30 : Secret

236 45 2
                                    

Ini sudah 5 hari berlalu setelah kepergian Meen, pagi ini seperti biasa, Perth kembali melakukan tugasnya sebagai seorang anak untuk mempersiapkan sarapan ayah tercinta yang dia hormati.

Sebenarnya beberapa hari ini, Perth merasakan keanehan pada tubuhnya. Sering merasa lemas, mudah lelah, dan kadang mual sesekali. Perth berpikir kalau gejala itu karena masuk angin, di mana dirinya terlalu sibuk mengerjakan tugas kuliah yang semakin menumpuk hingga larut malam.

Perth segera berlari cepat ke kamar, tiba-tiba dia mual setelah menyantap sarapan yang baru masuk dua sendok. Dia sungguh tidak mengerti, hanya saja rasa itu tiba-tiba datang lagi saat sedang berada di meja makan. Dirinya tidak ingin mengganggu Jeff dan Jiroo yang sedang menikmati sarapan. Joss masih belum mau makan bersama dengan keluarganya. Dia makan di kamar, itupun Perth yang menyiapkan sebab jika bukan Perth, maka dia tidak akan makan.

"Kakak kenapa?" Tanya Jeff, lalu menghentikan sarapannya saat Perth sedang mengambil piring makannya. Dia baru saja balik dari kamar mandi.

"Aku nggak tahu... Maafin kakak ya karena mengganggu sarapan kamu dan Jiroo. Kakak makan di kamar aja, kamu lanjutin aja sarapannya bersama Jiroo," Ucap Perth segera beranjak dan pergi meninggalkan Jeff dan Jiroo di meja makan. Perth memilih makan di kamar supaya dia lebih mudah ke kamar mandi jika nanti rasa mualnya datang lagi.

Jeff dan Jiroo sangat heran melihat apa yang terjadi pada Perth.

"Apa menurutmu kakak sakit?" Tanya Jeff cemas kepada pria yang tidak di cintai, namun dia nyaman bersama Jiroo serta perhatian juga. Lebih tepatnya saling perhatian.

Karena Jiroo Sangat memperhatikan perubahan yang ada pada tunangannya, sehingga dia pun merasa heran dengan Perth. "Iya, ku rasa juga begitu," Jawab Jiroo merasa kalau akhir-akhir ini Perth terlihat lemah dan pucat.

Beberapa menit kemudian Jeff dan Jiroo kembali mendengar suara mual Perth. Padahal Perth baru saja selesai makan, tapi sudah keluar lagi.

Tanpa pikir panjang, segera Jeff hampiri kakak manisnya ke dalam kamar sambil membawa teh hangat yang dia dapatkan dari Jiroo. Dia ingin tahu apa yang terjadi pada suaranya yang berhati lembut tersebut.

"Masih mual ya kak?"

Perth terkejut mendengar suara Jeff dari belakang.

"Iya dek."

"Minum ini kak, siapa tahu teh hangat ini bisa mengurangi rasa mual kakak," Jeff menyodorkan gelas berisi teh hangat kepada Perth yang sedang menyeka mulutnya dengan tisu, kemudian dia buang.

"Terima kasih dek." Ucap Perth sambil menerima gelas tersebut dari tangan Jeff, lalu meminum air yang ada di dalamnya.

"Duduk dulu ya kak... Soalnya kakak pucat banget," Ujar Jeff cemas kemudian membantu Perth berjalan ke kasur King Size-nya. Mungkin karena Perth lemes, sehingga dia menurut saja.

"Gimana kak, apa sudah mendingan?" Tanya Jeff setelah meletakkan gelas kosong tadi di meja. Sekarang dia sudah kembali duduk di sebelah Perth.

"Sudah agak mendingan," Jawab Perth sembari mengembangkan senyuman.

"Syukurlah kalau begitu, aku jadi lega," Senang dia Perth sudah mendingan.

"Terima kasih ya dek"

"Untuk apa kak?"

"Karena kamu peduli padaku." Jawab Perth cepat tersenyum kepada adik bungsunya, walaupun tidak sedarah.

"Ya wajarlah kak jika aku peduli dengan kakak... Aku kan adek kakak," Tanggap Jeff sumringah.

"Iya, memang wajar. Tapi tetap saja aku berterima kasih!" Kata Perth membuat Jeff full senyum karena bahagia.

"Mendingan hari ini kakak gak usah kuliah. Di rumah aja?"

My Alpha - EndΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα