Bagian 10: Kisah Mereka (Revisi)

26.3K 1.6K 33
                                    

Cerita ini murni pemikiran aku sendiri ya!!  Jadi buat kalian yang punya jiwa-jiwa plagiat mending out deh dari lapak aku!! Kasih tahu aku kalau ada typo ya.

Aku Nerima kritik dan saran dari kalian. Tapi, usahakan kata katanya ngga nyinggung siapapun ya. Karena terkadang apa yang kalian sampaikan itu udah benar menurut versi kalian tapi belum tentu untuk versi orang lain kan?? So bijaklah dalam menyampaikan sesuatu supaya kita sama sama enak dan saling menghargai satu dengan yang lainnya.

Langit menatap pantulan dirinya di cermin sambil menata rambut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Langit menatap pantulan dirinya di cermin sambil menata rambut. Ia tersenyum tatkala penampilan nya sudah rapi menurut versi dirinya, baju yang dikeluarkan dan dua kancing teratas yang sengaja tidak ia kancingkan dan tidak lupa juga dibalut jaket kebanggaan.

Langit menyandang tas dipundak kiri lalu melangkah keluar kamar menuju ruang makan yang menyambung dengan dapur. Ia dapat melihat sang ayah yang sedang memindahkan nasi goreng kewadah lalu menata diatas meja makan.

Langit tersenyum pada sang ayah yang juga menatapnya lalu ia berjalan dan menarik kursi untuk ia duduki.

"Ayah nggak ke rumah sakit??" Tanya Langit sedikit bingung biasanya ketika ia akan berangkat sekolah sang ayah sudah pergi dan hanya menyisakan sarapan yang siap disantap. Tapi kenapa pagi ini sang ayah kelihatan santai-santai saja.

Evan yang mendengar pertanyaan sang anak hanya tersenyum dan kembali ke dapur mengambil segelas susu cokelat yang ia buat untuk sang putra satu-satunya itu. "nih minum dulu susunya!!". Ujar Evan meletakkan segelas susu dihadapan Langit.

Ck!! Badboy minum susu.

Langit segera meminumnya hingga tandas. Setelah itu ia kembali menatap sang ayah yang sedang menyendok nasi goreng kepiring dan diberi telor mata sapi kesukaan nya lalu meletakkan  di hadapan Langit.

"Hari ini ayah tidak terlalu sibuk. Jadi pagi ini ayah bisa menemani mu sarapan" ujar Evan mengambil sarapan untuk dirinya.

Langit hanya mengangguk-angguk. Mereka sarapan dengan keheningan setelah beberapa menit Langit sudah selesai dengan sarapan nya. Ia kembali menyandang tas hitamnya itu dan berjalan kearah sang ayah yang belum selesai sarapan.

"Aku berangkat dulu" ujar Langit menyodorkan tangannya untuk menyalami tangan sang ayah lalu berjalan kearah pintu utama. Belum sempat Langit membuka pintu langkahnya harus terhenti sebab panggilan dari sang ayah.

IT'S YOU { END }Where stories live. Discover now