09 : Man Like Me

725 74 4
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Perth bangun dari tidurnya nan nyenyak, bangun di saat matahari sudah menyembulkan dirinya tuk menerangi dunia. Cahaya terang hangatnya membuat iris gelap Perth silau. Mata Perth sedikit menyipit seraya mencari keberadaan Meen.

Selagi mengedarkan manik gelapnya, Perth melihat sarapan pagi yang sudah tertata rapi di nakas samping ranjang.

Beberapa detik berikutnya dia mendengar suara Meen dari luar kamar, sepertinya Meen sedang bicara dengan Zee serta dua orang panitia lainnya.

Sekarang manik gelap Perth sudah melihat dirinya sendiri. Ada beberapa jejak percintaan di tubuhnya dan yang paling terasa yaitu rasa perih pada analnya.

Perth mencoba beranjak dari tempat tidurnya sembari menutupi tubuhnya dengan selimut.

Karena semalam mereka hanya main satu ronde itupun hanya Perth seorang yang klimaks. Sedangkan Meen belum klimaks.

Perth minum dulu sebelum dia pergi ke kamar mandi. Begitu tubuh Perth basah dibawah guyuran shower, dia mendesah berat. Sepertinya dia heat lagi.

"Iya, aku dan Perth pulang besok!"

"Kenapa harus besok? Memangnya Perth tidak cukup dengan minum obat Rut?"

"Obat nya tinggal, dan dosisnya berbeda dengan Alpha kebanyakan! Jadi saat ini aku harus ada untuk dia. Aku tidak ingin dia melakukan sex dengan yang lain." Terang Meen untuk menjawab pertanyaan Zee.

Zee dan Bible manggut-manggut mengerti, temannya ini ternyata posesif.

"Kalau begitu semalam kamu dan dia... Memangnya bisa?" Ujar Bible sudah traveling pikirannya.

"Bisa, buktinya kita tidur nyenyak setelah ngeseks!" Ucap Meen untuk pertanyaan gila Bible, kedua tangannya sudah bersidekap di depan dada.

"Enak gak bercinta dengan Alpha?" Ini masih pagi, dan Bible sudah mencari lawan.

"Apa kamu pernah merasakan mulutmu dirobek sendok garpu? Jika belum, sini aku robek dengan sendok garpu!"

"Lah kok ngegas, aku kan bertanya baik-baik!"

"Palamu! Ayo pergi!" Ajak Zee saat melihat aura gelap dari wajah Meen. Zee segera menyeret Bible, jika dibiarkan bisa-bisa Meen benar-benar merobek mulut Bible dengan sendok garpu.

Blamnnn!
Suara pintu tertutup, kini iris gelap Meen sudah tertuju lurus kepada Perth. Perth baru saja keluar dari kamar mandi. Segera Meen hampiri.

Meen tersenyum saat wajah Perth memerah, mungkin Perth teringat kejadian semalam. Atau bisa jadi karena saat ini Perth kembali menginginkan Meen, sebab periode heatnya belum berakhir.

Meen raih pinggang Perth agar tidak ada jarak diantara mereka. Tingginya tubuh Meen membuat Perth sedikit mendongak menatap balik manik gelap Meen.

"Pengen lagi?" Tanya Meen saat indera penciumannya mencium aroma pheromone Perth.

Perth mengangguk dengan wajah yang semakin memerah.

Meen mengangguk mengerti. Sampai masa heat Perth habis, dia akan menjadi obat sex untuk Perth.

"Boleh, tapi kamu makan dulu ya! Habis itu baru kita ngeseks!"

Perth kembali mengangguk di sela pikirannya yang penuh pertanyaan. Pertanyaan tentang apakah Meen sudah tahu perihal dia yang seorang Omega.

Sekarang Perth sudah berada dalam gendongan Meen, gendongan ala pengantin. Dia bawa Perth ke ranjang yang sudah tertata rapi sarapan di nakas.

"Kenapa kakak tidak makan?"

My Alpha - EndWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu