Bab 13

7.3K 280 6
                                    


Akhirnya mereka sampai di rumah, dengan aura yang mencengangkam terlebih lagi Lica belum bicara semenjak kejadian di mall tadi.

"Lica!" panggil Aksara yang menghentikan langkah Lica yang ingin masuk ke dalam kamar.

"Apa, Om?"

"Kenapa kamu diemin saya? Kamu masih marah?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulut Aksara, karna dia kesal pada Lica yang tak mengacuhkannya.

"Lica gak marah, Om! Lica cuma capek!" Lica tak menatap ke arah Aksara, melainkan ke lantai hingga membuat Aksara semakin kesal.

"Liat saya! Bukan lantai!" ucap Aksara dengan geram pada Lica.

Lica tak berani menatap ke arah Aksara kalau pria itu sedang marah.

"Lica!" sentak Aksara dengan emosi sambil mencengkram kuat bahu Lica, hingga Lica mengangkat wajahnya dan menatap ke arah Aksara dengan tatapan yang kecewa.

"Siapa yang gak marah, Om? Suaminya dipeluk orang lain di depan matanya sendiri." Aksara terdiam, bahkan dia melepaskan cengkramannya dengan tatapan yang merasa bersalah.

"Lica, say---"

"Udah, Om! Lica capek mau istirahat." Dia langsung meninggalkan Aksara yang mengeram marah karna perbuatan Sella yang memeluknya tiba-tiba.

'Sella!'

Keesokan harinya, Aksara bangun sedikit terlambat dari biasanya karna dia bergadang mengerjakan semua berkas-berkasnya.

Saat menuruni anak tangga, dia tak melihat Lica dia pikir perempuan itu sedang sarapan.

"Bi! Lica, mana?"

"Non Lica, sudah pergi duluan Tuan!" ucap Bibi itu dengan gugup.

Aksara mengeram marah saat Lica dengan lancangnya pergi tanpa meminta izin darinya.

'Awas kamu, Lica!'

***

"Clara, di skors yah Lica?" tanya Ila dengan penasaran.

"Iya, dia di skors selama satu minggu!" ucap Lica dengan malas, karna dia sedang ribut dengan Aksara, hingga membuat Lica tak semangat.

"Ya udah, Ila kan cuma nanya!" ucap Ila kesal.

"Ya udah, diem, Lica lagi badmood!" Ila pun akhirnya diam mendengar ucapan dari sahabatnya itu.

Tiba-tiba Bian masuk kelas dengan tatapan yang datar tak seperti biasanya.

"Shut ... Lica, Bian kenapa?" tanya Ila dengan berbisik ke arah Lica.

"Mana Lica tau," ucap Lica dengan malas.

"Ish, Lica ngeselin yah! Ila nanya baik-baik dibales ketus mulu!" ucap Ila dengan kesal.

"Kapan Lica ketus?" tanya Lica tak terima.

Saat ingin ribut, tiba-tiba ibu guru mereka datang dengan tatapan yang tajam hingga membuat nyali Lica mau pun Ila ciut.

"Selamat pagi, Anak-anak!" ucap ibu guru itu yang bernama Bu Tari.

"Selamat pagi, Bu!" balas mereka dengan semangat.

"Baik anak-anak, di sini ibu bakal membagi kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari dua orang! Dan dibaginya secara acak, siapa yang sudah dapat kelompoknya?Harus mengerjakan satu kerajinan tangan.

"Gimana semuanya?"

"Baik, Bu!"

Akhirnya kelompok itu dibagi, dan yang mengakagetkan Lica dan Bian satu kelompok.

"Lo satu kelompok sama gue!" bisik Bian pada Lica yang masih shock di tempat.

"Hari ini, gue ke rumah lo!" tekan Bian yang semakin membuat Lica ingin menghilang sekarang juga.

'Aduh! Kenapa harus Bian, sih? Gimana kalau Om Aksa tau?'

Tbc

Istri Kecil Tuan Aksara (End) Where stories live. Discover now