Aldorado 46

805 79 8
                                    

Status🍃

Happy reading ....

Aldo menatap Dona dan Rangga dengan tatapan tidak percaya. Ini seperti mimpi. Satu bulan Aldo mencari Dona, satu bulan Aldo merindukannya, dan di saat orang yang Aldo cari ada di depannya, Dona datang dengan kejutan yang besar.

"Dona ... kamu? Tolong katakan jika apa yang di katakannya bohong," Aldo menatap Dona, di matanya terdapat harapan penuh. Aldo berharap ini cuman mimpi buruknya.

Dona menoleh menatap Aldo. Tangannya dengan anggun turun dari rahang Rangga. Dona tersenyum kemudian menggeleng pelan. "Maaf, tapi apa yang di katakan kak Rangga itu benar." Jawab Dona.

Sesak, dadanya saat ini terasa sesak. Aldo menggeleng tidak terima, sangat berbeda dengan Rangga yang tersenyum puas. Tanpa sungkan Rangga mencium kening Dona mesra.

"Nggak! Kamu pasti bohong kan?" Seru Aldo mencoba merebut Dona. Tetapi, Rangga dengan sigap kembali membawa Dona dalam dekapannya. Sebelum Rangga mengutarakan protes, Audy datang menggantikan dirinya.

"Sadar diri dong! Lo udah punya istri!" Bentak Audy menatap Aldo nyalang.

Menurut Audy, Aldo itu laki-laki terbajingan. Bisanya cuman nyakitin, egois, tidak pernah mengerti perasaan sahabatnya. Saat di tinggal, Aldo mati-matian membujuk Dona. Tapi, saat Dona ia dapatkan, Aldo dengan tega kembali menyakiti hatinya. Kurang berengsek apa coba.

Dona menatap Audy penuh kerinduan. Dona melepas tangan Rangga yang memeluk pinggangnya dan beralih memeluk Audy. "Aaa! Audy, gue kangen banget sama lo."

Mata Audy yang di penuhi kebencian berubah seketika saat Dona memeluknya. Tak mau kalah, Audy pun membalas erat pelukan Dona.

"Wellcome back Dona, selamat juga atas pertunangan kalian," Audy memberika kedipan kecil pada Rangga. "Maaf gue gak bisa hadir. Lo tau sendiri kan lah, tugas dari pak Reno itu numpuk banget, di tambah lagi tugas dari tunangan lo yang seabrek." Sambung Audy di akhiri kekehan.

Rangga yang merasa tersindir langsung mendengus kecil. Banyak tugas juga dapet bonus kali, nggak buang-buang tenaga doang, begitu pikirnya.

Dona ikut terkekeh kecil. "Iya, gue tau."

Mata Allya mengerjap beberapa kali. Ia sangat terkejut dengan kehadiran Dona yang tampil berbeda. Apalagi, saat Aldo terang terangan memeluk Dona di depan istrinya. Keterlaluan! Kenapa wanita rendah itu ada di sini, apa tujuannya? Siapa yang mengundangnya?

"Lo gak salah tempat, perasaan keluarga gue nggak pernah ngundang orang dengan kasta rendah kaya lo?" Tanya Allya sarkas.

Rara meremas tangan Allya dan menggeleng pelan. Rara tau, sahabat yang kini telah menjadi suaminya sedang mengalami guncangan. Rara tetap diam karena tidak ingin menambah beban perasaan suaminya. Rara juga tidak ingin membuat suasana yang tegang ini tambah memanas dan berakibat buruk pada acara pernikahannya.

Allya menyipit tajam. Ia kembali memperhatikan Dona dari atas ke bawah. Mau di lihat dari manapun, dari baju dan sepatu, hingga tas sekalipun, belum lagi dengan perhiasan yang Dona kenakan, Allya tafsir memiliki harga fantastis. Allya melirik Rangga dan kembali menatap Dona kemudian mengangguk paham. Sekarang Allya mengerti, pertunangannya dengan pemilik Caffe itu membuat kehidupan Dona berubah drastis.

"Gue paham sekarang, kehadiran lo kesini pasti atas nama Yudistira. Beruntung banget sih lo, sayang gue baru tau kalau keluarga dari tunangan lo ini salah satu teman bisnis bokap gue." Ucap Allya tersenyum mengejek.

Audy menatap Allya tajam. Ia berjalan hendak menghajar Allya, namun Dona dengan cepat menahannya. Audy berbalik, menatap Dona dengan tatapan protes. Dona tersenyum lalu menggeleng kecil. Mengerti maksud Dona, Audy memejamkan matanya sebentar sambil menghela napas pelan. Melihat itu bibir Dona semakin menipis, setelahnya Dona menatap Allya.

HELLO DONA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang