Aldorado 37

420 41 4
                                    

Kunjungan🍃

Happy reading ....

Setelah sampai rumah, Rara berlari sambil terisak pelan. Hatinya sangat sakit, ia tidak menyangka bahwa Aldo akan membentaknya.

Arina yang tengah menyiram bunga terkaget saat mendengar pintu mobil yang di tutup cukup kerah. Dahinya menyernyit melihat Rara yang berlari dengan derai air mata, lalu melewatinya begitu saja.

"Sayang, kamu kenapa?" Pertanyaan Arina sama tidak mendapatkan jawaban apapun. Rar lebih memilih mempercepat larinya menuju tangga. Ia bahkan tidak sadar jika ada orang asing yang terus memperhatikannya.

Panik, Arina pun membuang selang ke tanah lalu berlari kedalam rumah. "Rara! Kamu kenapa, ra? Kamu kenapa, bilang sama ibu. Rara." Teriak Arina.

Ronald dan Allya saling tatap. Ya, kedua orang asing itu adalah sepasang kekasih yang sengaja mampir ke rumah calon kakak mereka. Niat untuk bercoleteh ria bersama, hingga mereka rela menunggu Rara pulang, ternyata malah di suguhkan dengan pemandangan seperti itu.

"Kamu tunggu di sini, aku mau nyusul tante Arin." Ucap Allya

Setelah mendapati anggukan dari sang kekasih, Allya dengan cepat melangkahkan kakinya dari tangga menuju lantai atas. Di sana, terlihat Arina yang sedang mengetuk pintu kamar Rara sambil berteriak memanggilnya.

"Ra! Rara, kamu kenapa sayang? Bilang sama ibu, apa yang terjadi padamu."

Sudah lebih dari lima kali Arina bersuara memanggil nama Rara sambil menggedor pintu, tapi lagi lagi hasilnya tetap sama, tidak ada jawaban.

"Tante," panggil Allya.

Arina berbalik, Raut khawatir terpancar jelas di wajah cantiknya.

"Rara kenapa?" Tanya Allya.

Arina menggeleng lemah, "tante gak tau Al. Dari tadi tante panggil gak keluar, pintunya juga di kunci, tante jadi khawatir."

Allya memandang pintu lalu menatap Arina dengan senyum tipis. "Tante tenang ya, biar Allya yang manggil."

"Tapi-"

"Percaya sama Allya," potong Allya meyakinkan. "Kalau boleh Allya tau, apa tante punya kunci cadangan?" Sambungnya.

Arina sontak menepuk jidat menyadari kesalahannya. "Kenapa tante bisa lupa," keluhnya. "Tunggu sebentar, tante ambil dulu di kamar."

Mendapat anggukan Allya, Arina segera beranjak untuk mengambil kunci cadangan. Lima menit menunggu, Arina kembali lalu menyerahkan kunci itu pada Allya.

"Ini kuncinya."

Allya tersenyum, ia mengambil lalu memasukan kunci itu kemudian memutarnya. Bunyi 'klik' terdengar menandakan bahwa pintu kini sadah tidak lagi terkunci.

"Tante bisa kembali mengerjakan pekerjaan tante yang tertunda. Di sini, biar Allya yang tangani." Ucap Allya.

Menghela napas, Arini mengangguk lesu. Melihat anaknya menangis membuatnya ikut merasakan sakit. "Tolong bantuannya ya, Al." Ucap Arina menepuk pundak Allya.

Setelah Arina tidak lagi terlihat, Allya membuka pintu secara perlahan. Suara isak tangis terdengar saat pertama pintu terbuka.

Allya menatap Rara yang memunggunginya. Bisa Allya lihat kedua bahu Rara yang bergetar. Mengambil napas, Allya berjalan mendekati Rara lalu duduk di sampingnya.

Keasikan menangis, Rara sampai tidak sadar bahwa di sampingnya terdapat wanita yang duduk sambil menatapnya lekat. Allya menepuk pelan pundak Rara, membuat Rara sedikit terkejut dan menolehkan kepala.

HELLO DONA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang