38 : Without You

257 47 9
                                    

"Shhh..." Ringis Meen saat kepalanya kejedot dinding, dia ingin masuk kedalam ruangan simulasi virtual untuk mengikuti ujian berikutnya.

"Makanya jangan melamun... Pintunya di sini, bukan di sana!" Ledek Kritt terkekeh begitu juga dengan Bright serta Kimmon dan 4 orang lainnya.

Hanya kelompok Meen, Bright, Kimmon dan Anan yang lolos masuk ke semifinal.

Meen berdecak kesal, dia jadi kepikiran tentang perkataan Attha tadi pagi di koridor kastil menuju kantin untuk sarapan, kalau tanah airnya akan segera perang. Mungkin Attha sengaja mengatakan hal itu kepada Meen untuk mengacaukan konsentrasi Meen. Sampai sekarang dia belum terima telah tereliminasi, padahal dia sangat ingin menjadi raja King Alpha.

"Lagi mikirin apa sih sampai membuat mu tidak bisa membedakan mana pintu dan mana dinding?" Komentar Kimmon berjalan beriringan dengan Meen.

"Lagi mikirin kenapa sampai hari ini aku belum juga tereliminasi..." Jawaban Meen membuat Kimmon tertawa sebab persis seperti dirinya.

"Aneh ya, padahal kita tidak berminat menjadi raja King Alpha, tapi kita selalu lolos setiap pertandingan. Padahal kita tidak ngapa-ngapain..." Timpal Kimmon jujur.

"Benar, kok bisa ya?" Sambung Meen kemudian d sahut oleh Bright, "Dasar manusia menyedihkan yang tidak punya mimpi!"

"Kami punya mimpi ya, tapi bukan menjadi raja!" Balas Meen dan Kimmon dalam waktu bersamaan.

Anan beserta para Omega hanya tertawa mendengar obrolan mereka hingga akhirnya panitia ujian datang dan pertandingan pun dimulai.

Pertandingan kali ini memakan waktu selama 3 hari.

⏩⏩

Degh!
Dada Mew berdebar-debar, manik gelapnya bersitatap dengan manik gelap Perth yang tajam.

Perth baru saja datang sehingga dia tidak melihat siapa yang telah menebas Joss, yang jelas kini kakak tersebut berada di tangan Mew.

Detik berikutnya Perth segera berlari kearah Joss yang sudah tergeletak sekarat.

Nafas Perth memburu sesak saat membawa Joss kedalam dekapannya. "Kesayangannya daddy kenapa ke sini?" Ucap Joss kini melihat Perth menjatuhkan air matanya dan itu mengenai wajah Joss yang berhias noda darah.

Di langit sana, pesawat tempur bahkan peluru masih menderu. Cahaya matahari seolah tertutup oleh asap hitam dari kobaran api yang menyala.

Joss mencoba membelai wajah Perth, tapi seluruh tenaganya sudah menghilang sehingga satu jaripun tidak bisa dia gerakkan.

Greph!
Perth meraih telapak tangan kanan Joss yang lebar kemudian dia tempelkan pada pipi tembemnya.

"Maaf ya... Daddy tidak bisa membuatmu bahagia..." Lirih Joss tidak bisa merasakan apapun selain rasa dingin yang mulai mengabur penglihatannya.

"Daddy ingin mendengar suaramu... Memanggil daddy, dan berkata betapa kamu mencintai daddy..."

Baik Mew maupun Lee tidak ada yang berani bergerak, melihat Perth memeluk erat Joss dengan penuh kasih membuat mereka terluka.

"Aku menyayangi daddy dan sangat mencintai daddy... Amat karena Daddy cinta pertamaku!" Respon Perth cepat tahu ini akan menjadi momen terakhir dia dengan Joss.

Joss tersenyum, "Terima kasih sudah menjadi putra daddy... Daddy mencintaimu karena kamu putra kesayangannya daddy. Wanita yang sangat daddy cintai... Pinnara... Aku mencintaimu... Maaf..." Ungkap dia lirih yang menjadi kata-kata terakhirnya.

Air mata Perth semakin jatuh berderai dalam diam, dia peluk erat pria yang selalu dia anggap sebagai ayah kandungnya karena dia memang begitulah yang dia ketahui tentang Joss. Pria yang sudah menikah dengan Pinnara hingga hadirlah dirinya.

My Alpha - EndWhere stories live. Discover now