26 : Chandelier

292 44 2
                                    

Ayo main tebak-tebakan, kira-kira siapa ayah biologis Perth? Mengingat semua clue-nya sudah ada di setiap chapter 😄

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Perth segera beranjak dari tempat duduknya begitu dia membaca pesan singkat dari Jeff. Foto yang Jeff kirim sukses membuat dadanya berdebar-debar cemas.

"Adek kenapa?" Tanya Meen kepada Perth yang segera berkemas-kemas padahal makanan pesanan mereka baru saja datang.

Ceritanya makan siang di luar sebab jika di campus, Jiro pasti ikut.

Perth menatap Meen, "Gak tahu, tapi adek harus segera ke perusahaan Daddy!" Tidak mungkin Perth bilang kepada Meen tentang keluarganya yang bertengkar, itukan aib.

"Kalau begitu kakak antar!"

Perth menggeleng.

"Kakak antar pokoknya!" Putus Meen tidak peduli dengan penolakan Perth. Mana mungkin Perth dia biarkan pergi sendiri dalam keadaan seperti ini, panik. Ntar kenapa-kenapa lagi.

Perth ingin protes tapi mengingat tatapan mata Meen yang tajam akhirnya diapun pasrah.

"Ngebut ya kak!" Pinta Perth ingin segera sampai di lokasi kejadian. Meen tidak merespon namun matanya mengarah kearah perut Perth sekilas.

"Ngebut kak!"

"Gak, nanti di tilang!" Tolak Meen tidak ingin kenapa-kenapa dengan kandungan Perth.

"Makanya ngebut kak supaya tidak ditilang!" Pinta Perth kukuh dengan permintaannya.

"Bukan di tilangnya kakak permasalahkan, ntar kecelakaan bagaimana? Kakak gak mau kehilangan adek!" Tandas Meen akhirnya tidak bisa Perth bantah.

"Jangan cemberut!" Titah Meen karena Perth memasang wajah merajuk.

Mobil mereka sudah melaju dengan kecepatan sedang.

"Habis kakak ngeselin!" Gerutu Perth dengan bibir manyun.

"Soalnya permintaan adek aneh. Sudah tahu nyawa cuman satu tapi malah mau COD an sama malaikat maut. Kan horor!" Omel Meen kepada kekasihnya yang semakin merajuk. Wajar, namanya juga lagi hamil muda, jadi sensitif dan gampang emosi serta merajuk.

Perth tidak merespon, dia memilih menatap jalanan sembari berdoa semoga keluarganya baik-baik saja.

⏩⏩

Mata Joss terbelalak saat melihat Pinnara memegang pisau yang telah merenggut nyawa mamanya.

"Bukan aku, aku..."

Trankkk,
Pisau di tangan Pinnara jatuh, dia baru sadar telah jatuh kedalam perangkap seseorang.

Pinnara tertuduh sebagai tersangka pembunuhan, dia di sidang dan di jatuhi hukuman mati karena ini termasuk pembunuhan terencana.

Dan pada saat mobil tahanan melaju menuju penjara, mobil yang membawa Pinnara. Tiba-tiba saja ada truk menabrak mobil tahanan tersebut, setelahnya di susul tabrakan belakang, belum lagi mobil dari arah lain sebab kecelakaan itu terjadi tepat di persimpangan empat sehingga kecelakaan beruntun pun tidak bisa dielakkan. Beruntung mobil tahanan tersebut lebih kuat ketimbang mobil lainnya, sehingga mobil tersebut tidak rusak parah, namun mobil yang berada tepat di sisi mobil tahanan meledak.

Itu kecelakaan terparah sepanjang masa.

"Mama!" Lirih Perth saat dia meragu untuk membuka jasad yang terbujur kaku di ranjang ruang mayat, mayat tersebut gosong akibat terbakar.

Air mata Perth mengucur deras, dia beranikan dirinya tuk membuka penutup jasad tersebut.

Dunianya serasa runtuh saat melihat cincin pernikahan yang sudah seringkali Perth lihat melekat di jari si mayat.

My Alpha - EndWhere stories live. Discover now