Bab 42

5.3K 190 3
                                    


Lica dan Aksara akhirnya pulang ke rumah mereka, tapi selama di dalam perjalanan Lica hanya diam membisu membuat Aksara menjadi khawatir.

"Lica!" Saat ingin masuk ke dalam kamar, Lica menghentikan langkahnya dan menatap ke arah Aksara.

"Iya, kenapa Om?" tanya Lica dengan bingung.

"Apa yang kamu sembunyikan? Dari tadi kamu hanya diam? Kamu sedang memikirkan apa, Lica?" Lica hanya bungkam, seakan pertanyaan dari Aksara sangat sulit dia jawab.

"Gak sembuyiin apa pun, Om." Aksara tak percaya dengan pertanyaan Lica, bahkan melihat ke arahnya saja Lica tidak mau. Yang dilihatnya malah lantai hingga membuat Aksara semakin kesal.

"Emang lantai lebih ganteng dari saya? Kamu bicara dengan saya, tapi kamu liat lantai!" Lica tersenyum geli mendengar perkataan Aksara.

"Emang, Om ganteng?" Aksara membulatkan matanya, dan kaget mendengar ucapan Lica yang mengatakan dirinya tidak ganteng.

"Kamu meledek saya?" Lica mundur beberapa langkah, karna melihat Aksara yang mendekatinya dengan tatapan maut.

"E--enggak Om." Lica menjadi takut dan gugup melihat tatapan Aksara. Saat ingin ingin berlari, Aksara menahan tangannya dan menariknya hingga jatuh dipelukan Aksara, hingga membuat jantung Lica berpacu lebih cepat begitu juga dengan Aksara.

Lica menatap ke arah Aksara, dan begitu juga sebaliknya. Aksara mendekatkan wajahnya ke arah Lica, sedangkan Lica menutup matanya dan tiba-tiba---

"Tuan!" Lica mendorong Aksara, karna malu terpergok oleh salah satu maid yang ada di rumah itu.

'Arghh! Hampir aja!' Aksara menatap tajam ke arah maid itu, karna sudah menggangunya dan Lica.

"M--maaf, Tuan! Tapi di depan ada yang mencari Tuan." Maid itu menundukkan kepalanya, saat melihat tatapan tajam Aksara.

"Permisi, Non dan Tuan." Melihat maid itu pergi, Lica melihat ke arah Aksara yang tampak kesal dan emosi.

"Om, kenapa?"

"Gak papa, saya mau ke depan dulu." Aksara langsung pergi dari hadapan Lica. Hingga membuat Lica cengo beberapa detik melihat sikap aneh Aksara.

"Om Aksa, emang rada-rada," gumam Lica dengan kesal.

***

Di lain tempat, Ila menatap sekeliling dengan tatapan kosong hingga membuat Bian menjadi bingung ingin melakukan apa.

"Lo mau apa? Mau minum?"

"Aku mau hidup kek dulu!" ucap Ila dengan tatapan yang sendu dan juga kosong.

"Lo harus sembuh Ila, karna gue gak mungkin jagain lo selalu." Ila menatap ke arah Bian, lalu tersenyum tipis mendengar ucapan Bian.

"Aku tau Bian, tapi setidaknya kamu mau jaga aku karna aku ngandung anak papa kamu, 'kan?"

Deg!

Tbc

Istri Kecil Tuan Aksara (End) Where stories live. Discover now