Daniel mengeratkan pelukannya. “Apartemen tidak baik untuk lingkungan anak kita Anya. Aku harus mempersiapkan apapun supaya kita dan anak kita hidup nyaman nantinya”.

“Kau sudah mulai menjadi ayah yang baik” Anya mengecup pipi Daniel.

Daniel tertawa pelan lalu beberapa detik kemudian tawanya menghilang. “Kalau Jason tau aku menikah pasti dia akan senang kan Anya?”.

Anya tersenyum sedih lalu menganggukkan kepalanya. “Tentu saja Jason akan bahagia. Dia akan melihat kita yang membesarkan anak-anak dengan baik, jadi kisah kalian tidak akan terulang lagi”.

“Orang-tua kita juga akan senang” sambung Anya menatap Daniel.

Suaminya mengangguk lalu tersenyum bahagia.

“Sudah hampir malam, aku akan mandi dan menyiapkan makan malam untukmu” ujar Anya melepaskan pelukan Daniel.

Daniel meletakkan jaket panjang di sofa lalu Anya terkejut melihat Daniel yang sedang melepaskan kemejanya di ruang tamu.

Anya menatap curiga. “Apa yang kau lakukan Daniel?”.

“Tentu saja aku akan mandi” jawab Daniel berwajah polos.

“Tidak bisakah kau membuka bajumu di kamar. Ini ruang tamu Daniel” Anya memalingkan wajahnya. Ia masih belum terbiasa dengan telanjang dada pria yang baru saja menjadi suaminya.

“Who cares. Ayo kau juga harus melepaskan bajumu” Daniel memegang baju Anya untuk dilepaskan.

“Aku akan mandi setelah kau mandi. Jadi kau duluan saja Daniel” Anya memegang erat bajunya. Pikirannya mulai menerka apa maksud perkataan Daniel.

Daniel menyeringai. “Aku memang mau mandi, tapi aku tidak bilang akan mandi sendirian”.

Wajah Anya mulai memanas. Ia berpikir keras untuk keluar dari situasi memalukan ini. sebuah ide muncul dan Anya segera memegang kepalanya seraya memasang raut wajah menahan sakit.

“Aku.. aku sedang tidak enak badan. Kau saja dul…

“Aku akan mendengarkan keluhan mu di kamar mandi” Daniel mengangkat tubuh Anya dan membopong istrinya ke kamar mandi.

Anya memekik, terkejut tubuhnya diangkat tanpa peringatan, sepanjang perjalanan dari ruang tamu menuju kamar mandi pribadi mereka. Anya terus meronta ingin dilepaskan namun tidak digubris oleh Daniel.

Sepasang suami istri itu masuk ke kamar.

“Turunkan aku Daniel. Aku tidak ingin mandi bersamamu. Mengapa kau begitu ker… kyaa.. dimana kau menyentuhku? Daniel.. Daniel.. hmm.aah”

Acara mandi bersama tersebut dibuka dengan adegan erotis yang hanya mereka berdua yang tau.

&&&

Daniel masuk ke kamarnya dan tersenyum geli melihat Anya yang menutupi tubuhnya dengan selimut.

“Kau masih marah sayang?” Daniel duduk ditepi tempat tidur.

“Aku tidak berbicara denganmu. Kau sudah tau bathup bukan tempat yang nyaman untuk kita melakukan itu tapi kau sama sekali tidak mendengarkan ku” Ucap Anya memanyunkan bibirnya.

Punggungnya terasa sakit karena berbaring di tempat yang sempit seperti bath up.

“Baiklah. Aku meminta maaf” Daniel membelai rambut panjang Anya.

Anya memutar bola matanya. “Nada bicaramu tidak terdengar serius. Aku tidak mau memaafkan mu".. 

“Aku serius Anya. Lagipula ini tidak sepenuhnya salahku. Kau juga menikmatinya bukan?” tanya Daniel menggoda.

“Ti.. tidak. Bagaimana bisa aku menikmatinya” Jawab Anya gelagapan. Wajahnya memanas karena perkataan Daniel.

Seringai Daniel kembali tercipta.
“Benarkah? Aku tidak berpikir seperti itu. kau bahkan sampai…”

Anya memekik dan segera menutup mulut Daniel. “Jangan teruskan lagi Daniel”

“Jadi kau mau memaafkan ku?” tanya Daniel melepaskan tangan Anya yang membekap mulutnya lalu menggenggam erat tangan istrinya. 

“Kau berjanji tidak akan melakukannya lagi?” tanya Anya memberi syarat.

“Ya. Aku janji tidak akan melakukan lagi… untuk hari ini” ujar Daniel serius.

Anya berdecak kesal lalu kembali membaringkan tubuhnya.

“You jerk”

“But you love this jerk, isn’t?”

“Hm. I am so stupid. Why I love so much a jerk like you?” tanya Anya kepada dirinya sendiri.

Daniel mengecup bibir Anya. “Because you are my destiny. Eventhough I am a lady-killer. I can play with anyone except you”.

“Jadi aku penakluk lady-killer?” tanya Anya tersenyum bangga.

Daniel mengangguk lembut.

Anya segera memeluk Daniel, mulai sekarang hidup mereka akan dibuka di lembaran baru. Apapun yang terjadi, mereka hanya akan ingat satu hal, bahwa mereka ditakdirkan untuk bersama oleh karena itu masalah apapun yang akan menunggu mereka kedepan pasti bisa mereka hadapi bersama.

Cinta Sang Lady Killer (UDAH TERBIT)Where stories live. Discover now