Aldorado 47

890 73 1
                                    

Gagal ciuman🍃

Happy reading ....

Tepuk tangan saling saut menyaut setelah Dona menyelesaikan beberapa lagu yang ia nyanyikan di atas panggung. Ya, Dona kini sudah kembali menjalankan rutinitas seperti biasa. Semuanya berjalan dengan lancar, selancar perasaannya yang mengalir tanpa beban.

"Seperti biasa, penampilan kamu selalu memuaskan." Puji Rangga, ia mengelap peluh yang mengalir di kening Dona dengan lembut.

"Terima kasih," Dona tersenyum lebar. "Aku tau aku memang hebat." Pujinya pada diri-sendiri.

Rangga mencibir pelan, "ganti baju sana! Kamu harus bekerja dua kali lipat untuk mengganti waktu cuti mu selama sebulan lebih."

Dona melongo tak percaya, matanya mengerjap pelan, "what?"

"Udah sana ganti baju terus masak di dapur. Sana!" Rangga mendorong pelan punggung Dona. Ia berusaha untuk tidak tertawa melihat wajah Dona yang menurutnya lucu.

Dona menggembungkan pipinya lalu berjalan dengan langkah yang di hentak-hentakan. "Tunangan siapa sih tu? Bikin kesel aja kerjaannya, dasar." Rutuk Dona.

"Tunangan kamu loh itu," ucap Bayu terkekeh pelan. Ia baru saja datang dari tugasnya untuk mengantarkan makanan.

Dona sedikit tersentak, "eh bang Bayu. Audy mana bang?" Tanya Dona spontan.

Bayu menggeleng pelan lalu mengisyaratkannya untuk menoleh kebelakang. Dona menurut, ia menoleh dan mendapati Audy yang sedang memegang sebuah plastik hitam di tangannya.

"Ngapain lo cari gue?" Tanya Audy.

Dona tersenyum polos sambil menggaruk pangkal hidungnya. "Gak ada apa-apa, hehe." Jawab Dona.

Audy menyernyit, "aneh lo." Ketusnya. Hari pertama dapet, membuat emosi Audy tidak stabil. Audy berjalan melewati Dona lalu menyodorkan plastik hitam yang di bawanya ke arah Bayu.

"Orderan lagi bang, kali ini lebih jauh dari sebelumnya." Ucap Audy.

Bayu menerimanya di sertai decakan kecil. "Abang cape dy. Istirahat dulu ya, lima menit aja." Pintanya setengah merengek.

Audy menggeleng tegas. "Gak bisa! Ini pesenan pak Reno. Tuh orang harus tepat waktu. Yang suka ngorderin barang pada sibuk, Audy mah ogah nganterinnya." Keluh Audy.

Mendengar kata Reno, raut wajah Bayu berubah seketika. "Biar Abang aja yang nganterin."

Dona menatap Bayu yang dengan cepat berjalan keluar lalu menatap Audy. "Pak Reno buat ulah lagi?" Tanya Dona.

Audy menghela napas lalu berjalan menuju dapur bersama Dona di sisinya. "Makin jadi, satu bulan sejak lo pulang kampung, pak Reno sering banget datang ke sini. Kadang, tuh orang nyamperin gue ke dapur," Audy menjeda sambil menggeleng kecil. "Setiap kesini, pak Reno sama bang Bayu pasti berantem." Sambungnya.

Dona mengangguk pelan, "terus?"

Audy melirik Dona dengan ekor matanya, "terus ...,"

Dona menatap Audy dengan kepala yang sedikit di miringkan, kalimatnya yang menggantung membuat Dona penasaran. Audy menggindikan kedua bahunya acuh. "Ya gitu."

"Ah! Lo mah gak asik." Dona mendelik kesal.

Audy terkekeh pelan, "nanti gue ceritain di rumah."

Mata Dona sedikit menyipit saat menatap Audy. Ia mengangkat jari telunjuknya untuk menunjuk Audy. "Awas ya!"

Dor!

Dona dan Audy terperanjat saat ada sebuah suara mengagetkan mereka dari belakang. Sang pelaku kini terkekeh senang saat ulahnya membuahkan hasil. Keduanya Replek menoleh kebelakang, di sana terdapat Sisil yang tengah tertawa.

HELLO DONA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang