Bab 32

6K 203 1
                                    


Hari ini, Lica tidak pergi ke sekolah, dia hanya berdiam di rumah karna seluruh badannya sedang sakit dan juga kurang vit akibat kejadian semalam.

'Awwhh ... sakit banget!' ringisnya dalam hati saat dia bergerak dan hanya bisa diam. Karna dia bingung ingin melakukan apa.

Tiba-tiba Aksara masuk ke dalam kamar dan melihat keadaan Lica yang sedang meringis hingga membuatnya tidak tega.

"Lica!" Merasa terpanggil Lica melihat ke arah Aksara yang berjalan ke arahnya, hingga membuatnya sedikit menjauh karna dia takut saat mengingat dimana Aksara begitu kasar padanya semalam.

"Apa masih sakit? Kalau masih, apa kamu mau ke dokter?" Lica hanya diam dan tak menjawab pertanyaannya Aksara padanya.

"Gak perlu," balas Lica dengan dingin dan tatapan yang kosong.

Aksara menghela napas berat mendengar jawaban Lica padanya.

"Saya mohon Lica, jangan kek gini! Saya harus lakuin apa supaya kamu maafin saya?" tanya Aksara dengan suara yang lirih.

Lica melirik ke arah Aksara yang hanya bisa pasrah tidak seperti Aksara sebelumnya yang selalu galak kepadanya.

"Jangan deketin aku dulu! Aku masih mau sendiri dulu!" tegas Lica dengan nada yang dingin.

"Ya sudah, saya tidak mengganggu kamu! Tapi ingat! Saya bakal bawak makanan ke sini dan kamu harus makan!" Lica hanya diam dan  tak mengubris ucapan Aksara, dia hanya berfokus pada sakit yang ada ditubuhnya.

Aksara keluar dari kamar dan meninggalkan Lica yang sendirian, Lica menatap ke arah punggung Aksara yang mulai menjauh hingga membuat Lica menghela napas berat.

'Jujur Lica kecewa sama kejadian semalam om, itu memang tugas Lica! Tapi Lica belum siap dan om mengambilnya disaat Lica sedang sehancur-hancurnya waktu kehilangan oma.' Lica sebenarnya merasa bersalah sudah mendiamkan Aksara, tapi dia juga masih sakit hati mengingat kejadian semalam.

Saat ingin turun dari tempat tidur tiba-tiba perutnya keram dan menjadi sangat sakit, hingga membuat dia jatuh dan di waktu itu juga Aksara masuk ke kamar sambil membawa sarapan dan melihat Lica yang jatuh.

"Lica!" Aksara berlari ke arah Lica dan membantunya berdiri, Aksara juga melihat wajah pucat Lica hingga membuatnya semakin khawatir.

"Kita ke rumah sakit sekarang!" tegas Aksara yang langsung menggendong Lica ala bridal style.

Aksara langsung memasukkan Lica ke dalam mobil dan menjalankannya dengan ngebut, karna melihat Lica semakin meringis hingga membuatnya semakin panik.

"Shhh ... sakit!" ringis Lica dengan bibir yang pucat.

"Sabar, kita akan segara sampai!"

***

"Ila!" Ila melihat ke samping dan menaikkan sebelah alisnya ke arah Bian.

"Kenapa?"

"Lo ada liat Lica? Kok dia dari tadi belum dateng?" tanya Bian dengan penasaran dan juga khawatir, karna tak biasanya Lica jam segini belum datang.

"Gak tau, aku belum liat dia dari tadi!" ucap Ila dengan cuek dan sibuk dengan handphone-nya.

"Lo kenapa sih? Lica itu kan temen lo, gak mungkin lo gak tau?" tanya Bian dengan jengkel dan juga kesal dengan respon Ila.

"Kan aku udah bilang! Aku gak tau!" tegas Ila hingga membuat Bian menjadi emosi.

"Lo jadi temen yang gak guna! Bangsat lo!" Kalau saja bukan cewek, Bian sudah pasti membuat Ila masuk rumah sakit.

Ila menatap nanar punggung Bian dengan hati yang sakit.

'Kamu selalu mikirin Lica! Tapi gak pernah mikirin aku!'

Tbc

Istri Kecil Tuan Aksara (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang