Aldorado 7

1.8K 185 26
                                    

Revisi egain!

Vollow akun aku jangan lupa.

Harap tekan tombol bintang di sisi kanan bawah layar wahai teman teman. Terima kasih.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Marah dan kecewanya Aldo🍃


Happy reading.....

PRANG!

BUGH!

PRANG!

PRANG!

BUGH!

PRANG!

"Argh!"

Pecahan kaca bertebaran di mana-mana. Kasur, rak buku, dan beberapa perabotan yang tertata rapi kini berantakan bak kapal pecah. Kamar apartemen yang nyaman dan tenang berubah begitu menyeramkan.

Aldo terus meninju apapun yang berada di sekitarnya, menendang barang apapun yang bisa di jangkau kakinya. Aldo sama sekali tidak peduli dengan tangannya yang sudah mengalir banyak darah. Jutaan emosi yang meluap membuatnya kalap. Aldo bahkan tidak menyadari kehadiran Rara di kamar apartemennya.

"Aldo stop! Jangan kaya gini." Teriakan Rara yang sudah beberapa kali terdengar sama sekali tidak Aldo gubris.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Prang!

Brak!

Rara menutup mulutnya agar tidak berteriak saat Aldo bertingkah semakin brutal. Ini bukan Aldonya. Hatinya teriris melihat Aldo yang seperti kehilangan jati diri.

Bugh!

Pukulan terakhir, Aldo ambruk ke lantai dengan napas memburu. Rara yang berada tidak jauh dari Aldo, langsung mendekap laki laki itu dengan erat. Ia tidak ingin sahabatnya ini kembali menyakiti diri sendiri. Hatinya sakit. Sangat sakit.

"Aldo, please jangan kaya gini. Gue takut." Bisik Rara. Nadanya yang sedikit bergetar menandakan bahwa Rara sedang berusaha keras untuk menyembunyikan isakannya.

"Gak berguna banget gue, ra. Gue gagal mertahani orang yanh gue sayang. Gue emang berengsek, ra. Berengsek." Gumam Aldo menyalahkan dirinya sendiri.

Rara dengan cepat menggeleng. "Gak, Aldo, jangan ngomong kaya gitu. Lo itu cowo terbaik aldo. Terbaik. Jangan anggap lo laki laki berengsek. Gue gak suka."

"Terbaik buat lo tapi nggak buat Dona. Harusnya gue denger omongan Restu waktu itu, gue nyesel." Ucapnya frustasi.

Rara melepaskan pelukannya. Menatap Aldo yang menunduk penuh penyesalan.

"Jadi lo nyesel sering ngeluangin waktu lo buat gue?" Tanya Rara.

Aldo reflek menggeleng, "Nggak gitu, gue-"

"Gue tau harusnya gue tau diri. Gak egois, sampai waktu lo sama dia gak ada gara-gara gue. Maaf harusnya gue gak buat hubungan kalian renggang." Potong Rara.

Rara berdiri lalu mengambil tasnya yang tergeletak sedikit jauh darinya.

"Kejar kalau lo sayang dia. Prioritasin apa yang seharusnya lo prioritasin. Gue gak akan nuntut lo lagi buat selalu di sisi gue. Lo berhak nolak ajakan gue. Gue pulang dulu." Sambungnya, setelah itu Rara melangkah pergi meninggalkan Aldo yang termenung.

HELLO DONA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang