Aldorado 2

1.9K 216 18
                                    

Revisi kedua di hari yang sama.

Aku mau nanya nih, kalian nemu ni cerita dari mana?

Apapun jawaban kalian, terima kasih telah membaca cerita abal-abal aku ini.

Suka sama cerita ini? Jangan di simpen sendiri ya, bagikan juga dengan teman kalian, kita halu bersama, oke😉.

➖➖➖➖

Vote dari kalian sangat berarti di sini. Jadi vote ya, gratis kok, kalian bisa vote secara ofline juga.

Follow akun Author yang tertera di bio.

Kritik, krisan sangat membantu Author. Jadi jangan sungkan.

Oke selamat membaca.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Lagu untuk Aldo🍃

Dona menarik napas panjang lalu membuangnya perlahan. Satu demi satu anak tangga ia naiki. Sesampainya di atas dona melihat sekeliling. Hal pertama yang ia lihat adalah keberadaan Aldo dan Rara yang masih belum menyadari kehadirannya.


Duduk di kursih yang sudah di sediakan. Masih dengan memangku sebuah gitar, Dona memajukan mikrophone agar lebih dekat dengannya.

Alunan nada dari gitar yang ia petik mulai terdengar. Pelan tapi pasti semua orang mengarah padanya. Matanya masih tertutup, menikmati setiap petikan yang ia buat. Sedikit memajukan tubuhnya, bibir Dona mulai bergerak menyanyikan sebuah bait lagu.

Menghitung hari, Detik demi detik ....
Menunggu itu 'kan menjemukan ....
Jalan cerita, kisah yang panjang, menghitung hari ....

Suara indah Dona membuat para penonton terpana, termasuk Aldo dan Rara. Mereka yang awalnya saling suap-menyuap segera menghentikan kegiatannya, manik keduanya memandang lekat Dona yang bernyanyi di depan.

Mata Dona perlahan terbuka tepat menghunus mata Aldo. Bukan tatapan tajam, melaikan tatapan sayu yang membuat dada Aldo bergemuruh.

Jangan kau beri, harapan padaku ....
Seperti ingin tapi tak ingin ....
Yang aku minta, tulus kasihmu, bukan pura-pura ....

Bait yang seakan kata hati dari Dona sendiri berhasil menyentil dada Aldo. Tatapan itu, Dona tersenyum saat Aldo menatap lekat wajahnya.

Pergi saja dirimu pergi ....
Bilang saja pada semua ....
Biar semua tau adanya ...
Diriku kini sendiri ....

Dona memainkan instroumen lagi dengan sepenuh hati. Hingga di bait lagu yang Dona nyanyikan membuat dada Aldo lagi lagi bergetar hebat.

Untuk apa hadirnya cinta ....
Jika kau tak merasa yang sama ....
Hati kecil ku berbicara ....
Ku ikhlas dirimu ....

Dona menghentikan sejenak petikan gitarnya. Tersenyum semakin lebar manatap mata Aldo yang terus menatapnya, beralih menatap Rara yang tengah mengaguminya, perlahan Dona mengambil napas lalu menghemuskannya pelan.

Satu petikan kecil gitar yang akan mengakhiri lagunya mulai ia mainkan.

Pergi.

Habis sudah lagu pertama ia mainkan, riuh tepuk tangan menggema setelahnya. Dona memang Artis Caffe yang sudah melejit namanya. Banyak yang mengaguminya. Bahkan ada yang menyuruhnya untuk ikut audisi termasuk bos nya sendiri.

HELLO DONA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang