Bagian 35: Masa Kecil Yang Menyakitkan (Revisi)

16.3K 1K 35
                                    

Cerita ini murni pemikiran aku sendiri ya!!  Jadi buat kalian yang punya jiwa-jiwa plagiat mending out deh dari lapak aku!! Kasih tahu aku kalau ada typo ya.

Aku Nerima kritik dan saran dari kalian. Tapi, usahakan kata katanya ngga nyinggung siapapun ya. Karena terkadang apa yang kalian sampaikan itu udah benar menurut versi kalian tapi belum tentu untuk versi orang lain kan?? So bijaklah dalam menyampaikan sesuatu supaya kita sama sama enak dan saling menghargai satu dengan yang lainnya.

"Bahagia dalam hidup itu ada dua caranya yaitu jangan pernah ikut campur dalam urusan orang lain dan jangan pernah membandingkan hidupmu dengan orang lain"

~Author (W.T)~

Raga duduk diatas motor dengan mata yang menatap bangunan yang tidak terlalu besar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raga duduk diatas motor dengan mata yang menatap bangunan yang tidak terlalu besar itu. Mata tajam Raga meneliti setiap sudut luar bangunan yang cukup sejuk di pandang mata karena banyak sekali aneka tanaman di perkarangan. Rumah dengan cat biru langit itu terlihat sangat sepi dari luar sini. Raga menatap ponsel ditangannya setelah berperang dengan pikiran, Raga memilih menghubungi nomor seseorang yang sejak tadi ingin ia hubungi. Menunggu beberapa detik untuk ia bisa mendengar suara lembut seorang gadis di sebrang ponselnya.

"Hallo, assalamualaikum"

Raga tersenyum mendengar suara sang pujaan hati yang begitu menenangkan untuk nya "wa'alaikumsalam" balas Raga.

"Kenapa nelpone gue malam-malam gini??"

Raga terkekeh mendengar suara ketus gadis di sebrang sana "gue di depan rumah Lo" Raga sengaja menjeda ucapannya. "Lo bisa keluar bentar, ngga??" Lirih Raga menghela nafas "kalau nggak bisa juga nggak papa. Maaf ganggu Lo".

"Eh, gue bisa kok. Tunggu gue keluar dulu"

Raga mematikan sambungan itu mengantongi kembali ponselnya. Ia mendongak menatap langit malam yang sedikit mendung. Raga mengusap sudut mata yang tiba-tiba berair, tak selang berapa menit pintu rumah yang sedari tadi dipandang Raga terbuka menampilkan seorang gadis berhijab yang berjalan kearahnya. Raga tersenyum menatap gadis yang sudah berhasil memikat hatinya itu.

IT'S YOU { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang