17 : My Baby Boy

447 58 1
                                    

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Meen menatap Perth yang sedang minum obat, dia berdiri di belakang Perth sehingga Perth tidak tahu kalau Meen melihat dia.

Tap!
Akhirnya segelas air itu habis Perth teguk dan dia letakkan gelas tersebut di meja.

Lalu dia terperanjat kaget ketika Meen berkata, "Ini obat apa?" Meen bicara sambil memegang botol berisi beberapa kapsul obat.

Segera Perth rebut obat itu dari tangan Meen, takut dia Meen membaca merk serta fungsi obat itu.

"Ini vitamin kak..." Ucap Perth berdusta sebab pada kenyataannya obat itu berfungsi agar dia tidak hamil setelah bercinta. Langsung dia simpan obat itu kedalam tasnya.

"Kalau begitu boleh kakak minta?" Pinta Meen pura-pura tidak tahu tentang obat itu. Sudah lama Meen tahu Perth mengkonsumsi obat itu, karena tahu itulah dia ganti obat itu dengan vitamin sungguhan dan Perth tidak tahu tentang itu. Sebab Meen memesan khusus obat tersebut agar obat tersebut mirip dengan obat yang Perth minum, hanya bentuknya yang mirip, tapi khasiatnya beda.

Perth menggeleng.

"Kenapa? Kakak kan juga ingin sehat dek..." Betapa lihainya Meen bersandiwara, sama seperti Perth yang juga mahir bersandiwara.

"Gak boleh pokoknya!"

"Kok adek pelit sih sama pacar sendiri, ayolah dek... Satu aja! Please..." Mohon Meen dengan puppy eyesnya.

Mana mau Perth memberikan obat tersebut kepada Meen, Meen kan Alpha.

Perth melangkah maju, kemudian dia berjinjit seraya menarik dasi Meen. Setelahnya Meen merasakan kenyal lembut menempel di bibirnya. Benar, Perth mencium Meen, hanya sebentar.

Mata Meen mengerjap-ngerjap, "Anggap saja ciuman tadi sebagai Vitamin, jadi..." Belum usai perkataan Perth, Meen sudah mendaratkan bibir ranumnya di bibir pink soft Perth. Dia mana puas ciuman yang berdurasi pendek.

Kali ini ciuman mereka lumayan lama, tentu saja ciuman ini Meen yang mendominasi.

⏩⏩

"Terima kasih pa," Ucap Pinnara kepada tuan Udomkaewkanjana kemudian keluar dari mobil.

"Selesai sekolah, langsung pulang!" Seru tuan Udomkaewkanjana lembut kepada putri angkatnya.

Pinnara mengangguk di sela senyum cantiknya, begitu mobil itu sudah pergi manik coklat mudanya menatap gerbang di depannya yang sudah tertutup. Benar, Pinnara terlambat! Dia tidak ketiduran, hanya saja tadi sempat cekcok dengan

"Pak! Bukain dong," Pinta Pinnara memohon.

Satpam berkumis tipis-tipis berkepala botak itu menggeleng. "Enak aja buka. Kamu kalau telat ya tunggu aja disitu. Biar nanti OSIS yang ngasih hukuman ke kamu," Omelnya menggerutu padahal yang seharusnya menggerutu itu Pinnara, lah ini terbalik.

My Alpha - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang