Bab 56

5.2K 193 1
                                    

Lima tahun berlalu ....

"Aunty!" teriak seorang anak kecil yang berlari memeluk seorang perempuan yang sibuk dengan masakannya.

"Eh, eh! Apa ini, Cil? Ganggu aeh lo," ucap perempuan itu dengan gemas ke arah anak kecil yang ada di hadapannya itu dengan senyuman yang begitu manis, hingga menampilkan gigi kelincinya.

"Aunty, liat ini dong! Kia buat ini." Anak kecil yang bernama Azalea Akila Rabella. Menyodorkan sebuah gambaran yang sangat menggemaskan kepada perempuan yang ada di hadapannya itu dengan semangat.

"Ini apa, Cil?"

"Ini gambaran yang Kia buat Onty! Di situ ada mommy dan daddy!" Dengan semangat Kia menampilkan gambarannya itu kepada perempuan yang ada di hadapannya.

"Bagus banget gambaran, Cil ini!" ucap perempuan itu yang bernama Netha Ananda.

"Hehehe ... Kia kan emang pinter, Onty! Emang kek Onty? Gak pinter." Mendengar dirinya diledekin membuat Netha terkekeh kecil kepada ponakannya itu.

"Ohh ... udah tau ngeselin yah? Sapa yang ngajarin lu, Cil?" tanya Netha dengan wajah yang dibuat-buat kesal.

"Yang ajarin Kia adalah ... mommy!"

"Kia!" Sontak Kia berbalik badan dan melompat dengan semangat saat melihat mommynya sudah pulang.

"Mommy!" Kia berlari dan memeluk mommynya dengan erat, seolah mereka sudah dipisahkan dengan waktu yang lama.

"Aduh, makin berat aja kamu ini," ucap perempuan itu yang tak lain adalah Angelica. Sudah lima tahun berlalu, Lica menghidupi Kia seorang diri tanpa ada Aksara di sisinya.

"Akhirnya, pulang juga lo, Nyet! Liat nih kelakuan si bocil, gangguin gue mulu," ucap Netha dengan tampang yang julid ke arah Kia.

"Ya elah, nitip anak gue doang. Gak bisa lu, Tha." Selama lima tahun berlalu, Lica berubah begitu juga dengan sikapnya, dia bukan lagi Lica yang polos, selalu ngalah, dan hanya diam saat ditindas. Banyak perubahan dalam diri perempuan itu selama dia tinggal bersama kakak sepupunya yang tak lain adalah Netha sendiri.

"Ya deh, gue yang salah! Eh gimana kerja sama lo sama bos, yang di iming-iming bakal jadi klien lo itu?" tanya Netha dengan kepo ke arah Lica.

"Gak tau gue, tapi? Gue dapet job di salah satu studio yang terkenal, Tha!" ucap Lica dengan semangat. Yup, Lica sudah menjadi model selama tiga tahun, setelah dia mendapatkan banyak tawaran dari beberapa perusahaan. Awalnya, dia tidak mau karna takut tidak bisa mengawasi Kia, tapi karna support dari Netha. Akhirnya, Lica menyetujui ajakan itu.

"Wow! Emejing! Keren lo, Lic. Tapi inget? Harus jaga batasan!" ucap Netha dengan tegas ke arah Lica. Bukan tanpa alasan Netha mengatakan hal itu, karna Netha masih inget bagaimana Lica digoda oleh beberapa kliennya, hingga membuat Netha yang maju lebih dulu untuk melawannya.

"Siap, Bos!"

"Mommy, Kia mau bobok!" Sontak Lica melihat ke arah anaknya itu dengan senyum tipis.

"Ya udah, yok mommy temenin."

"Ya udah, temenin tuh bocil, kasian dia!" Akhirnya, Lica menggendong Kia ke dalam kamar, lalu menidurkannya di atas ranjang.

"Nah, sekarang Kia bobok yah, Sayang? Biar mommy nyanyiin lagu buat Kia." Saat ingin bernyanyi tiba-tiba Lica terdiam mendengar pertanyaan dari Kia.

"Daddy Kia mana, Mom? Kia gak pernah liat daddy." Rasanya hati Lica seakan teriris mendengar ucapan anaknya.

"Daddy Kia udah gak ada, mommy kan udah pernah bilang." Lica berbohong kepada Kia tentang Aksara, dia mengatakan kepada Kia bahwa Aksara telah tiada. Karna dia tidak ingin hidup dalam bayang-bayang Aksara.

"Foto daddy?"

"Foto daddy gak ada, Sayang. Udah habis ilang semuanya." Lica terpaksa membohongi Kia soal Aksara.

"Udah deh, katanya mau bobok? Yok bobok sekarang, biar mommy klonin." Dengan lembut Lica menidurkan anaknya itu, bahkan dia memandang lekat wajah Kia yang persis seperti Aksara, bahkan Lica tak kebagian sedikit pun.

"Gimana mau membuang tentang kamu? Kalau duplikat kamu selalu disamping aku."

***

"Jangan lupa datang ke Eropa besok! Karna kita ada meeting penting dengan salah satu model mereka," ucap Gama dengan tegas ke arah Aksara.

"Ya."

Banyak perubahan dalam diri Aksara, dia menjadi lebih dingin, pendiam dan sangat susah diajak berkomunikasi, setelah kepergian Lica dari hidupnya.

"Aksara kamu dengar tid---"

"Papi!"

Tbc

Istri Kecil Tuan Aksara (End) Where stories live. Discover now