142. Obat Penenang

319 33 0
                                    

💙 Mas Rezky

Karena Rina yang tak kunjung mau membuka suaranya, akhirnya aku kembali melancarkan aksi bujuk rayuku untuk calon istriku tercinta.

"Hari ini, Mas beneran lagi ulang tahun loh. Masa yang lagi ulang tahun dicuekin? Maunya nggak dikasih? Tega banget. Mas lagi ulang tahun, tapi Nana tega mau buat Mas jadi nangis karena sedih?"

"Curang ih. Mintanya nodong pakai acara hari ulang tahun."

Aku terkekeh.

Yes!

Akhirnya, aku berhasil juga.

"Biarin."

Rina terdengar sedang mendengus sengit sekali di seberang sana. Dan aku malah jadi bahagia sekali karenanya. Sebab sungutan kesal dari Rina, dan acara merengek dari calon istriku tercinta, adalah salah satu hal yang sangat aku suka.

"Mau ya? Janji, ini beneran yang terakhir Mas tanya untuk hari ini."

"Buat hari ini? Berarti kalau besok, Mas mau tanya lagi?"

"Iya dong. Biar Mas makin happy."

Sungutan kesal Rina kembali mengudara dengan sangat jelas dalam pendengaranku.

"Mas curang ih. Kenapa jadi nyebelin banget si? Lagi ulang tahun, tapi kenapa usilnya malah jadi gede banget kaya gini?"

Kikikan geliku jelas tak bisa kutahan lagi. Karena ekspresi kesal Rina saat ini pasti menggemaskan sekali.

"Ya nggak papa dong, sayang. Ingat, nggak boleh lupa, kalau buat seseorang bahagia, itu bisa jadi pahala loh. Jadi, mau ya jawab pertanyaannya Mas lagi. Biar pahalanya membahagiakan calon suami, bisa tambah besar lagi. Ya? Nana mau ya?"

Menunggu beberapa waktu, akhirnya Rina mau kembali memberikan jawabannya untukku. Walau tetap masih dengan acara bersungut-sungut karena kesal dengan godaanku.

Astaga.

Mama satu putri ini, memang sungguhan menggemaskan sekali.

Mau kugigit pipinya Rina!

Makin sayang calon istriku tercinta.

"Iya. Tapi janji ya, ini beneran yang terakhir? Kalau habis ini, Mas masih tanya-tanya lagi, nanti, Nana mau marah beneran. Nggak mau angkat telepon Mas lagi. Biar kapok."

Aku tertawa.

Astaga. Rina sedang berusaha ingin mengancamku rupanya.

Gemasnya.

"Iya deh, janji, ini yang terakhir."

"Ya udah."

Aku tersenyum.

Pasti ekspresi wajah Rina saat ini lucu sekali.

Aku menarik napas perlahan sebelum kembali bertanya pada Rina.

"Cinta pertamanya Nana, siapa? Cinta pertamanya Elsa Azarina Safira, siapa?"

Kali Kedua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang