19 : All I Ask

330 53 2
                                    

"Maksud daddy apa menjodohkan aku dengan anak rekan bisnis daddy?" Tanya Perth begitu saja kepada Joss di kantornya.

Perth mendobrak masuk, sehingga membuat Luke segera keluar dari kantor Joss.

"Tidak bisakah kamu duduk dulu, setelah itu baru bicara. Kamu manusia beradab kan?" Respon Joss tetap tenang. Dia menatap putranya yang berdiri. Sudah 3 bulan dia tidak bertemu dengan putranya.

Perth duduk sesuai dengan ucapan Joss, sedangkan Joss menatap intens sekujur tubuh Perth. Dia melihat bercak merah di leher jenjang Perth.

Plakkk!
Joss memukul keras meja kerjanya, dia tidak menyangka hubungan Perth dan Meen sudah sejauh itu. Benci sekali dia jika ada yang menyentuh Perth.

Perth kaget karena suara benturan antara tangan Joss dan meja itu bukan main kerasnya.

Sesaat setelahnya indera penciuman Perth mencium aroma pheromone Joss. Sungguh Joss marah besar.

"Suka tidak suka, mau tidak mau! Kamu tetap aku jodohkan dengan Jiro!" Ucap Joss penuh penekanan pada kata-katanya.

"Aku tidak mau, dan aku tidak ad kewajiban untuk mematuhi perintah mu!" Bantah Perth tidak akan pernah menerima pinangan ini.

"Aku ini daddy mu!" Hardik Joss nyalang.

"Memang! Tapi kau juga yang telah membunuh mama!" Bentak Perth tidak kalah tajam tatapan matanya.

Joss bungkam, hanya sesaat.

"Lalu maumu apa?" Tanya Joss menatap Perth lekat-lekat.

"Aku mau kau bertanggung jawab dengan dosa yang telah kau lakukan!"

"Tidak bisakah kau lupakan kejadian itu, dan mari kita mulai ikatan ini dari awal!"

"Baik, tapi jangan pernah mengatur hidupku apalagi sampai menjodohkan aku!" Demi bersama dengan Meen, Perth rela melupakan masa lalu dan memulai kembali ikatan ayah anak itu dengan Joss.

Lagi-lagi Joss terdiam.

"Kalau begitu aku tunggu jawabanmu!" Cetus Perth kemudian berlalu pergi dari ruangan itu.

Joss berdecak kesal, sebenarnya tawaran Perth tidak buruk. Hanya saja dia tidak terima putranya menjalin kasih dengan Alpha di saat dia ketahui Perth itu juga Alpha.

"Sialan!" Umpat Joss kembali memukul meja.

⏩⏩

Tiga hari kemudian...

"Ja, kamu baik-baik sajakan?" Tanya Billkin heran melihat sahabatnya murung sejak dia masuk ke kelas.

Biasanya dia, Ja dan Pawat akan bercanda tawa sambil menikmati cemilan saat sama-sama sedang tidak ada tugas dari dosen mereka. Namun, sejak kemarin Ja selalu murung, membuat Billkin dan Pawat curiga. Jangan-jangan Ja sedang tertimpa musibah atau masalah besar saat ini.

"Nggak ada. Aku baik-baik saja saat ini," Jawab Ja enggan menceritakan masalah yang dia hadapi, takut ad yang tahu kalau dia dan First punya hubungan.

Kedua temannya tidak percaya dan itu tampak jelas dari raut wajah mereka.

"Jangan bohong, kita sudah lama berteman, jadi sedikit banyaknya kita sudah saling mengerti. Jadi cerita aja, siapa tahu kami bisa bantu." Ucap Pawat seraya menarik kursinya mendekati kursi sahabatnya.

Ja tertegun cukup lama menatap kedua sahabatnya yang dia kenal semenjak bangku sekolah junior high school.

"Ja, cerita aja! Jujur, kami tidak suka melihat kamu bersusah hati begini." Sambung Billkin memang perhatian dengan teman-temannya.

My Alpha - EndWhere stories live. Discover now