Bagian 14: Merawat Rea (Revisi)

26.5K 1.5K 16
                                    

Cerita ini murni pemikiran aku sendiri ya!! Jadi buat kalian yang punya jiwa-jiwa plagiat mending out deh dari lapak aku!! Kasih tahu aku kalau ada typo ya.

Aku Nerima kritik dan saran dari kalian. Tapi, usahakan kata katanya ngga nyinggung siapapun ya. Karena terkadang apa yang kalian sampaikan itu udah benar menurut versi kalian tapi belum tentu untuk versi orang lain kan?? So bijaklah dalam menyampaikan sesuatu supaya kita sama sama enak dan saling menghargai satu dengan yang lainnya.

Haydar keluar dari kamar mandi ruang rawat Rea

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Haydar keluar dari kamar mandi ruang rawat Rea. Sekarang sudah pukul enam pagi, semalam ia tidak bisa tidur sama sekali. Entahlah, ia benar-benar khawatir pada gadis itu. Mata tajam Haydar mengedarkan pandangannya pada setiap sudut ruangan ini. Ia menatap sahabat-sahabat nya yang sedang tertidur disofa dengan cara duduk. Laki-laki itu melangkah mendekati seorang gadis yang terbaring lemah di bankar.

Semalam Dokter bilang gadis itu butuh istirahat total. Tidak perlu ada yang dikhawatirkan luka-lukanya juga sudah diobati. Dokter hanya mewanti-wanti pada mereka hal serupa tidak boleh terjadi lagi itu bisa mengakibatkan trauma mendalam bagi gadis itu. Dokter juga sempat bertanya apa yang sebenarnya terjadi karena begitu banyak luka di tubuh Rea. Mereka beralibi kalau Rea habis kecopetan dan sang dokter hanya mengangguk saja antara percaya atau tidak.

Dari awal datang ke rumah sakit mata gadis itu belum juga terbuka sampai sekarang. Dokter bilang satu atau dua jam Rea akan membuka mata tapi bahkan sampai sekarang gadis itu masih betah dengan tidur damainya.

Tangan kanan pemuda itu mengelus lembut kepala yang terperban gadis itu. Haydar mendekatkan mulutnya pada telinga Rea dan berbisik "Rea...ayo bangun...Lo nggak mau gangguin gue lagi. Jangan kayak gini lagi...gue.... mungkin khawatir". Haydar menghela nafas memejamkan matanya sejenak agar bisa mengontrol sesuatu didalam dirinya.

"Lo pulang aja!! Biar gue yang jaga Rea!!". Haydar tersentak mendengar suara dari belakang nya. Ia menoleh kebelakang yang ternyata para sahabatnya sudah bangun dan yang bicara tadi itu Raga yang berjalan kearahnya.

Haydar mengangguk sebelum pergi ia menatap wajah pucat Rea "jangan redup dunia gue". Batinnya. "Gue cabut dulu". Ujar Haydar pergi keluar bersama Kafka. Sementara Riki berjalan kearah Rea.

"Lo nggak pulang??" Tanya Arga pada Riki.

"Lo ngusir??"

IT'S YOU { END }Where stories live. Discover now