39 : You Don't Know My Heart

232 49 5
                                    

Sekarang Pinnara dan Kira fokus dengan berita lainnya, terutama dengan berita keluarga Sangangern yang kini dipimpin oleh Ja Pachari Suansri.

"Apa kamu puas dengan hasilnya?"

Pinnara mengangguk puas lantas mendudukkan dirinya sofa sambil selonjoran.

"Jadi apa kamu jadi menghapus tanda kepemilikan Meen di tubuh Perth?" Tanya Kira lebih jauh, dia tahu Meen dan Perth saling mencintai.

"Entahlah, nanti aku pikirkan setelah mendengar jawaban Perth!"

Mereka masih mengabaikan Godt yang sudah misuh-misuh, hingga akhirnya dia melempar bantal kearah Kira dan Pinnara.

"Di sini masih ada aku sebagai tuan rumah!" Maki Godt kesal.

"Aku baru tahu kalau kau tuan rumah!" Balas Pinnara semakin membuat Godt misuh-misuh.

Pada akhirnya mereka kembali gelud dan Kira hanya bisa geleng-geleng kepala. Bodo'amat lah dia dengan dua orang itu.

⏩⏩

Perth menggeliat dan membuka mata ketika bau masakan menyeruak ke seluruh penjuru rumah. Kedua matanya sembab karena semalaman dia menangis. Dia masih menerima kematian Joss, sungguh amat sulit.

"Hoek... Hoek..." Tiba-tiba perutnya kembali mual. Dia berlari cepat menuju wastafel dan berniat memuntahkan isi perut ini tapi hasilnya nihil karena isinya tidak ada. Sambil duduk di ranjang, dia memegang perut yang masih datar.

"Perut baby masih mual?" Tanya Sarin yang tiba-tiba sudah berada di kamar Perth.

"Iya dad. Kepalaku juga pusing," Jawab dia seraya memijat kening. Kini Sarin sudah mengambil posisi duduk di sisi Perth.

"Ya udah, sini daddy peluk!" Titah Sarin lantas melakukan scanting untuk Perth menggantikan Meen. Karena Sarin itu ayah kandungnya sehingga masih efektif mengurangi rasa mual serta pusingnya.

"Jangan tidur! Mandi dulu, habis itu sarapan! Baru setelah itu tidur!" Ucap Sarin dibalas anggukan kecil oleh Perth.

"Jangan nangis lagi, kasihan bayimu..." Lagi-lagi Sarin mengusap butiran bening yang kembali jatuh membasahi pipi Perth.

Perth kembali mengangguk, namun dia tenggelamkan wajahnya di ceruk leher Sarin, dia kembali menangis.

"Pa, makanannya sudah siap!" Jeff datang untuk memberitahu mereka kalau sarapan sudah terhidang. Dia tatap Perth yang kembali menangis, lalu dia juga mengambil posisi duduk di sisi Perth.

"Kak..." Panggil Jeff kemudian di tatap oleh Perth, "Jangan begini, nanti adek ikutan nangis!" Ucap Jeff juga masih bengkak dan merah matanya. Semuanya berduka, termasuk Ja. Ja bahkan sampai mengurung diri sampai saat ini, masalah rumah serta hal lainnya Luke mengurus. Sedangkan masalah keamanan sementara waktu diambil alih oleh Sarin yang di jalankan oleh Sunny dan Joong.

Kedua mata Jeff terlihat berkaca-kaca dengan dada yang kembali terasa sesak. Sampai saat ini mereka masih berada di pulau.

"Dek... Adek kenapa?" Tanya Perth lirih kini mencoba menghentikan tangisannya.

"Habis kakak nangis lagi... Adek kan jadi ikutan nangis..."

Akhirnya Perth berhenti menangis, dia tersenyum supaya Jeff tidak jadi menangis.

Pagi mereka masih berlalu sendu, mereka masih menutup diri dunia luar, mengenai kediaman mereka di Bangkok masih dalam tahap renovasi.

Lalu di sini Luke memijit pelipisnya, pusing dia. Siapa sangka Perth Tanapon yang mereka pikir seorang Alpha ternyata seorang Luna. Dan sekarang dia lagi di servis oleh para petinggi negeri yang ingin mengkonfirmasi kalau kematian ribuan nyawa itu terjadi oleh kutukan Luna. Jadi secara otomatis, selama ini Luna berada dalam keluarga Sangangern. Mereka marah karena merasa keluarga Sangangern menutupi fakta ini, terlebih The World Kingdom. Sebab Luna itu raja negeri mereka.

My Alpha - EndWhere stories live. Discover now