Bagian 32: Peresmian

16.9K 1.1K 29
                                    

Cerita ini murni pemikiran aku sendiri ya!!  Jadi buat kalian yang punya jiwa-jiwa plagiat mending out deh dari lapak aku!! Kasih tahu aku kalau ada typo ya.

Aku Nerima kritik dan saran dari kalian. Tapi, usahakan kata katanya ngga nyinggung siapapun ya. Karena terkadang apa yang kalian sampaikan itu udah benar menurut versi kalian tapi belum tentu untuk versi orang lain kan?? So bijaklah dalam menyampaikan sesuatu supaya kita sama sama enak dan saling menghargai satu dengan yang lainnya.

"Suatu hari kamu akan dipertemukan dengan seseorang yang memandang mu dengan pandangan yang berbeda. Seseorang yang rela meninggalkan urusannya hanya untuk mu. Seseorang yang bisa melihat sedih dibalik tawamu, kasih sayang dibalik amarahmu dan cinta dibalik diammu"

Pagi ini lapangan basket sekolah wisteria di penuhi oleh anak manusia yang berbondong-bondong menyaksikan empat inti Elang yang sedang berdiri disana dengan sang ketua yang memegang sebuah mic

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Pagi ini lapangan basket sekolah wisteria di penuhi oleh anak manusia yang berbondong-bondong menyaksikan empat inti Elang yang sedang berdiri disana dengan sang ketua yang memegang sebuah mic.

Diantara rombongan itu ada inti GARUDA yang berdiri di sisi kanan inti ELANG yang menatap mereka dengan bingung dan terkejut.

"Tes 1 2 3... Tes. Ekhem gue disini ngumpulin kalian untuk jadi saksi sebuah peristiwa yang bersejarah. Gue mau panggil seseorang dulu jadi untuk orang yang gue panggil tolong maju" Bintang menarik nafasnya menetralkan rasa gugup itu menghembuskan ya perlahan lalu tersenyum paling manis. "Claresta Rea Ananta Lo bisa maju dan berdiri dihadapan gue" suasana yang tadinya ramai tiba-tiba hening kala ketua dari ELANG itu menyebut nama gadis yang menjadi korban bully mereka tak terkecuali inti GARUDA.

Semua mata tertuju pada Rea. Gadis itu berdiri disisi kanan lapangan yang menatap Bintang terkejut bercampur takut sebab tatapan intimidasi dari semua pasang mata yang ada di lapangan.

Perlahan kaki itu membawa Rea menuju tengah lapangan menghampiri Bintang yang tersenyum tulus padanya.

Rea sudah berdiri dihadapan inti Elang. Ia menatap Bintang dan tiga inti Elang yang tersenyum tulus padanya. Dengan kikuk Rea membalas senyum itu. Setelah kejadian kemarin malam Rea rasa semuanya sudah baik-baik saja. Tapi, kenapa kekasihnya itu berada disini??

"Kakak ngapain disini?? Ngapain panggil nama aku kayak gitu?? Kenapa kumpulin semua orang disini??" Bintang yang mendengar itu hanya tertawa pelan.

IT'S YOU { END }Where stories live. Discover now