Aldorado 9

1.7K 162 11
                                    

Tekat dan coklat🍃

Happy reading....


"Don, Dona tunggu!"

Dona terus melangkah, menghiraukan Aldo yang terus mengejarnya. Tujuannya saat ini adalah keparkiran mengambil motornya lalu pergi dari kampus tempat ia belajar. Biarlah membolos sehari, ia ingin segera pulang ke kostsannya lalu tidur.

Sebuah tangan berhasil mencekalnya. Dona berbalik dan menatap datar Aldo yang berhasil menangkapnya.

"Dona plis, kasih aku waktu untuk bicara," pinta Aldo.

Dona merotasikan kedua bola matanya malas. Ia masih diam, sebagai ganti nya, Dona mengangkat satu alisnya seolah berkata 'apa?'

"Aku minta maaf, tolong jangan hukum aku kaya gini, aku masih sayang sama kamu. Kasih aku kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita." Ucap Aldo, Dona tetep diam, ia bahkan tidak berniat sedikitpun menatap Aldo.

"Aku akui aku salah, aku egois, aku sering buat kamu sakit hati. Aku gak akan marah jika kamu nyinggung Rara lagi, kamu berhak negur aku, kamu berhak nyalahin aku bahkan kamu berhak nyalahin Rara." Ucap Aldo dengan wajah menunduk.

Sakit, itu yang Dona rasakan saat ini. Kemana aja Aldo selama ini. Kenapa baru sekarang ia mengakui kesalahanya. Semua, setelah kisah cinta itu berakhir, kenapa?

Dona menggeleng mengenyahkan segala pemikirannya.

"Di sini gak ada yang salah, lo gak salah, Rara juga gak salah. Ini semua murni kesalahan gue. Gue yang terlalu berharap sama lo." Ucap Dona dengan wajah datar.

Aldo menggeleng, "kamu gak salah na, Restu bener, aku memang egois, gak pernah ngertiin perasaan kamu, sering ngabain kamu, jarang ada di samping kamu, padahal kamu lagi butuh aku. Maaf aku gagal buat kamu bahagia."

"Kemana aja?" Ucap Dona lirih.

"Kemana aja kamu selama ini? Kenapa baru sekarang kamu sadar? Di saat aku mulai untuk tidak peduli kenapa kamu mengejar? Kenapa?" Tanya Dona dengan mata berkaca.

Aldo tidak menjawab, ia langsung membawa dona kedalam dekapannya. Dona kembali menangis, ia sama sekali tidak membalas pelukan Aldo, sebaliknya ia memberontak, Dona memukul kasar dada Aldo meski si empunya tetap memeluknya erat.

"Kenapa do? Kenapa di saat hati gue udah hancur lo peduli. Sakit do ... sakit! Di abaikan itu perih, apa gunanya suatu hubungan jika salah satu dari kita lebih peduli sama orang lain. Gue kesiksa do. LO JAHAT! LO BIARIN HATI GUE TERLUKA SEDANGKAN LO DENGAN SANTAINYA JALAN SAMA CEWE LAIN! LO SELALU INGKAR JANJI LO, GAK PEDULI SAMA GUE." Bentak Dona di tengah tangisannya.

Buruntung tempat mereka saat ini sedang sepi. Aldo tetap mempertahankan posisisnya. Memeluk Dona meski perempuan itu terus berontak. Mendengar Dona nangis membuat hatinya sesak. Kini ia sadar, ia harus tegas. Aldo harus bisa membedakan mana perhatian untuk sahabatnya, mana perhatian untuk kekasihnya. Aldo janji tidak akan mengabaikan kekasihnya lagi.

"Gue tau Aldo ... gue tau, gue tau Rara sahabat lo, tapi bukan berarti lo bisa ngabain gue, lo selalu langgar janji lo sama gue buat jalan sama dia. Sebagai cewe, hati mana yang tahan di perlakukan seperti itu. Lo seolah ijin buat selingkuh, gue bingung do, sebenarnya yang pacar lo itu siapa?"

"Pacar aku itu kamu bukan Rara atau siapapun." Ucap Aldo sambil mengelus Rambut Dona yang kini sudah tidak lagi berontak.

Dona mendorong Aldo, menghapus kasar Air matanya lalu menatap Aldo sendu. "Sayang nya saat ini gue bukan lagi pacar lo."

Aldo diam, kata kata Dona benar-benar menyentil ulu hatinya.

"Aku mohon kasih aku kesempatan kedua. Aku ingin memperbaiki semuanya." Ucap Aldo dengan mata berkaca.

HELLO DONA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang