111. Senyum Mas Rezky

386 44 6
                                    

💙 Mas Rezky

Kini, aku menyeruput pelan-pelan teh manis yang sudah dibuatkan Ibu untukku dengan senyum yang tak mau luntur sejak tadi.

Bahkan rasanya, teh yang dibuatkan Ibu jadi jauh lebih manis dari biasanya.

Luar biasa sekali

Aku terkekeh menertawakan bagaimana tingkahku saat ini yang sudah mirip seperti remaja belia yang baru saja jatuh cinta.

To : Elsa Azarina Safira

Dek, udah sampai rumah?

Aku langsung terkikik geli membaca pesan yang baru saja kukirimkan pada Rina.

"Dek. Gemes banget ya? Rina marah nggak ya kalau aku panggil dia, Adek?" monologku.

Karena sibuk dan terlalu asik dengan pikiranku sendiri, aku jadi meremas-remas ponsel yang ada di tanganku saat ini. "Astaga. Gemes banget aku."

Aku jadi membayangkan bagaimana ekspresi Rina saat dia membaca pesan dariku.

Rina akan marah?

Kaget?

Atau malah jadi jijik ya?

Astaga.

Aku benar-benar sudah persis seperti ABG yang baru pertama kali jatuh cinta dengan seorang perempuan.

Menunggu beberapa waktu, ternyata Rina tak kunjung membalas pesan dariku.

"Apa Rina belum sampai ya? Harusnya, tadi, aku antar aja Rina," aku mulai berbicara sendiri lagi.

Mataku terpaku menatap room chat diriku dengan Rina. Semua kolom pesannya hanya berwarna hijau. Karena sejak Rina pergi tanpa pamit padaku, sejak 3 minggu yang lalu, pesanku tak pernah dibalas olehnya. Alhasil, aku jadi seperti berkirim pesan dengan diriku sendiri. Semuanya centang dua, tanda terkirim, tapi hanya bertahan di warna abu-abu, tak pernah menjadi warna biru karena Rina tak pernah membuka pesan dariku.

Aku senyum-senyum sendiri membaca nama kontak Rina di ponselku. Elsa Azarina Safira, nama lengkapnya, yang sudah kuhafal betul di luar kepala sejak 8 tahun lalu.

Saat ini senyumku makin terkembang dengan sempurna sekali, karena jariku sedang bergerak lincah di atas keyboard ponselku untuk merubah nama Rina menjadi :

Rinaku

Ya. Rinaku. Karena sebentar lagi, insyaAllah, Elsa Azarina Safira akan menjadi milik Rezky Pramurindra. Seorang istri yang akan selalu sangat kucinta.

Aamiin.

Senyumku makin terkembang dengan begitu sempurna, bahkan mulutku juga sampai terbuka, dan memperlihatkan gigi-gigiku karena tersenyum sangat bahagia.

Kalau aku tidak ingat umurku, maka rasanya aku ingin berteriak sekarang juga supaya orang-orang tahu kalau Rina sudah mau menerima lamaranku.

Cintaku benar-benar tak bertepuk sebelah tangan lagi.

- Flashback -

"Jadi, Rina mau jadi istrinya Rezky?"

Pertanyaan Ibu membuat tubuhku langsung membeku. Dan ternyata itu juga membuat Rina sedikit membatu.

Ibu meremat pundakku. Mungkin beliau ingin memberikan kekuatan pada diriku supaya siap mendengar jawaban telak apa yang akan Rina berikan padaku.

Aku memejamkan kedua mataku. Sedang berharap, bahwa semoga, jawaban Rina kali ini tak akan lagi membuat hatiku jadi ngilu.

Kali Kedua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang