27 : Beggin

371 51 3
                                    

Ketika Lee sampai di kamar rawat inap wanita yang ingin Lee konfirmasi kebenaran dengan meminta bantuan Luke, ranjang itu kosong dan ada secarik kertas di sana yang bertuliskan, "Maaf ya tuan Lee, dan terima kasih banyak sudah menjagaku selama ini. Atasanku sudah memanggil, jadi aku harus segera kembali ke sisinya."

"Memangnya siapa yang dirawat di sini?" Tanya Luke kepada Lee yang panik.

"Pinnara, mungkin!" Sahut Lee tahu sebab tulisan tangannya berbeda. Jika dia bukan Pinnara, lalu dimana Pinnara yang asli. Apa benar dia sudah meninggal atau orang yang Meen lihat waktu itu memang benar Pinnara. Kalau memang iya, kenapa dia tidak menemui Perth?

"Maksudmu Pinnara masih hidup?" Luke malah bertanya balik karena dia tidak percaya.

Lee hanya mengangguk pelan sambil mencari nomor seseorang di handphonenya, begitu ketemu, langsung dia hubungi.

"Kau serius?"

"Iya!" Satu kata dari Lee seraya berlalu pergi keluar dari ruangan menuju ruangan CCTV untuk mengecek guna mencari wanita yang menulis secarik kertas tadi.

Karena Luke tidak percaya, dia susul Lee guna mendapatkan penjelasan.

Lalu di sisi lain, Meen mendapat email dari Pemilihan King Alpha Dunia, dia juga ditelepon Porsche tadi guna mengatakan kalau dia segera lepas landas ke Amerika, sebab kali ini Amerika akan menjadi tuan rumah untuk pemilihan King Alpha Dunia.

Dia berdecak kesal karena dia tidak bisa menolak pemilihan ini. Mana saat ini Perth lagi hamil. Sungguh merutuk kesal dia.

Perth bangun dari tidurnya karena tidak mendapati Meen di sisinya, setelah di telusuri kamarnya, ternyata Meen duduk di sofa seraya memijit pelipisnya.

"Kakak kenapa? Kenapa belum tidur? Padahal ini sudah jam 3 pagi loh! Kakak lagi ada masalah? Masalah apa?" Suara Perth membuyarkan lamunan Meen dan seketika itu netra tegasnya menatap Perth yang sudah berdiri di hadapannya

Srethhh...
Meen menarik pergelangan tangan Perth kemudian dia dudukkan Perth di pahanya. Tangan kirinya melingkar di pinggang Perth sedangkan tangan kanannya membelai rahang Perth.

"Kenapa bangun dek? Ini baru jam 3 pagi..."

"Jangan mengganti topik pembicaraan kak!" Tandas Perth tahu Meen ingin mengelak.

"Siapa yang mengganti topik pembicaraan dek?" Tanya Meen kemudian mengecup singkat pipi tembem Perth.

"Kakak!" Jawab Perth singkat masih tak beranjak tatapan matanya dari Meen, sementara itu Meen hanya menampilkan senyum rupawannya.

"Ayo tidur, besok adek masuk pagi kan!" Ucap Meen kemudian Perth merengek kesal dan jangan lupakan bibirnya yang manyun serta jidatnya yang kusut.

"Ok, memangnya apa yang mau adek dengar, hembn?" Ujar Meen mencoba mengalah sambil mengusap paha yang hanya di tutupi celana pendek sedangkan tangan kirinya masih stay melingkar di pinggang Perth.

"Kenapa kakak belum tidur? Apa yang kakak pikirkan sampai tidak bisa tidur?" Tanya Perth serius kepada prianya yang menatapnya lembut.

"Adek tahukan kalau kakak King Alpha?"

Perth mengangguk sebagai responnya, lalu menatap tangan Meen yang meremas pahanya, tidak kuat, namun mampu membuat Perth merinding. Wajar, karena tubuh Perth sangat sensitif dengan sentuhan Meen. Kini iris gelap Perth kembali menatap Meen.

"Terus kenapa jika kakak King Alpha?" Tanya Perth lebih jauh, kedua tangannya masih melingkar di lehernya Meen.

"Tidak kenapa-kenapa, hanya saja kakak harus mengikuti pemilihan King Alpha Dunia. Dan minggu depan kakak harus pergi, tapi perginya harus bersama Omeganya... Jika tidak ada Omega, maka kakak terpaksa menyewa Omega sampai pemilihan ini selesai. Sebenarnya acara pemilihan ini tahun depan, namun karena King Alpha Dunia sudah meninggal... Maka acara pemilihan ini dimajukan. Terus... Apa adek mau mendampingi kakak pergi ke sana?" Kata Meen panjang lebar dan untuk kalimat terakhirnya dia bicara dengan nada yang penuh harap.

My Alpha - EndOnde as histórias ganham vida. Descobre agora