20 : Someone In Our Life

297 50 1
                                    

Huruf miring berarti flashback.

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa Vomment ❤️❤️❤️

Happy reading ❤️❤️❤️

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

"Ah maaf!" Ucap Perth kepada Sarin yang tidak sengaja dia tabrak, padahal kenyataannya Sarin sengaja membuat dirinya di tabrak oleh Perth.

Perth benar-benar menyesal berjalan sambil main hp, "Aku benar-benar minta maaf!" Ucap Perth lagi karena ice cappucino Sarin tumpah dan mengenai pakaiannya sendiri.

"Tidak apa-apa!" Ujar Sarin tak pernah beranjak iris gelapnya dari Perth.

"Tapi..."

"It's okey..." Potong Sarin kepada Perth yang mulai menatapnya.

"Namun jika kau merasa tidak enak dengan hal ini, kau bisa mentraktirku makan siang!" Sambung Sarin di sela senyum tampannya.

"Boleh, tapi hari ini aku tidak bisa. Bagaimana lusa? Apa Abang punya waktu?"

Sarin mengangguk.

"Kalau begitu bagaimana caraku menghubungi Abang?" Tanya Perth murni tidak punya maksud lain meminta nomor handphone Satin.

Setelahnya mereka saling bertukar nomor.

"Atas nama siapa aku simpan nomor ini?" Tanya mereka dalam waktu bersamaan, sebenarnya ini hanya pertanyaan basa-basi. Sebab dua orang ini sudah tahu nama masing-masing. Sebab dua orang ini sama-sama famous.

"Daddy Sarin!" Ucap Sarin kemudian terkekeh.

"Kalau begitu aku simpan dengan nama Abang Sarin! Dan namaku Perth Tanapon," Respon Perth menganggap angin lalu candaan Sarin.

"Tidak, aku lebih suka kau menyimpannya dengan nama Daddy Sarin!"

Perth terdiam, kemudian dia ikuti maunya Sarin, takut telat dia masuk kelas. Dan mereka pun berpisah setelah mendapatkan kontak masing-masing.

⏩⏩

Joss duduk bersandar di kursi kayu taman, tatapannya jauh lurus sambil merogoh saku celananya untuk mengambil sebungkus rokok.
Kini satu batang rokok sudah terselip diantara kedua bibirnya. Lalu dia kembali meraba saku celana guna mencari pemantik untuk menyalakan rokok, tapi tidak ada.

Keningnya berkerut karena seingat dia, tadi dia membawanya.

Ckrek!
Sekarang rokok milik Joss sudah dinyalakan oleh seseorang yang kini menyulutkan api dari pemantiknya untuk Joss. Seketika itu juga iris tajam Joss menatap si pemantik api.

"Thanks!" Kata Joss sekalipun dia tidak suka dengan pria yang dia tatap. Sedang si pria tersenyum ramah.

"Kenapa dia ada di sini?" Kutuk Joss dalam hati kepada pria di hadapannya.

"Kau merokok?" Tanya Joss ketus kepada pria yang sudah duduk di sampingnya, mereka sama-sama menatap langit malam bertabur bintang.

"Tidak, Perth tidak suka pria merokok apalagi peminum. Dia suka pria bersih, wangi, tinggi, pria yang bisa dia andalkan dan yang bisa memanjakan dia serta melindunginya. Dia sangat manja asli tuan tahu." Terangnya kepada ayah dari pacarnya. Pemantik tadi sudah bermain liar di tangannya.

"Fyiuhhh..." Joss menghembuskan asap rokok dari mulutnya, suasana terasa amat aneh bagi dirinya.

"Bisakah kau menjauhi putraku?"

"Tidak!" Jawabnya cepat dan tepat.

Joss mengepulkan asap rokoknya ke udara lalu menengok kearahnya yang masih memperhatikan Joss dengan penuh minat, "Dasar bedebah!" Maki Joss tidak menyembunyikan ketidaksukaannya kepada pria di hadapannya.

My Alpha - EndDonde viven las historias. Descúbrelo ahora