Bab 21

6.8K 247 1
                                    


Hari ini, Lica dan Bian menunjukan hasil karya mereka yang mereka buat kemarin waktu di rumah Lica.

"Wow! Bagus yah?" ucap Bu Tari saat melihat hasil kerja kelompok antara Bian dan Lica.

"Baik! Kalian bisa duduk!" titah Bu Tari pada Lica dan Bian.

Akhirnya mereka pun duduk di bangku mereka, sambil tersenyum senang karna hasil karya mereka dibilang bagus oleh Bu Tari.

"Untung aja kita buat kerajinannya maksimal yah, Lic?" bisik Bian pada Lica, sedangkan Lica hanya tersenyum tipis sebagai jawaban.

"Baik anak-anak! Yang tidak mengerjakan yang saya suruh? Berdiri di depan!" tegas Bu Tari hingga membuat anak murid lain yang tidak mengerjakan hanya diam termasuk Ila.

'Aduh! Kok Ila bisa gak buat sih?' ucap Lica dalam hati, saat melihat sahabatnya itu tak mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Bu Tari.

Lica menatap ke arah Ila dengan bingung, karna untuk pertama kalinya Ila tidak mengerjakan tugas.

"Kalian? Berjemur sekarang! Di lapangan!" tegas Bu Tari yang membuat mereka mau tak mau mengerjakan apa yang dikatakannya.

Lica melihat tatapan Ila yang tak seperti biasanya, hingga membuat hati Lica bertanya apa yang terjadi pada Ila.

"Lic!" Lica kaget saat Bian tiba-tiba mengkagetkannya.

"Iya, kenapa?" tanya Lica pada Bian.

"Lo kenapa? Liat Ila kek gitu banget?" tanya Bian balik dengan penasaran.

"Gak papa," ucap Lica dengan mengalihkan perhatiannya ke arah papan tulis, hingga membuat Bian menghela nafas melihat sifat Lica yang menjadi dingin dan cuek padanya.

"Lo gak pernah gini, Lic, kenapa lo berubah?" tanya Bian dengan mengeluarkan semua unek-unek yang ada di dalam hatinya, tiga tahun dia mengenal Lica tapi tidak pernah sedikit pun perempuan itu bersikap dingin padanya, tapi sekarang sikap Lica berubah hingga membuat Bian bertanya-tanya apa yang salah? Dengan sikap Lica.

"Aku gak papa! Udah gak usah dibahas! Sekarang lagi belajar!" ucap Lica dengan tegas hingga membuat Bian terdiam dan mencoba menepis semua rasa curiga dalam dirinya terhadap Lica.

"Oke, maaf yah? Gue kalau ada salah sama lo!" Bian menjauh dari Lica dan mulai belajar dan mencoba melupakan sejenak hal yang menumpuk dikepalanya terhadap Lica.

Lica menatap Bian dengan sendu dan menyesal sudah bersikap dingin, tapi dia juga harus tegas! Dia sekarang istri Aksara dan dia ingin menjaga kepercayaan Aksara padanya. Walaupun, dia harus menjauhi Bian.

'Maaf, Bian! Tapi aku sekarang lagi jaga hati dan perasaan Om Aksa!'

***

Di kantor, Aksara begitu teliti dan tegas dalam menjelaskan semua tentang produk pada kliennya hingga membuat kliennya puas dengan hasil kerja Aksara.

"Bagaimana menurut kalian, Pak? Apa kalian sudah yakin?" tanya Aksara pada kliennya dan mereka pun menganggukkan kepala bahwa puas dengan hasil presentasi Aksara.

"Yakin, Pak Aksara! Dan kami setuju berkerja sama dengan perusahaan Bapak!" Aksara tersenyum tipis lalu berjabat tangan dengan para kliennya dan akhirnya meeting mereka pun selesai karna kliennya puas dengan hasilnya.

'Gak sia-sia saya bergadang semalam!'

Tiba-tiba handphone-nya bunyi hingga dia pun izin untuk keluar karna ada yang menelponnya.

Mama

Aksara terdiam karna yang menelponnya adalah mamanya.

"Hallo, Ma,"

"Pulang sekarang, Aksara!" Mendengar teriakan mamanya membuat Aksara tiba-tiba terkejut dan langsung berpikir bahwa ada yang tak beres.

"Kenapa, Ma?"

"O--oma kamu!"

"Oma kenapa?!"

"Dia---"

Tbc

Istri Kecil Tuan Aksara (End) Kde žijí příběhy. Začni objevovat