, hingga membuat Anna menganggukkan kepalanya paham.

Sedangkan di lain tempat, Aksara akhirnya bisa mendapatkan Lica, dan langsung menahan tangan Lica dengan gesit.

"Stop, Lica! Saya mohon berhenti ... saya mau kamu dengarkan penjelasan saya dulu."

Rasanya, hati Lica sangat sakit. Saat melihat pria yang sudah membuat hidupnya itu hancur, kini telah kembali lagi dalam hidupnya.

"Saya tidak perlu penjelasan Anda! Yang saya mau, lepaskan tangan kotor Anda! Dari tangan saya!" ucap Lica dengan tegas, sambil membuang wajahnya ke samping, seakan Aksara itu adalah najis.

"Saya tidak akan pernah melepaskan kamu! Saya sudah mencari kamu selama ini, dan saya tidak akan melepaskan kamu lagi," ucap Aksara dengan tatapan yang tajam, dan suara yang tegas.

"Hahaha ... mencari saya? Buat apa? Bukannya, Anda? Sudah bersama perempuan yang Anda cintai itu? Buat apa mencari saya? Atau ... ingin membuat hidup saya semakin hancur?" ucap Lica dengan suara yang bergetar menahan tangis, tapi dia tetap menahan air matanya itu, supaya tidak jatuh di hadapan Aksara.

"Maaf, Lica, maafin saya ... saya sudah buat hidup kamu semakin hancur! Tapi saya juga hancur waktu kamu meninggalkan saya!"

"Saya tidak butuh maaf kamu, Aksara, lepaskan tangan saya! Kita sudah tidak ada hubungan apa-pun lagi! Kita sudah pisah!"

"Tidak! Saya tidak pernah pisah dengan kamu! Saya tidak menandatangani surat itu! Saya membakarnya."

Lica menggelengkan kepalanya dengan wajah yang tidak bisa dideskripsikan oleh sesuatu, saat mendengar Aksara membakar surat perceraian darinya.

"Egois! Kamu egois, Aksara! Saya sangat membenci kamu!"

"Saya tidak peduli kamu membenci saya! Sekarang kamu adalah milik saya, saya tidak akan pernah melepaskan kamu lagi." Aksara langsung mengangkat Lica, seperti mengangkut karung beras, tentu Lica memberontak saat Aksara dengan seenak hati kepada dirinya.

"Lepaskan saya!"

"Diam! Kamu sekarang milik saya."

Aksara langsung memasukkan Lica ke dalam mobilnya, dan langsung masuk ke dalam mobil itu. Lica yang tak terima pun, langsung membuka mobil itu dengan kasar, namun tidak bisa, karna Aksara telah menguncinya.

"Kamu tidak akan pernah bisa pergi lagi." Aksara pun menjalankan mobilnya dengan santai, seakan tidak peduli saat Lica memberontak di dalam mobilnya.

"Saya akan melamporkan kamu kepada polisi!"

"Saya tidak peduli, kamu lupa saya ini siapa? Jangan remehin saya, Lica! Dan ...."

Aksara menggantung ucapannya, lalu mendekatkan bibirnya ke arah telinga Lica.

"Kita bakal buat baby."

Deg!

***

"Lica kemana sih? Kok lama banget!" Netha menggerutu dengan kesal, saat Lica tidak mengangkat handphone-nya.

Tiba-tiba Netha keluar dari rumah, dan saat mengedarkan pandangannya, tak sengaja matanya bertemu dengan mata Zein. Hingga membuat Netha memutuskan kontak mata itu.

Saat memutuskan kontak matanya, tiba-tiba Netha mendengar ternyata Zein sedang menelpon dengan seseorang, dan Netha dapat memahami bahwa Zein sedang menelpon dengan pacarnya.

'Iya, Sayang, besok kita pergi yah? Aku mau main game dulu,' ucap Zein dengan terkekeh.

'Iya, iya! Maaf, bercanda doang, yang.'

Netha bungkam saat mendengar bagaimana nada Zein saat menelpon dengan pacarnya itu.

Karna sudah tidak tahan lagi mendengarnya, Netha masuk ke dalam rumahnya dengan menahan sesak di dalam hatinya.

'Kenapa sakit banget yah? Gue, kan gak suka sama dia! Kenapa hati gue tiba-tiba sakit banget?'

Netha pun membuka balik handphone-nya, dan melihat chat terakhirnya dengan Zein.

"Udah lah, Neth. Ngapain lo pikirin dia! Dia gak sesempurna itu harus dipikirkan! Dia bukan siapa-siapa lo!"

Sedangkan Zein yang melihat Netha masuk ke dalam rumahnya tadi pun akhirnya tersenyum kecut.

'Cinta itu gak bisa dipaksa! Gue bakal jalanin hubungan sama Mita, semoga Netha dapat cowok yang sempurna, dan ngereat dia dengan baik.'

Tbc

Istri Kecil Tuan Aksara (End) Where stories live. Discover now