Bab 61

5K 192 2
                                    

"Hari nih, lo pergi ke photoshootnya. Sendiri, 'kan?" tanya Netha dengan penasaran.

"Iya, nanti juga ketemu kliennya, malem," balas Lica yang sibuk dengan make upnya.

"Malem? Lo pergi sendiri dong?"

"Iya, Neth, dan pulang jam larut gitu lah." Mendengar itu Netha menatap Lica dengan khawatir.

"Gak usah lagi pergi lo! Di rumah aja." Lica melirik ke arah Netha yang menatapnya dengan cemberut.

"Emang kenapa sih? Ada masalah?" Lica bingung mendengar Netha yang tiba-tiba melarangnya pergi.

"Gue itu takut lo kenapa-napa! Terlebih lo itu sendiri, Lic. Dan gue takut gak ada yang ngawasin lo."

"Model itu bukan satu orang, Netha! Gue gak sendiri cewek yang di sana. Gue gabung juga sama model yang lain! Udah deh gak usah sok parno gitu!" Lica berdiri dari kursinya, lalu mengambil tasnya dan menyalim Netha yang masih tidak ikhlas dia pergi ke acara, yang dimana peresmian kedatangan direktur tempat Lica photoshoot.

"Gak usah gitu muka lo! Nanti makin sad liat Zein sama yang lain." Lica meledek Netha dengan tampang tengilnya.

"Bangke lo!" Lica langsung ngancir keluar dari kamar, dan meninggalkan Netha yang sendirian di dalam.

'Arghhhh! Kan makin kesel gue liat tuh postingan! Bangsat lo, Zein, awas aja gue bales lo!'

***

'I heard that today a handsome boss came from Indonesia!'

'Is that true?'

'Yes, and I'm sure I can tease him!'

'Dream!'

Masih banyak lagi yang tidak dengar oleh Lica yang membuatnya juga penasaran mengenai bos baru mereka itu.

'Apa dia setampan itu? Mungkin enggak, dan bisa jadi hanya isu, supaya membuat heboh aja!' Lica hanya acuh mengenai hal tentang bos baru mereka itu, lalu melewati rekan kerjanya itu.

"Lica, kok terlambat sih?" Cerocos seorang perempuan cantik dengan memakai seragam lengkap dibadannya, yang tak lain adalah sekretaris bos mereka sendiri. Dan perempuan itu juga datang dari Indonesia, dan bekerja bersama Lica di perusahaan itu.

"Sorry, gue tadi anterin anak gue dulu! Lo tau lah, Kia. Gak dianterin pasti gak mau sekolah."

"Iya, gue tau, Lic! Tapi untung aja bos belum dateng! Kalau udah dateng gimana? Lo pasti kena omel," ucap perempuan itu yang bernama Anna.

"Hehehe ... iya deh, sorry! Gue janji gak bakal lambat lagi!" Anna terkekeh melihat rekan kerjanya itu yang tetap optimis, walaupun dia tidak tau bagaimana kisah Lica dengan masa lalunya.

"Semangat, Lic! Lo hebat!"

"Makasih! Ya udah, gue duluan yah ke ruang ganti, soalnya bentar lagi bakal ambil sesi perfotoan."

"Oke, Lic."

Di dalam ruangan ganti, dada Lica tak berhenti berdetak, hingga membuatnya semakin gelisah dan tidak tenang.

'Ada apa sih ini? Dan pertanda apa? Kenapa perasaan gue kek gak senang?' Lica mencoba menenangkan hati dan pikirannya, dari semua masalah yang  datang dihidupnya.

"Gak bakal terjadi apa-apa! Gue yakin, pasti semuanya, aman!" Dengan semangat yang ada di dalam dirinya, dia pun langsung mengganti kostumnya untuk photoshoot.

Akhirnya, Lica melakukan beberapa pose dengan tubuh idealnya, hingga membuat fotografer itu terasa puas dengan hasil pose Lica.

"Hebat lo, Lic! Gak sia-sia, gue ikutin lo sampek ke luar negeri," ucap seseorang itu yang bernama Alex, dia itu adalah sepupu Lica, yang di suruh oleh papi Lica. Untuk menjaga Lica dalam keadaan apa pun.

"Bisa aja lo! Dan fotografer gue itu lo mulu! Kek gak ada orang lain aja," ucap Lica dengan ketus.

"Lo lupa? Apa yang dibilang sama bokap lo? 'Jaga Lica dengan baik yah, Alex! Om percayakan dia sama kamu, dan jangan ada yang memfoto Lica selain kamu!' Alex mengikuti bagaimana ucapan papi Lica kepadanya.

"Lawak lo! Udah lah gue mau keluar! Bay." Saat keluar dari ruangannya, Lica mendengar kehebohan dari ruangan utama yang membuatnya penasaran.

"Anna!" Lica memanggil Anna yang buru-buru berlari ke ruangan utama.

"Apa, Lic?"

"Lo mau ke mana? Dan kenapa itu heboh banget? Kek ada acara tumpengan aja!"

"Bukan woy! Itu bosnya udah dateng, dan lo tau? Dia ganteng banget!" ucap Anna dengan mata yang berbinar.

"Masa sih?"

"Ayok! Ikut gue, kita liat dia!" Anna menarik tangan Lica dengan semangat 45, untuk melihat bos tampan mereka itu.

"Apa sih lo? Ngeselin!" ucap Lica dengan kesal ke arah Anna.

"Yah lo liat itu dia!"

"Liat ap---" Lica membeku di tempat saat matanya bertemu dengan orang itu, bahkan pesokan udara di sekelilingnya seakan berkurang dan membuatnya kesulitan bernapas.

"L--lica!"

Tbc

Istri Kecil Tuan Aksara (End) Where stories live. Discover now