Bab 30

6.5K 222 2
                                    


Hari ini, hari dimana menjadi bumerang dalam hidup Aksara, dimana dia tidak akan melupakan suatu kejadian yang terjadi di dalam hidupnya.

"O--oma ... kenapa tinggalin Lica, oma! Lica mau oma ...." Lica menangis tersedu-sedu di hadapan makam Oma Maya. Yup, telpon yang Aksara terima tadi mengabarkan kalau Oma Maya sudah meninggal.

Sakit? Tentu saja dimana dia harus mencoba tegar di hadapan keluarganya. Namun, hal itu tak juga menutupi sakit yang ada di dalam hatinya. Dimana dia masih mengingat kata-kata terakhir dari Oma Maya.

Flashback on

"Aksara!" Aksara menoleh ke arah Oma Maya yang sedang membawa secangkir teh untuknya lalu tersenyum tipis ke arah Aksara.

"Kenapa, Oma?" tanya Aksara saat melihat Oma Maya tersenyum padanya, karna itu adalah hal langkah yang terjadi saat Oma Maya tersenyum padanya.

"Oma mau minta sesuatu sama kamu, Sa," ucap Oma Maya dengan lembut kepada Aksara.

"Mau apa, Oma?" tanya Aksara dengan penasaran kepada Oma Maya.

"Oma ini udah tua, Sa, oma juga udah sakit-sakitan! Umur oma ini juga udah gak lama lagi! Jadi oma pengen banget punya cicit dari kamu dan Lica." Aksara terdiam mendengar ucapan Oma Maya dan ada perkataan Oma Maya yang tidak dia suka.

"Oma! Jangan pernah mengatakan hal seperti itu! Aksara gak suka dengernya!"

"Umur gak ada yang tau, Sa, bisa jadi hari ini oma per---"

"OMA!" Untuk pertama kalinya Aksara membentak Oma Maya karna dia terlalu kesal mendengar ucapan Oma Maya.

"Jangan pernah berbicara seperti itu!" desis Aksara dengan marah dan langsung pergi dari hadapan Oma Maya.

Flashback off

'Andai saya mengikuti apa yang dibilang oma? Pasti dia masih ada disisi saya.' Aksara melihat ke arah Lica yang matanya sudah bengkak karna menangis, dan dia melihat orang tuanya yang histeris saat Oma Maya meninggal dan begitu juga dengan dirinya yang harus kehilangan omanya.

Semua orang telah pergi dari pemakanan dan hanya tinggal Lica, Aksara, Ayana dan Gama yang berada di tempat itu.

"Lica sayang, pulang yuk!" ajak Ayana saat melihat keadaan mantunya itu yang hancur, dan sama juga seperti dirinya yang harus kehilangan mertua yang sangat dia sayangi.

"Gak mau Ma, Lica masih mau di sini!" Lica menatap nanar ke arah makam Oma Maya dengan hati yang sakit, dan tatapan yang begitu menyakitkan jika orang lain melihatnya.

"Pulang, ini sudah mau malam!" tegas Gama yang tidak bisa dibantah oleh mereka.

Saat sampai di rumah Lica langsung membersihkan diri, dan saat keluar dari kamar mandi dia melihat Aksara dengan tatapan yang kosong melihat foto Oma Maya yang menggendong dirinya saat masih kecil.

'Om Aksa!' Bibir Lica keluh saat melihat bagaimana hancurnya seorang Aksara saat ditinggalkan oleh omanya.

Lica berjalan ke arah tempat tidur dan mulai menepuk bahu Aksara dengan pelan dan mencoba tersenyum.

"Om, oma udah tenang di sana," ujar Lica dengan bibir yang bergetar menahan tangis saat melihat keadaan Aksara yang begitu rapu.

Aksara menatap Lica dengan dalam dan dia mengingat dimana permintaan terakhir Oma Maya, lalu tersenyum aneh ke arah Lica hingga membuat Lica takut melihat tatapan Aksara.

"O--om Aksa, kenapa?" tanya Lica dengan takut dan berjalan mundur saat melihat tatapan Aksara yang begitu menakutkan.

"Saya cuma ingin menyampaikan amanah oma saya, Itu saja! dan kamu tidak perlu takut," ucap Aksara dengan lembut sambil berjalan ke arah Lica dan saat ingin lari tangan Lica ditarik oleh Aksara, lalu dia didorong ke atas tempat tidur dan tanpa aba-aba Aksara lalu menindihnya dan menatapnya dalam.

"Om, jangan Om!" ucap Lica dengan takut dan air matanya mengalir membasahi pipinya.

"Saya hanya menuntaskan apa yang diamanahkan oleh oma saya!"

"Om Aksa, jangan!"

Tanpa memperdulikan Lica yang kesakitan, Aksara melakukan apa yang seharusnya dia lakukan.

'Maaf Lica, ini satu-satunya cara untuk saya melupakan semuanya!'

Tbc

Istri Kecil Tuan Aksara (End) Where stories live. Discover now