15 : Once Again

458 63 2
                                    

Seperti biasa, setiap pagi sebelum memulai aktivitas, keluarga Meen pasti menyempatkan untuk sarapan bersama di meja makan. Tak hanya sarapan, makan malam pun wajib kudu mesti bersama. Kecuali makan siang.

"Mungkin projets nanti Daddy butuh bantuan papa." Ucap Meen kepada istrinya yang dibalas anggukan oleh Gulf.

"Terus bagaimana dengan produk adek dad, kapan dipasarkan?" Tanya Mark mengenai produk yang sudah Meen pakaikan kepada Perth sehingga Perth tidak tahu kalau dia sudah ditandai Meen.

Terkadang dimeja makan ini mereka membahas tentang bisnis di samping obrolan ringan dan masalah pribadi keluarga.

Dan selama sarapan bersama ini, Perth tidak sanggup melihat wajah Meen terutama Mile. Malu dia karena tadi malam Mile melihat dia dan Meen melakukan sex di tempat yang terbuka. Andaikan Perth tahu kalau kejadian semalam sudah diketahui oleh keluarga Meen, pasti bukan main malunya dia.

Perth bahkan tidak fokus dengan makanannya apalagi dengan obrolan mereka.

"Adek kenapa, hembn?" Tanya Meen kepada Perth tanpa ada rasa bersalah seolah-olah kejadian semalam tidak pernah terjadi. Meen itu pria yang peka sehingga dia mengetahui perubahan sikap Perth.

"Gak ada apa-apa kak." Jawab Perth tetap tidak berani melihat ke arah Meen.

"Dari tadi kok adek nunduk terus? Masak ngomong nggak lihat ke arah kakak. Ada apa?" Meen semakin membuat Perth menjadi salah tingkah.

Perth menggeleng tanpa menatap lawan bicaranya, dalam hatinya dia berharap sarapan pagi ini cepat berakhir. Dia bahkan merutuki makanan dia yang belum habis, gimana mau habis, dia baru mulai makan.

"Kenapa sayang?" Betapa lembutnya suara Meen seraya membelai kepala Perth dengan penuh kasih. Perth tersanjung dengan perlakuan lembut Meen, sedangkan Becky semakin berapi-api rasa cemburunya. Lalu keluarga Meen, mereka tetap melanjutkan acara makannya. Mereka tidak mau ikut campur prahara rumah tangga Meen, kalau prahara rumah tangga nya sudah parah, baru mereka ikut andil sebagai penengah.

"Gak ada kak, adek hanya memikirkan tugas kuliah adek yang belum selesai." Ucap Perth memberikan alasan.

"Benarkah? Bukannya tugas kuliah adek sudah selesai, atau ada tugas kuliah baru lagi? Perlu kakak bantu lagi mengerjakannya?" Kata Meen membuat Perth serba salah.

"Udah kak, nggak usah dibahas. Nanti sarapan adek lama habisnya. Kakak tahukan Bu Baifern? Dia itu galaknya bukan main, mana gak boleh telat lagi... Telat sedetikpun dia hitung dan dicatat gak hadir." Ujar Perth kembali memberikan alasan tuk pengalihan.

"Baifern Pimchanook, dosen Manajemen Keuangan ya?" Tanggap Meen sepertinya dia sudah melupakan perubahan sikap Perth, mungkin.

"Iya kak. Beliau itu dosen paling disiplin dan tegas yang pernah adek temui." Jelas Perth mencoba lebih semangat memberikan penjelasan supaya Meen melupakan perubahan sikapnya.

"Lucunya kamu sayang." Tandas Meen gemas dengan pria cantiknya, lalu mencubit gemes pipi tembem Perth.

"Lucu darimananya kak?"

"Adek pikir kakak nggak tahu kenapa adek bersikap seperti ini? Adek malu mengenai kejadian semalam kan?" Bisik Meen di telinga Perth sehingga detik itu juga wajah Perth merona karena malu. Apalagi otaknya langsung terbayang mengenai kejadian semalam.

"Jangan ngomong tentang itu di sini kak. Gimana kalau ada yang dengar?" Jelas Perth merona nan tersirat rasa kesal karena malu.

Yang lain apa kabarnya ya? Gak tahu tempat nih Meennya ketika menggoda pacarnya, mana dia goda dihadapan orang tuanya.

"Maaf sayang, kakak lupa kalau saat ini kita tidak di kamar. Tapi udahan nunduknya ya, sekarang tatap kakak!" Pinta Meen kemudian memegang dagu Perth sehingga secara perlahan-lahan Perth mengangkat wajah mencoba menatap Meen.

My Alpha - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang