31 : Never Forget You

240 41 2
                                    

"Kalau memang semua putranya Alpha dominan, lalu kenapa aku bisa menghamili kekasihku kek?"

Lagi-lagi Porsch terdiam, dia tidak percaya tapi tidak mungkin seorang Alpha bisa hamil. Pusing dia.

"Kita akan bicara lagi setelah pertandingan ini selesai dan pastikan kamu untuk menang?" Putus Porsch kemudian segera pergi berlalu dari sana, tidak baik juga dia lama-lama menemui Meen. Takut nanti timbul kesalahpahaman, misalnya seperti Meen yang dianak emaskan. Selain itu mereka tidak mau masalah ini menjadi beban pikiran mengingat Meen akan mengikuti pertandingan.

Meen mengangguk, begitu kakeknya pergi, dia segera pergi ke pustaka untuk mencari tahu apa benar 'tanda itu bisa dihapus, jika memang bisa maka hubungan dia bisa terancam.

⏩⏩

"Daddy..." Seru Perth sendu kepada Joss yang keluar dari ruang persidangan, Perth datang bersama Jeff dan Jiroo. Ja sendiri masih di rumah sakit namun bukan main kecewanya dia kepada Sara. Selama ini dia pikir malaikat tak bersayap tapi siapa sangka ternyata Sara iblis tak bertanduk.

Sara dijatuhi hukuman mati atas semua kejahatan yang telah dia lakukan. Pembunuhan terencana serta pencemaran nama baik, belum lagi kebohongan dia yang sudah bertahun-tahun dia lakukan.

Sedangkan nyonya Udomkaewkanjana, dia dijatuhi hukuman 100 tahun penjara.

Atensi Joss segera mengarah ke arah Perth yang berjalan menghampiri dia. Sudah dua minggu lamanya Perth pulang. Merawat dia serta menghibur dia. Setidaknya adanya Perth di sisinya membuat hidupnya tidak begitu berat. Walaupun Perth bukan darah dagingnya, namun dia tetap menyayangi Perth. Lagipula itu semua terjadi karena Sara juga, Sara menjebak Pinnara hingga akhirnya tidur dengan seseorang. Hal inipun dia ketahui tadi, dari mulut Sara.

Joss merebahkan kepalanya di bahu Perth, dia lelah serta menyesal. Menyesal sudah membunuh Pinnara.

"Apa adek membenci daddy?" Tanya Joss bergetar suaranya, tenggorokan terasa kering dengan mata yang mulai terasa panas.

"Benci, tapi sudah adek maafkan!" Jawab Perth masih proses berdamai dengan amarahnya.

"Terima kasih!" Sahut Joss kemudian memeluk Perth. Bahu Perth terasa basah, sepertinya Joss menangis.

Tidak jauh dari mereka ada Luke dan Jeff dan Jiroo. Jiroo menggenggam erat tangan Jeff, dia tahu Jeff terluka. Terluka karena Sara tidak bisa lolos dari hukuman mati.

"Adek baru tahu kalau daddy cengeng," Cetus Perth mengusap punggung lebar Joss yang kini sudah bergetar.

"Diamlah!" Respon Joss jutek di sela derai airmatanya, pelukannya semakin erat.

"Sesak daddy, jangan kuat-kuat pelukannya... Adek tidak akan pergi..."

Kemudian pelukan melonggar, Luke mendekati mereka tuk memayungi mereka dari sinar matahari yang bukan main panasnya.

Sementara itu di sini, First menatap langit sore yang mulai bermega merah. Perut datar sudah mulai hilang, pada akhirnya dia sangat menanti antusias kelahiran bayinya.

Dia rindu, rindu dengan Alphanya. Apalagi sebentar lagi tanggal Rut Alphanya akan datang. Dia mencemaskan bagaimana cara Alphanya melewati itu semua.

Dia ingin menghubungi Perth untuk bertanya tentang kabar Alphanya, namun melihat berita di internet, sepertinya bukan waktu yang tepat bagi dia untuk menghubungi Perth.

Jika di sini First merindukan Alphanya maka di sini Meen merindukan Omeganya.

Bagi dia, dua minggu serasa bertahun-tahun. Dan sialnya sampai sekarang dia belum juga tereliminasi. Mana pasangannya cekatan, siapa sangka Kritt mampu bersaing dengan para Omega bahkan dengan para Alpha. Wajar sih, diakan Mavia.

My Alpha - EndWhere stories live. Discover now