07 : Cherry Heart

569 65 5
                                    

Dari sini mereka bisa merasakan debaran jantung masing-masing. Dan mereka menyukai irama jantung nan berdetak gila tak beraturan itu. Sebab irama gilanya membuat mereka menjadi tahu kalau mereka saling mencintai.

Meen dan Perth sungguh senang ikut acara ini. Sangat.

⏩⏩

Begitu Meen turun dari bus, segera dia hampiri Pamigax dan Zee, Meen mau minta ganti kamar karena dia mau sekamar dengan Perth.

Pamigax dan Zee tersenyum penuh arti, sudah mereka duga akan begini jadinya sehingga dari awal Meen dan Perth memang mereka buat sekamar.

"Benarkah?" Tanya Meen untuk meyakinkan dirinya kalau dia tidak salah dengar.

"Iya, dasar bucin!" Ledek Pamigax mendukung 100% hubungan Meen dengan Perth, sekalipun mereka sama-sama Alpha. Lagipula cinta itu tidak dibatasi oleh apapun, cinta itu bebas tanpa aturan apalagi perintah.

"Terima kasih!"

"Hembn dan jangan lupa traktirannya!" Ucap Zee menggantikan Pamigax. Meen mengangguk, setelahnya dia segera pergi ke kamarnya. Dia sudah tidak sabar bertemu dengan Perth.

Klik'
Suara pintu terbuka, dan atensi Perth segera mengarah ke sumber suara langkah kaki yang masuk. Selanjutnya senyum lima jari terpatri di wajah Perth.

"Senang banget ya jika kita sekamar?"

Perth mengangguk untuk pertanyaan Meen. Sepertinya dua orang ini tidak berniat untuk menyembunyikan perasaan suka mereka. Takut ada yang mengambil serta salah paham lagi seperti terakhir kali.

Perth kembali melanjutkan kegiatannya memasukkan pakaian dia kedalam lemari. Meen pun sudah mulai membongkar kopernya.

"Mau adek bantu?" Tawar Perth sudah selesai memasukkan barang bawaannya kedalam lemari.

"Adek?" Respon Meen pura-pura tidak mengerti.

Perth berjalan sehingga sekarang dia sudah berada dihadapan Meen yang duduk merdeka diatas karpet bulu sampai kasur.

"Mulai sekarang kakak harus memanggil aku dengan sebutan adek!" Betapa antusiasnya Perth bicara dengan senyum yang mengambang.

"Harus ya?"

Perth mengangguk singkat dan alis mata Meen nan nyaris bertemu, dia masih pura-pura tidak paham.

"Karena kakak spesial di hati aku, maka kakak boleh memanggil aku dengan sebutan adek!" Perth bicara begini karena dia ingin menghapus batas antara dia dengan Meen.

"Memangnya seberapa spesial kakak dihatimu, hembn?"

Perth loading tuk memikirkan kalimat yang tidak membuat wajah dia memerah karena tersipu malu.

"Pokoknya spesial!" Cetus Perth tidak bisa menemukan kalimat yang tepat.

"Iya, tapi seberapa spesial kakak dihatimu?" Kata Meen masih berniat untuk menggoda Perth.

Perth kembali berpikir, ekspresi berpikir dia amat lucu dimata Meen sehingga membuat Meen gemes. Tanpa pikir panjang, Meen mengecup singkat bibir ranum Perth.

"Adek jauh lebih spesial dihati kakak!" Ucap Meen tidak jadi membuat Perth marah malah Perth nya merona.

Meen tertawa kecil sambil mengusap asal surai hitam Perth. Dan tawa kecil Meen semakin lama bertahan saat Perth pura-pura sakit perut sehingga dia segera pergi ke kamar mandi. Padahal Perth yang menggoda Meen duluan tapi malah dia yang berakhir berdebar-debar.

Begitu Perth keluar dari kamar mandi, dia melihat Meen sudah bersiap-siap untuk pergi.

"Kakak mau kemana?"

My Alpha - EndWhere stories live. Discover now