160. Hari Bahagia

1K 46 8
                                    

💙 Mas Rezky

Aku memandangi wajah cantik Rina yang masih terlelap dalam tidurnya.

Kusingkirkan beberapa helai rambut yang menghalangi wajah cantik Rina, dan seketika jadi tersenyum karena melihat Rina yang kini jadi menggeliat pelan dalam baringannya. Sepertinya, gerakanku tadi jadi mengganggu tidur istriku tercinta.

Gemas sekali.

Aku mengusap lembut pipi Rina, lalu bergerak turun ke bagian lengannya. Tapi karena tak bisa menahan rasa gemas yang kupunya, aku malah jadi menciumi bahu Rina yang terbuka.

Dan benar saja, ciuman dariku jadi langsung membangunkan Rina dari tidurnya.

Rina mengedipkan kedua matanya, sedang mencoba mengumpulkan kesadarannya. Dan saat kedua mata istriku tercinta telah terbuka dengan sempurna, aku langsung tersenyum padanya. "Selamat pagi, sayang."

Rina ikut tersenyum padaku, "Selamat pagi, Mas."

Aku beralih mencium pipi Rina.

Tapi Rina malah menggeliat karena ingin menghindariku, "Jangan cium-cium dulu, Mas. Nana masih bau."

Aku terkekeh karena mendengar jawaban lucu dari istriku, lalu segera menarik tubuh Rina untuk masuk ke dalam pelukanku. "Nggak papa. Mas tetap suka."

Akhirnya Rina menurut padaku, dan langsung menyusupkan wajah cantiknya di dadaku. Tak lagi menghindar dari pelukan dan ciumanku.

Memang istri yang manis sekali.

"Mas wangi banget," ucap Rina pelan sekali karena suaranya yang teredam dalam pelukanku.

Sekarang Rina jadi mengangkat wajahnya karena ingin menatapku, "Mas udah mandi?"

Aku langsung menganggukkan kepalaku, "Sudah, sayang."

Tiba-tiba, Rina jadi menjauhkan tubuhnya dariku. "Ini, jam berapa, Mas?"

"Jam 4 pagi, sayang."

"Pantesan, rasanya masih agak dingin."

Aku terkekeh sebentar, lalu kembali menyelimuti tubuh Rina. "Sini, peluk dulu, kalau Nana masih dingin."

Rina mengangguk dan kembali masuk dalam pelukanku.

"Terimakasih, sayang. Terimakasih, untuk semalam. Mas suka," ucapku sambil mengusap lembut dan menciumi puncak kepala Rina, istriku tercinta.

Rina mengangguk dalam pelukanku, "Sama-sama, Mas."

"Mas nggak kasar, kan?"

Rina menggelengkan kepalanya, "Nggak, Mas."

Aku terkekeh lagi.

Kenapa jawaban Rina jadi malu-malu seperti itu?

Tiba-tiba Rina seperti ingin melepaskan pelukannya dariku, jadi aku langsung menahannya dengan kedua tanganku. "Mau ke mana?"

"Mau mandi, Mas."

"Nanti aja."

"Tapi Nana bau, Mas. Malu. Mas aja udah wangi."

Lagi-lagi aku dibuat terkekeh dengan jawaban Rina, jadi kini tanganku kembali menarik tubuh Rina untuk masuk ke dalam pelukanku seperti sebelumnya. "Nana juga wangi kok."

"Wangi apa? Nana aja belum mandi dari semalam."

Aku kembali mencium pipi Rina. Lalu setelahnya, aku mendekatkan bibirku di dekat telinga istriku tercinta. "Wangi calon adiknya El."

Rina langsung menggerutu dan semakin menempelkan wajahnya di dadaku. Dan aku jadi memperdengarkan tawa bahagiaku, karena aku jelas tahu, kalau istriku pasti sedang malu.

"Cie, ada yang lagi malu-malu nih."

"Diem, Mas."

Aku tertawa lagi, "Udah, sini, peluk dulu. Mandinya, sebentar lagi ya. Tadi, Mas udah siapin air hangat buat Nana mandi."

Rina langsung mengangguk dalam pelukanku, "Terimakasih, Mas."

Aku mencium kening Rina, menyalurkan besarnya cinta kasih yang kupunya. "Sama-sama, sayang."

Dan aku lekas mengeratkan pelukanku pada istriku tercinta.

Ya Allah, jagalah selalu cinta dan kasih di antara kami berdua. Aku tahu, kalau ke depannya, pasti bukan hanya ada tawa, tapi mungkin juga akan ada tangis dan luka. Tapi semoga, setelah semua itu, kami akan tetap bisa selalu bahagia. Kalau pun akan ada sedih dan perih yang menerpa, semoga, Engkau akan selalu memberikan kekuatan pada kami berdua, sehingga aku dan Rina akan tetap selalu utuh bersama, bertahan, saling menjaga, dan sanggup untuk bisa menjalaninya berdua.

Ya Allah.

Terimakasih.

Aku sungguh sangat bahagia.

*****

Entah seberapa lama waktu yang harus dilewati, atau seberapa sulit jalan yang harus dilalui.

Jika dia memang ditakdirkan untuk kita, jika dia memang baik untuk kita. Maka kami percaya, bahwa cinta akan menemukan caranya sendiri untuk tetap bertahan dan berjuang supaya bisa sampai pada pelabuhan yang tepat baginya.

- Rezky & Rina -

*****

END

*******************************

Akhirnya, selesai juga pada akhir cerita 😍😍😍

Terimakasih untuk semua yang sudah begitu setia menemani dan mengikuti revisi terbaru dari "Kali Kedua"
😍😍😍

Terimakasih untuk semua doa baik dan dukungan tulusnya ❤️

Jangan lupa yaaa

Dina selalu sayang kalian banyakkk banyakkkk banyakkkkk sekali jumlahnya 💕

Seperti biasa, di setiap akhir cerita, bagi kesan dan pesannya yuk untuk Nada Dina 😍😍😍

Gimana rasanya petualangan "Kali Kedua" di versi terbaru ini?

Chapter mana yang paling kalian suka?

Dan apa yang tetap membuat kalian setia serta jatuh cinta dengan cerita "Kali Kedua"?

Pertanyaan terakhir 😁

Ada yang mau disampaikan untuk Nada Dina?

Baiklah

Sampai pada penutup kisah pasangan Rezky & Rina 😍😍😍

Sampai ketemu lagi di kisah Nada Dina yang lainnya 😍😍😍

Sama-sama terus yaaa 🤗🤗🤗

Salam sayang selalu dari yang senantiasa bersyukur dan sangat bahagia karena punya kalian semua di dunia orange ini,

Dina 🌸

Kali Kedua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang