Aldorado 34

432 41 8
                                    

Resah🍃

Happy reading ....

Setelah acara makan malam selesai, Aldo langsung meminta ijin kepada kedua orang tuanya untuk membawa Rara bicara empat mata.

Di sinilah mereka sekarang. Di taman belakang rumah Aldo, saling diam tanpa ada satupun yang membuka bicara.

Rara menundukan kepalanya, ia sedikit takut dengan Aldo yang terus menatapnya tajam. Aldo sendiri, ia bersidekap dada sambil menatap Rara dengan tatapan sulit diartikan.

"Sejak kapan?" Tanya Aldo memecah keheningan.

Rara sedikit mendongak, "tentang?"

"Maksud mereka!" Jawab Aldo cepat.

Rara kembali terdiam. Ia kembali mengingat kejadian beberapa menit lalu. Aldo sama sekali tidak mengiyakan atau menolah apakan dia mau menerima perjodohan ini. Aldo malah mengalihkan perhatian mereka dengan membawanya kesini.

"Dua bulan yang lalu." Rara kembali menunduk.

Aldo menahan napas menekan emosinya. "Dua bulan lo ke Jerman. Dua bulan lo gak ngabarin gue. Tau-tau pas pulang, lo ngasih kejutan. Hebat." Ucap Aldo dingin.

Rara kembali mendongak, eksperinya sedikit menampilkan raut terkejut. "Gue kira lo udah tau."

Aldo menggeleng, "nggak. Mom sama dad sama sekali gak ngasih tau kalau cewe yang bakal mereka jodohin sama gue itu lo."

"Sorry." Ucap Rara tiba-tiba.

"Untuk?"

"Gue udah berusaha menggagalkan rencana mereka. Tapi gue gak bisa. Melihat seberapa antusiasnya nenek, buat gue gak bisa melangkah lebih jauh. Maaf." Ucap Rara.

Aldo mengacak rambutnya frustasi. "Gue sayang sama Dona." Ricau Aldo sambil menunduk.

Hati Rara merasa sedikit tersayat, pengakuan Aldo membuat hatinya patah. Menunduk dalam, Rara memejamkan matanya, menghalau cairan bening yang hendak keluar. Dari perkataannya saja, Rara sudah menebak bahwa Aldo menentang perjodohan ini.

"Gue tau."

Keduanya sama-sama menunduk, berperang dengan batinnya masing masing. Saling diam tanpa pergerakan apapun. Aldo adalah orang pertama yang mendongak, saat hendak berucap, dentingan ponselnya membuat perhatian Aldo teralih.

Dad

Terima! Jangan buat ayah malu, atau kamu pergi dari rumah.

Aldo tau apa arti pesan dari ayahnya ini. Itu artinya Damian tidak main-main dengan ancamannya kemarin. Aldo mengeratkan pegangan ponselnya. Ia ingin sekali menggagalkan perjodohan ini, tapi ia juga tidak ingin meninggalkan rumah ini. Bukan karna kehidupan serba mewah miliknya, tapi ia tidak ingin menjadi anak durhaka.

"Apa lo mau menerima perjodohan ini?" Tanya Rara.

Aldo masih terdiam, lalu menatap dalam sahabat kecilnya itu. "Gue baru aja baikan sama Dona. Gimana kalau dia tau tentang ini. Gue gak mau di kecewa lagi."

Sekali lagi, hato Rara berdenyut sakit. "Kalau begitu ... jangan sampai Dona tau tentang ini. Setidanya untuk saat ini. Kita pikirkan cara untuk memberitahukannya di waktu yang tepat. Sebelum itu, lo bisa dengan bebas jalan sama dia, tanpa peduli kalau gue tunangan lo." Ucap Rara bernegosiasi.

Mereka berdua saling tatap. Di dalam hati, Aldo memang menyayangi Rara, tapi tidak pernah terbesit di pikirannya untuk memiliki hubungan lebih dengan Rara. Aldo hanya menginginkan Dona yang menjadi masa depannya.

"Lo-"

"Den, non, kalian di minta tuan untuk segera kembali." Ucap mang Udin, salah satu tukang kebun di rumahnya.

HELLO DONA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang