42 : Human 🔞

477 51 7
                                    

Lalu di sini, kriettt... Suara pintu kamar mandi terbuka kemudian tertutup.

Aroma sabun dan rambut yang basah membuat dirinya terlihat amat menggoda dimata Meen. Ditambah tubuh Perth hanya di tutupi oleh bathrobe putih sehingga aura keindahannya semakin terpancar.

Meen duduk di tepi ranjang Perth, sedangkan Perth terperanjat kaget melihat Meen sudah santai di sana nan lurus tatapan matanya kepada Perth seorang.

Perth heran, bagaimana cara Meen masuk ke sini.

"Apa yang senior lakukan di sini? Dan bagaimana cara senior masuk ke sini? Asal senior tahu, ini pelanggaran privasi!" Maki Perth bertingkah laku seperti orang marah tuk menutupi dirinya yang bahagia melihat Meen, dia merindu.

"Apa? Privasi? Kamu bilang aku melanggar privasi? Mungkin, tapi aku terpaksa melakukan ini! Jika aku tidak begini, aku tidak akan bisa menemui mu!" Balas Meen kini beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Perth yang kini mengarahkan netra gelapnya pada pintu.

Tingkah laku Perth yang tampak ketakutan membuat Meen emosi, dan karena emosi itulah dia langsung menarik tangan Perth dan melemparkannya ke atas kasur. Tangan Perth yang sedari tadi menggenggam erat bathrobe yang menutupi tubuh polosnya kini Meen buka paksa hingga telanjang bulatlah tubuh Perth dibuatnya.

Perth terlihat bergetar ketakutan di bawah himpitan tubuh Meen yang sudah berganti warna matanya, bahkan pheromonenya pun sudah mulai menguar.

"Apa yang mau senior lakukan?" Bergetar suaranya akibat rasa takut yang menyelimuti dirinya.

Meen berdecak kesal, "Apa yang kamu pikirkan tentang aku sampai kamu ketakutan? Apa selama ini aku pernah menyakitimu?" Maki Meen melihat Perth terbaring dibawahnya tanpa sehelai benangpun, rambut basahnya serta aroma tubuhnya membuat hasrat Meen segera terpanggil. Belum lagi dia yang sudah tidak melakukan hubungan badan dengan Perth.

"Senior... Lepaskan aku!" Pinta Perth mencoba melawan Meen tapi tenaganya tidak akan pernah bisa menyaingi tenaga Meen yang lebih besar dari dirinya. Belum lagi pheromone Meen yang mulai membuat dia kacau.

Perth terus memberontak dalam kukungan Meen yang tidak akan pernah bisa dia tembus. Sementara itu, penolakan Perth justru melukai perasaan Meen. Dia belum berkata serius tapi penolakan Perth sudah sekeras ini.

"Lepas, kita sudah putus sehingga aku tidak punya kewajiban untuk memenuhi nafsu bejatmu!" Maki Perth belum menyerah untuk meloloskan dirinya dari kukungan Meen. Sakit hatinya harus berkata begini, tapi Meen jauh lebih sakit hati lagi.

"Nafsu bejat kamu bilang? Jadi selama ini kamu terpaksa bercinta denganku? Apa selama ini hanya aku yang mencintaimu, hanya aku yang merasa sebagai priamu? Sebenarnya apa arti aku dalam hidupmu?" Cerca Meen tegas mulai memerah matanya dengan dadanya yang naik turun karena emosi.

"Lepas, kalau tidak aku akan berteriak!" Ancam Perth tidak berani menatap langsung manik gelap Meen, detik berikutnya Meen menutup mulutnya dengan ciuman. Akhirnya setelah 35 hari, Meen kembali merasakan bibir ranum Perth yang manis. Perth yang telanjang dan terus melakukan perlawanan membuat dia semakin tertantang untuk menunjukkan kalau dia tidak akan pernah bisa lepas dari dirinya karena dia milik Meen.

Sebenarnya tidak masalah jika Perth berteriak, sebab Meen sudah membuat seisi rumah ini tertidur kecuali dia dan Perth. Dia meminta bantuan Mark untuk membuatkan dia alat yang bisa menyebarkan obat bius tanpa sepengetahuan korbannya. Dan itu berhasil.

Meen heran, kenapa tubuh Perth semakin indah? Padahal hanya 35 hari mereka tidak bertemu namun Perth semakin terlihat cantik. Gairahnya semakin kuat untuk segera menggauli Perth. Meen mulai melepaskan ikat pinggangnya yang melingkar di pinggangnya tuk dia gunakan untuk mengikat kedua tangan Perth agar dia tidak bisa lagi memberontak.

My Alpha - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang