34 : I'm A Mess

210 41 3
                                    

Mari tinggalkan para tetua yang akhirnya mulai lagi perdebatan diantara mereka. Sekarang kita kembali lokasi pertandingan.

Attha, Jane serta Chahub berhasil melarikan diri. Mereka menggunakan kesempatan ketika helikopter turun tadi sebagai kesempatan untuk menyelamatkan diri dari Meen dan kawan-kawan.

"Kenapa kamu masih berdiri di sana, ayo ikut kamu!" Ajak Meen tidak ada marah dan dendam sedikitpun kepada Natasit dan Baifern.

"Tapi..."

"Ikut atau aku seret!" Hardik Meen sungguh berjiwa besar dia sama seperti Kimmon. Mungkin karena Kimmon seorang dokter sehingga dimata dia manusia ini sama, tidak ada bedanya.

Natasit dan Baifern mengangguk. Sungguh mereka ditinggalkan begitu saja oleh Attha dan kawan-kawan.

"It's okey! War hanya pingsan, dia syok!" Jelas Kimmon kepada Anan yang bukan main cemasnya dia melihat Omeganya tak sadarkan diri. War pingsan karena dia melihat Monnat di perkosa di depan matanya. Dan itu mengingatkan dia akan masa lalunya. Di saat kembarannya di perkosa tepat di depan matanya, diperkosa hingga dia kehilangan nyawanya. War pernah mengalami pembullyan yang luar biasa sadisnya.

"Ssttt... Apapun yang terjadi, jangan pernah keluar dari sini!" Ucap kembaran War kala itu kepada dia. Karena fisik mereka yang amat mirip.  Sehingga mereka tidak menyadari kalau pria yang mereka gilir itu bukan War melainkan kembarannya.

War melihat kejadian itu dari bawah lantai yang kebetulan ada ruang kecil untuk satu orang di sana.

Tidak ada satupun yang datang untuk menolong mereka, bahkan tetangga mereka pun bungkam. Mereka tidak peduli dengan Omega yatim piatu miskin seperti mereka.

Hidup War berubah ketika dia bertemu dengan Anan. Bagi War, Anan itu segala-galanya sebab memang hanya Anan yang dia miliki di dunia ini.

Karena Monnat masih syok, maka Meen menggendong dia apa bridal. Dia tahu kalau acara ini live, tahu karena dia pernah melihat kamera yang tak sengaja korslet sehingga wujud kamera itu kelihatan, hanya sebentar sebab detik berikutnya kamera itu kembali berubah menjadi transparan.

"Adek, maaf ya... Kakak tidak selingkuh! Sumpah! Kakak hanya mencintai adek seorang!"

Heran mereka melihat Meen bicara entah kepada siapa namun Kritt tepuk jidat dibuatnya, bucin Meen sudah another level.

Lalu di sini Perth mengulum senyum nan merona wajahnya. "Adek kangen kakak..." Monolog Perth tanpa sadar, dia memang marah kepada Meen tapi rasa cintanya mengalahkan amarah nya. Dia belum tahu kalau Jane meninggal, dia pikir Jane pingsan.

"Mau kesana?" Tanya Sarin tak sengaja mendengar ucapan Perth, dia sudah selesai menelepon.

"Memangnya om bisa membawa aku kesana?" Bukan main cerah wajahnya saat berkata begitu.

Sarin terkekeh, sudah dia duga memang Meen yang telah menandai Perth. Dia tidak marah asalkan Perth bahagia dengan orang yang dia cintai.

"Daddy..." Ingat Sarin lagi kini sudah mengambil posisi duduk di sisi Perth yang berbaring.

"Kenapa Om ngotot banget aku panggil daddy?"

"Menurutmu?" Tanya Sarin balik menatap Perth penuh kasih, walaupun tadi aura gelap mengitari dirinya saat menelepon dengan seseorang.

"Lah, kok nanya balik!" Rutuk Perth membuat Sarin terkekeh, putranya amat mirip dengan wanita yang dia cintai.

Sungguh tidak Perth temukan jawabannya selain Sarin yang tertarik dengan dia.

"Jika kamu memanggilku dengan sebutan Daddy... Maka pria tampan di hadapanmu ini akan membuat keajaiban sehingga kamu bisa bertemu dengan Alpha mu!"

Alis mata Perth nyaris bertemu. "Aku tidak punya Alpha, karena aku sendiri Alpha!" Perth masih saja berkilah sehingga membuat Sarin memerintahkan bawahannya untuk membawa cermin supaya Perth bisa melihat tanda kepemilikan Meen di tengkuk leher belakangnya.

My Alpha - EndWhere stories live. Discover now