37 : Let Me Down Slowly

182 43 4
                                    

Joss melihat sekeliling saat dia meninggalkan kediaman keluarga Sangangern dengan perasaan gusar, dia tahu betul watak Perth seperti apa. Keras kepala.

"Tenang saja, adikku pasti akan menjaga Perth dengan baik!" Jelas Sarin kepada Joss sebenarnya juga khawatir, kata-kata ini lebih untuk menghibur dirinya sendiri.

Joss hanya mengangguk, dia tidak menyangka kalau akan datang hari dimana dia dan Sarin bekerjasama. Sungguh lucu roda takdir ini.

"Senior Joong buka pintunya!" Pinta Perth untuk yang kesekian kalinya sambil menggedor-gedor pintu kamarnya. Dia Joss kurung di dalam kamar. Mana mungkin dia izinkan Perth ikut ke medan perang setelah mengetahui fakta kalau putra dari mendiang istrinya itu seorang Omega serta berada dalam keadaan hamil.

"Maaf Perth... Aku tidak mau mati di tangan abangku! Dia memang menyayangiku tapi dia tidak akan memaafkan aku dengan mudah jika aku melakukan kesalahan!"

Pintu kamar Perth di gembok dari luar sehingga Perth tidak bisa membuka pintu tersebut dari dalam.

"Senior... Please... Aku mohon..." Pinta Perth belum menyerah membujuk Joong namun berakhir sia-sia. Joong takkan pernah berani melanggar perintah Sarin. Dia jauh lebih takut kepada Sarin ketimbang orang tuanya.

Begitu Joss beserta pasukannya sudah sampai di alun kota, keadaan cukup tenang. Namun tentara kerajaan sudah bersiaga penuh di istana dengan segala teknologi canggih menghadapi pasukan keluarga Sangangern dan Udomkaewkanjana.

Pasukan dari keluarga Aydin masih dalam perjalanan sebab mereka bukan berasal dari negeri melainkan dari negeri asing.

Sebenarnya peperangan ini konyol, perang ini terdiri dari 4 kubu. Kubu pertama yaitu putra mahkota yang terdiri dari pasukan keluarga Jongcheveevat, Traipipattanapong dan Thanit, keluarga kerajaan yang berasal dari kerajaan Timur.

Sedangkan kubu Kerajaan terdiri dari pasukan kerajaan (Wijitwongthong), Trairattanayon (Keluarga Jiroo), Thanapob Leeratanakajorn, Chankimha, Supasap keluarga kerajaan dari istana Selatan, serta beberapa keluarga bangsawan lainnya.

Kubu terakhir memilih untuk menjadi pihak netral mengikuti keputusan dari istana Barat.

Tidak ada satupun Omega di sini. Di sini hanya ada Beta dan Alpha.

"Jika tuan Udomkaewkanjana menyerah, maka aku akan memberikan Saint tanpa kekurangan apapun!" Seru Mond keras mampu di dengar oleh siapapun yang berada di sana karena memang dibantu dengan alat pengeras suara.

"Curang sekali mereka pakai sandera!" Rutuk Sarin merasa pertempuran ini akan berjalan sulit.

"Omong kosong apa yang kau bicarakan di saat putraku sudah kau buat koma!" Hardik tuan Mick Thongraya Udomkaewkanjana.

Sepertinya negosiasi ini tidak berjalan dengan baik, begitupun dengan negosiasi pasukan Mond dengan kerajaan. Dua kubu ini benar-benar sudah bulat untuk berperang.

Sekarang sudah tidak ada lagi waktu untuk disia-siakan, baik Joss maupun Mick memutuskan untuk memulai perang ini lebih cepat. Dan ini semua jangan sampai terjadi kesalahan sedikitpun atau semuanya berakhir binasa dari pihak Joss dan Mick.

Mond sendiri sudah kembali kedalam pasukannya, setelahnya dia bagi menjadi dua pasukannya. Satu untuk menahan pasukan kerajaan sedangkan yang satunya untuk menahan pasukan dari pihak Joss dan Mick.

Pasukan Jongcheveevat bersedia menghadapi pasukan Joss, sedangkan pasukan Thanit menghadapi pasukan dari tuan Mick, lalu pasukan Mond dan Traipipattanapong menghadapi pasukan kerajaan.

Telinga setiap orang dipenuhi dengan teriakan sedih dan teriakan yang keras akan kesakitan serta perintah untuk terus melanjutkan perang ini sampai berakhir. Baik penyerang maupun pembela, mereka memberikan semua yang terbaik untuk memenangkan pertempuran ini. Supaya mereka bisa pulang dalam keadaan hidup bukan hanya nama. Dibunuh atau membunuh.

My Alpha - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang