59. Bayang-Bayang

1.4K 144 37
                                    

❤ Rina

Hari ini, Elysia ikut aku ke toko sejak tadi pagi.

Cukup lama Elysia bermain di butik bersama Lia, kini gadis kecilku itu sedang sibuk mewarnai dengan setoples astor coklat di hadapannya. Dan tenang saja, karena kami sudah selesai makan siang dan juga sholat zuhur berjamaah bersama.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam," jawabku dan Elysia di waktu yang bersamaan.

"Masuk aja," kataku mempersilakan.

Pintu terbuka. Dan ternyata, tamu yang sejak tadi ditunggu telah tiba.

"Hai, Dam," sapaku, sambil memberikan senyumanku.

"Halo, Rina," jawab Damar dengan senyum lebar di wajahnya.

Damar membiarkan pintu ruanganku terbuka lebar di kedua bagiannya. Jadi aku langsung tersenyum karena tak menyangka, bahwa ternyata, Damar masih paham dan ingat betul dengan kebiasaan serta keinginan yang aku punya.

"El, masih ingat nggak sama Om Damar?" tanyaku pada Elysia yang kini sudah berdiri tepat di sampingku.

Elysia menganggukkan kepalanya, "El ingat, Ma."

"Kalau ingat. Berati, El salim dulu ya sama Om Damar."

Elysia langsung mendekat pada Damar untuk mencium punggung tangannya. "Halo, Om Damar," sapa Elysia sambil tersenyum dan melihat tepat ke arah Damar yang saat ini sudah berlutut untuk menyamakan tingginya dengan putri kecilku tercinta.

Damar tersenyum bahagia, lalu bergerak pelan untuk mengusap puncak kepala Elysia. "Halo, El. Om Damar seneng banget karena El masih ingat sama Om."

Elysia kembali memberikan anggukan kepalanya. "Iya, Om."

"El mau donat nggak?"

"Mau, Om," jawab Elysia semangat sekali.

Damar menyerahkan paper bag yang ia bawa pada Elysia, "Ini, donat, buat El sama Mama. Hati-hati ya bawanya, takut El keberatan."

Elysia menganggukkan kepalanya, lalu segera menerima bingkisan yang Damar berikan padanya dengan senyuman yang terlihat sangat bahagia. "Terimakasih, Om Damar."

"Sama-sama, anak cantik," jawab Damar sambil memberikan satu usapan lembut di pipi gembil Elysia.

Elysia berbalik padaku, lalu kembali berdiri di sisiku. "Mama, El dikasih donat sama Om Damar."

Aku tersenyum, "Iya, sayang. Tadi sudah bilang terimakasih?"

"Udah, Ma."

"Pintarnya anak Mama. Mau makan donat dari Om Damar sekarang?"

Elysia langsung mengangguk semangat sekali, "Mau, Ma."

Putriku menyerahkan paper bag yang diberikan oleh Damar padaku.

Jadi aku langsung meletakkan bingkisan dari Damar di atas meja, untuk membuka dan melihat apa isinya. Dan ternyata, memang benar sekali adanya. Karena di dalamnya, ada 6 kotak donat dengan berbagai varian rasa.

Aku mengangkat wajahku untuk menatap Damar yang ternyata sudah mendudukkan dirinya di kursi yang ada di depan meja kerjaku. "Kok banyak banget, Dam?"

Damar tersenyum, "Sekalian buat Bu Widya sama Shinta juga."

Aku terkekeh pelan, "Oke. Nanti, pasti aku sampaikan ya bingkisannya."

Damar menganggukkan kepalanya, masih dengan senyum cerah yang sejak tadi ada di wajahnya.

Kali Kedua ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt