Bab 28

6.3K 194 0
                                    


Lica menautkan kedua alisnya saat melihat mobil yang dikendarai oleh Aksara masuk ke arah rumah sakit, sebenarnya dia ingin bertanya namun terpaksa diam karna mengingat tadi mereka ada masalah. Walaupun sudah baikan.

Saat sampai di parkiran rumah sakit, Aksara langsung keluar dan mengajak Lica untuk masuk dan Lica hanya mengikuti saja tanpa ingin bertanya.

"Mama! Papa!" pekik Lica dengan kencang lalu berlari ke arah Ayana dan Gama, lalu memeluk mereka dengan erat karna dia rindu dengan kedua mertuanya itu.

"Apa kabar, Sayang?" tanya Ayana dengan lembut sambil mengelus rambut Lica dengan lembut.

"Kabar Lica baik, Ma!" Lalu dia menatap ke arah Gama dan langsung menanyakan kenapa Gama cepat pulang. "Tumben, Papa cepet pulang?"

Gama hanya diam dan mencoba tersenyum untuk menutupi kekecewaan yang ada dalam dirinya.

Lica terdiam dan dia ingat mereka sekarang sedang di rumah sakit, dan yang menjadi pertanyaannya? Siapa yang sakit?

"Kita ngapain di sini?" Lica menatap mereka satu persatu, tapi mereka bertiga hanya diam dan tak menjawab pertanyaannya Lica.

"Om, kita ngapain disini?" tanya Lica lagi dengan penasaran.

"Oma, koma!"

Deg!

Rasanya dunianya hancur saat mendengar bahwa Oma Maya koma, bahkan Lica tak sanggup menahan bobot tubuhnya sendiri dan langsung ditahan oleh Aksara saat dia mau terjatuh.

"O--om pasti bohong, 'kan? Oma gak mungkin koma, 'kan!" teriak Lica dengan histeris saat Aksara memeluknya dengan erat.

"Jawab, Om! Itu semua bohong, 'kan? Jawab!" Ayana menangis di tempat melihat bagaimana histerisnya menantunya, saat mendengar kabar bahwa Oma Maya koma.

Lica melihat ke arah jendela dan dia terduduk di lantai, karna dia baru sadar bahwa dari tadi Oma Maya ada di ruangan itu.

"Oma ... kenapa gini, oma? Bangun oma!" Lica menangis terisak-isak saat melihat seluruh tubuh Oma Maya penuh dengan selang bahkan dia bisa melihat wajah pucat dari Oma Maya.

'Baru tadi pagi kita masih bercanda oma, kenapa ini bisa terjadi sama oma?' Lica mengingat kejadian tadi pagi dimana Oma Maya dengan excitednya bercerita tentang kelakuan Aksara saat masih sekolah.

Flashback on

"Oma!" Lica berlari ke arah Oma Maya yang sibuk memberi makan pada kucing anggora berwarna putih yang bernama Caty.

"Wow! Kucing siapa ini, Oma?" tanya Lica dengan penasaran.

"Ini kucing, Aksara, namanya Caty! Bagus, 'kan?" Lica menganggukkan kepalanya dengan semangat sambil mengelus bulu kucing anggora itu dengan lembut.

"Tapi kok, Lica gak pernah nampak?"

"Iya, kan kemarin waktu kalian nikah! Aksara minta oma untuk jaga Caty, karna dia sedang sibuk dan gak ada waktu dengan Caty! Dan juga takut nanti gak ada yang mengawasi Caty." Mendengar penjelasan Oma Maya, Lica mengangguk paham dan menatap gemas kepada Caty.

"Ini kucing kesayangan Aksara, ini kucing yang Aksara dapet waktu dia masih SMA! Dia sayang banget sama Caty, bahkan gak ada yang boleh nyakitin Caty! Siapa pun itu!"

"Dan kucing ini juga hadiah dari, Na---" Oma Maya menghentikan ucapannya saat dia sadar akan sesuatu.

"Dari Na, apa Oma?" tanya Lica dengan penasaran.

"Hadiah ulang tahun dari temennya," ucap Oma Maya sambil terkekeh pelan.

"Emang, Om Aksa dulu di sekolah kek mana?"

"Dia nakal, ngeselin! Dan satu lagi suka gangguin oma! Tapi? Ada satu kejadian yang buat oma gak bisa berhenti ngelawak," ucap Oma Maya dengan senyum yang geli.

"Emang apa?" Oma Maya membisikkan sesuatu ditelinga Lica dan mereka berdua tertawa dengan keras.

"Om Aksa masih ngompol!" Mereka berdua terkekeh mengingat tingkah mereka yang absurd.

Flashback off

Lica menghapus air matanya dan menatap Oma Maya dengan tatapan yang sendu, bahkan juga kecewa yang mendalam.

"Oma cepet sembuh yah? Lica gak sabar mau cerita lagi sama oma." Mereka bertiga yang mendengar ucapan Lica menangis dalam diam, bahkan mata Aksara sampai sembam karnanya.

"Aksara, bawa Lica pulang ke rumah! Biar mama sama papa, yang jaga oma!" Aksara menganggukkan kepalanya dan mengajak Lica dengan lembut untuk pulang. Lica yang sudah tidak memiliki tenaga untuk melawan hanya bisa pasrah saat Aksara mengajaknya pulang.

"Oma pasti sembuh kan, Om? Oma kan kuat!" Aksara hanya tersenyum tipis dan menghapus air mata yang ada ada dipipi Lica dan mengelus lembut kepala Lica.

"Pulang yuk! Kamu kan capek, jadi harus istirahat!" Akhirnya mereka pun pamit, dan pulang ke rumah untuk menenangkan diri.

***

"Lica, Lica! Lo kenapa bisa banget bikin gue cinta, hah? Lo itu kek cewek imut tapi cantik! Bisa gak? Gak bikin gue sehari aja gak cinta sama lo?"

Bian bicara sendiri sambil memandang foto Lica dan mulai tersenyum tipis, tapi dia langsung mendatarkan wajahnya saat mengingat dimana Aksara membuatnya malu dengan memukulinya di tempat umum.

"Kalau gak ada, Lica? Gue balas lo, Aksara!" gumam Bian dengan emosi sambil mengepalkan tangannya dengan kuat.

'Liat aja, gue bikin lo menyesal! Udah membuat malu seorang Arbian Mahendra!'

Bian mengambil  handphone-nya dan mulai menelpon seseorang lalu tersenyum sinis.

"Main-main lo sama gue!"

Tbc

Istri Kecil Tuan Aksara (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang